Warning!! Ada adegan NC / 21+
Bagi yang merasa masih di bawah umur, diharapkan untuk segera keluar.
Gee sudah memberi peringatan, selanjutnya adalah tanggung jawab kalian yang masih bandel mampir ke sini.
Dan kalau ada yang keberatan atau tidak suka dengan adegan seperti ini, jangan dibaca.
>_<
.
.
Setelah menurunkan Amel di tengah perjalanan, Khanza langsung menuju rumah Alvin. Ia memarkirkan mobilnya dengan terburu-baru. Ia keluar dari mobil dan berputar membukakan pintu untuk Alvin.
"Ayo." Khanza menarik tangan Alvin untuk turun dari mobil. Setelah Alvin turun, Khanza mengunci mobilnya dan membawa Alvin menuju depan rumah. Alvin pun membuka pintu dengan kebingungan.
'Ada apa dengan Kak Khanza?'
Pintu yang berhasil dibuka itu membuat Khanza langsung masuk dan mengunci kembali pintunya. "Kak Gerna nggak ada dirumah, kan?" Tanyanya sambil tetap membawa Alvin menuju kamar Alvin.
"Nggak ada, dia kabarin gue kalo dia pulangnya besok."
"Bagus." Mereka masuk di kamar Alvin. Khanza mengunci pintunya dan langsung membanting tubuh Alvin, lalu ia menindih tubuh ringkih Alvin.
"K-Kak? Kenapa sih?"
"Gue cuma mau buktiin ke lo kalo yang gue omongin tadi benar. Cuma lo yang bisa bikin gue tegang." Khanza menurunkan wajahnya dan langsung menyerang leher mulus Alvin.
"Ah, Kak...hmm.." Erangan Alvin membuat selangkangan Khanza sesak. Ia menjauhkan kepalanya dari leher Alvin dan memandang wajah Alvin.
"Percayakan sekarang?" Alvin hanya bisa mengangguk masih dengan memejamkan matanya, tidak berani menatap Khanza.
Khanza tersenyum kecil melihat Alvin yang begitu pasrah, bahkan ia semakin horny saat Alvin menggigit bibir ranumnya, membuat ia juga ingin menggigit bibir itu.
"Hmm..ahh.." Suara Alvin terbenam karena mulutnya kini ditutupi oleh bibirnya Khanza. Dengan kasar ia menyesap bibir Alvin bahkan sampai membuat bibir itu membengkak.
Khanza membuka kancing-kancing seragam Alvin. Bahkan sangking tidak sabarnya ia sampai membuat kancing itu terlepas. Bibirnya kembali turun pada leher Alvin yang ada sedikit luka goresnya.
"Akh..sakiit..shh" desahan sekaligus rintihan Alvin tidak digubris oleh Khanza, ia malah semakin bersemangat menyentuh Alvin. Tangannya sudah turun menuju kancing celananya. Ia berhasil menurunkan ziper dan membuka kancingnya. Tangannya yang baru saja ingin memasuki celana itu terhenti saat tangan halus Alvin menahannya.
Khanza meringis dengan reaksi Alvin. Apa dia harus bersolo lagi seperti waktu itu?
"Maaf kalo gue buat lo takut." Khanza menarik tangannya dari celana Alvin dan bangkit. Hendak menuju kamar mandi.
"Ma-mau kemana?" Tanya Alvin bingung.
Khanza tersenyum. "Mau nuntasin ini." Katanya sambil menunjuk selangkangannya.
Wajah Alvin memerah. Dapat ia lihat celana Khanza begitu gembung membentuk sesuatu. 'Astaga, masih di dalam celana saja sudah sebesar itu. Apalagi kalau dikeluarkan?'
Khanza hampir melangkahkan kembali kakinya sampai sebuah tangan menarik baju bagian belakangnya.
"Hmm, nggak perlu ke kamar mandi. Gu-gue bisa bantu nuntasin kok, itu kalo lo mau."
KAMU SEDANG MEMBACA
Wins For Bets [BOYXBOY]
RandomAlvin, pemuda SMA yang selalu menang taruhan, malah dikalahkan oleh gadis cantik yang sudah merebut hatinya, Amel. Ternyata gadis itu seorang fujoshi gila yang berusaha menjodohkan Alvin dengan kakak kelas mereka yang begitu terkenal di sekolahnya...