110225

402 71 11
                                    

Hai, lama ya tidak ketemu Kala, maaf 🙏🏻
Aku bingung ini alurnya mau kemana 😭😭😭

Kalian gak bosen kan??

Notifnya masuk gak?

⚠ typo bertebaran ⚠

✨️happy reading ✨️✨️

...

"Udah boleh pulang?" Tanya ayah saat melihat infus di tangan Kala sudah terlepas, piyama yang telah berubah menjadi hoodie dan celana panjang, tidak lupa masker yang bertengger manis di wajahnya.

"Udah Om," jawab Yudis dengan memperlihatkan selembar kertas tanda sudah boleh pulang.

"Yaudah pulangnya bareng Om saja, Om bawa mobil," ajak ayah kepada ketiganya.

Kenan dan Yudis saling bertatapan, mempertimbangkan tawaran tersebut. "Boleh deh Om, tapi cuma Kala aja, soalnya kita berdua bawa motor."

Kala menatap tajam, setelah mendengar jawaban dari Yudis. "Aduh om, gausah. Biar saya bareng mereka berdua saja"

"Udah gapapa. sama saya saja naik mobil, kasian badanmu, masa baru sembuh udah kena angin," ucap ayah.

"Udah ikut aja, Kal," saran Kenan sambil menepuk bahu Kala.

"Iya, daripada naik motor, kena angin, kasian badanmu," tambah Yudis santai.

Kala mendengus, ia tidak punya pilihan lain. "Yaudah deh Om, tapi ga ngrepotin kan?"

"Nggak kok, lagian rumah Om kan searah sama tempatku," ujar ayah sambil tersenyum.

"Yasudah, ayo pulang sekarang, ngobrolnya lanjut nanti," ajak Kenan, yang sudah keluar duluan sambil membawa sebagian barang milik Kala, dan disusul Yudis dengan membawa sisanya.

Kala mendengus sebal melihat kelakuan keduanya. Turun dari ranjang dan menyusul langkah keduanya dengan langkah lebih santai.

Di belakang, ayah mengikutinya dengan sorot mata sendu. Dalam diam, ia membayangkan bagaimana anaknya berjuang sendiri selama ini, tanpa kehadirannya.

Banyak hal yang ingin dia katakan, tapi dia tau ini belum waktunya. Terbesit di hatinya untuk memdekap Kala, memberi kehangatan untuk tubuh yang lebih kecil darinya itu.

Sampai di parkiran, Kala berdiri di mobil yang dia tahu itu milik ayah Hayden. Menoleh ke belakang, menatap Kenan dan Yudis yang sedang bersiap dengan motornya.

"Kalo ada apa-apa, kabarin," ucap Yudis sebelum melaju meninggalkan area parkiran, disusul oleh Kenan.

"Ayo Kal, masuk," ajak ayah.

Kala membuka pintu, dan melangkah masuk tanpa berkata-kata.

Mobil melaju meninggalkan area rumah sakit, membelah jalanan kota yang lumayan padat. Kala menatap luar jendela, sementara ayah sesekali meliriknya.

"Kamu udah lama ngekos?" Tanya ayah, memecah keheningan.

Kala menoleh sekilas lalu mengangguk. "Iya, lulus SMP  langsung ngekos,"

"Orang tuamu tidak melarang?" Tanya ayah, mencoba memancing Kala untuk menceritakan kehidupannya.

"Ngga," jawab Kala, mengalihkan perhatian, enggan menatap ayah Hayden.

Ayah menghela napas pelan, tau bahwa Kala bukan orang yang mudah terbuka.

"Mau mampir beli sesuatu tidak? Biar nanti di kosan nggak perlu keluar lagi," tawar ayah, mencoba mengalihkan topik.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sandyakala | Haechan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang