Author's Side
Siapa yang tidak tau Chicago University? Salah satu dari 10 universitas terbaik di dunia! Wow.. bahkan untuk masuk ke sana nilai TOEFL harus lebih sari 550! Bukan hanya itu, bahkan bayaran yang harus dikeluarkan juga tidak tanggung-tanggung. $15.000 sd $20.000. Tapi jangan salah, berbagai macam fasilitas dan pembelajaran unggul unggul tersedia di sana.
Siapapun akan langsung terpikat, atau bisa juga 'ngeri' melihat bangunan khas universitas ini. Bangunan-bangunan tinggi dengan lapangan yang sangat luas (84 ha). Universitas yang terletak di Chicago, Illinois, Amerika Serikat. Jelas terasa sekali budaya Amerika di sana.
"Waah.. gak nyangka bisa belajar di sini!" Seru Adillah begitu turun dari taxi. Dia dan Gerry berhenti di depan gerbang universitas ternama itu terkagum-kagum. Hampir semua orang yang mereka lihat adalah orang asing. Ada juga orang-orang berwajah oriental khas Asia.
"Gue aja hampir nggak diterima Dil." Ucap Gerry dengan mata berbinar. Mereka berdua benar-benar seperti anak ayam dalam universitas ini. Terlihat culun dan tidak berkelas.
"Hey.. new comer? Right?" Seorang wanita berkacamata dengan kulit putih khas albino dan iris coklat terang. Serta rambut coklat sewarna dengan matanya berjalan mendekari Adillah dan Gerry. Dia berbadan tinggi langsing dengan blezer putih dan celana jeans panjang yang menutupi kaki jenjangnya.
Adillah dan Gerry mengangguk canggung. Wanita itu mengikat rambut coklatnya asal dan menggerakkan tangan meminta Gerry dan Adillah mengikutinya.
"Woah.. dia tinggi banget! Hampir setinggi lo Ger!" Bisik Adillah di telinga Gerry. Mereka masuk ke dalam sebuah gedung mewah khas eropa yang sudah ditumbuhi lumut pada dinding depannya. Memang tidak bisa menilai dari luarnya saja. Bagian dalam gedung itu sangat indah. Jika melihat ke atas, terdapat tangga-tangga yang menghubungkan antar lantai satu dan yang lain.
Bukan berarti tidak ada lift dalam gedung itu. Menaiki tangga membuatmu bisa melihat indahnya lukisan yang ada di langit-langit gedung. Begitu mengesankan bahkan hampir mirip dengan aslinya. Arsitek yang merancang bangunan ini pasti sangat berbakat.
"Oh.. I haven't know your name. Can you tell me?" Wanita itu berhenti di depan sebuah ruangan sambil memegang kenop pintu. Pintu yang dipahat dengan sangat indah. Ada lambang burung phoenix dan tulisan yang tidak dapat dibaca oleh Adillah maupun Gerry.
"Oh.. my name is Adillah and he's Gerry. Nice to meet you!!" Adillah tersenyum lebar. Dan Gerry hanya membungkukkan badan sedikit dengan wajah datar.
"Wow.. interesting!" Wanita itu melirik Gerry lalu membuka pintu. Dia mempersilakan Adillah serta Gerry masuk ke dalam.
Seorang laki-laki dengan rambut yang mulai memutih duduk di depan sebuah meja dengan tumpukan kertas di depannya. Rambutnya sudah hilang sampai ubun-ubun. Jenggot dan kumis tebal yang juga mulai memutih. Serta kacamata tebal yang bertengger tenang di hidung mancungnya. Sebuah name plate diletakkan di atas meja laki-laki itu. Prof. Lars Peter Manorv tertulis disana.
"Prof. Lars, this is the new comers." Laki-laki itu mengangguk dan mengangkat tangan mempersilakan si wanita keluar ruangan.
"Nice to meet you two. Gerry? And Adillah?" Suara berat dan berwibawa. Adillah dan Gerry mengangguk, tidak lupa sebuah senyuman menghiasi wajah mereka.
"Berarti masih ada satu orang lagi." (Ini ngomongnya pake b.inggris dan author udah cape mikirin bahasa inggrisnya jadi pake b.indo aja yap)
Adillah dan Gerry saling pandang. Maksudnya satu lagi? Apakah ada lagi yang ke sini dari Indonesia?
"Aahh.. akhirnya! Datang juga."
Tiga pasang mata menoleh pada seorang perempuan mungil dengan rambut dikepang dua. Perempuan itu terbelalak kaget, begitu juga dengan Gerry.
KAMU SEDANG MEMBACA
Traitor in My Life
Teen FictionAdillah, Rian dan Deksa adalah 3 sahabat yang sangat dekat. Banyak peristiwa yang mereka lalui bersama. Banyak hambatan dan halangan dalam persahabatan mereka, bahkan sampai masalah cinta. Ada juga Gerry, orang yang masuk dalam kehidupan persahabat...