🌕 56. Perhaps

115 14 12
                                    

Pertengahan Musim Gugur, 1361

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pertengahan Musim Gugur, 1361.

Hampir satu setengah tahun sejak reformasi pertama diumumkan, tapi tidak ada kemajuan yang berarti. Meski selama kurun waktu tersebut sudah banyak yang dilakukan Raja agar reformasinya sukses, namun itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada banyak hal yang terjadi walaupun Raja sudah memperkirakan setiap konsekuensinya.

Pada awalnya, para pejabat Yuan di Goryeo yang diusir secara halus oleh Raja tidak ingin mendengarkan titah ini. Justru sebagian dari mereka tetap tinggal di Goryeo dengan alasan ingin mempertahankan hak rumah, tanah dan harta kekayaan mereka di negara ini. Tapi karena Raja tidak ingin memberikan hak itu, akhirnya dia memaksa para pejabat Yuan untuk keluar dari negaranya dan kembali ke Yuan. Keputusan ini dibuat secara tegas untuk mengurangi pengaruh Yuan di Goryeo. Tapi ternyata, kebijakan itu tak memberikan hasil yang baik. Justru, masalah demi masalah datang tiada henti. Membuat reformasi yang dibuatnya nyaris gagal.

Pemberontakan kecil mulai pecah di berbagai wilayah, terutama di daerah-daerah yang masih memiliki pengaruh kuat dari pejabat Yuan yang diusir. Beberapa bangsawan Goryeo yang diam-diam bersekutu dengan mereka juga mulai menunjukkan ketidakpuasan. Mereka takut kehilangan kepentingan dan posisi yang selama ini mereka dapatkan melalui hubungan dengan Yuan.

Selain itu, ekonomi kerajaan juga sempat terguncang. Para pedagang yang sebelumnya mendapat perlindungan dari pejabat Yuan merasa terancam, sehingga banyak dari mereka yang memilih menghentikan perdagangan atau bahkan meninggalkan Goryeo. Hal ini menyebabkan harga bahan pokok melonjak dan rakyat mulai mengeluh.

Di sisi lain, hubungan diplomatik dengan Dinasti Yuan semakin memburuk. Meski Yuan sendiri tengah mengalami kemunduran akibat tekanan dari para pemberontak yang mulai bangkit, mereka tetap tidak tinggal diam terhadap keputusan Goryeo. Beberapa utusan Yuan datang dengan ancaman terselubung, menuntut agar Raja membatalkan keputusannya. Namun, Raja tetap teguh pada pendiriannya.

Karena reformasi ini banyak menghadapi perlawanan, pejabat-pejabat yang mendukung setiap kebijakan Raja juga perlahan menghilang satu persatu. Beberapa waktu lalu, Raja mendapat kabar bahwa salah satu pejabat yang mendukungnya di wilayah utara terbunuh saat perjalanan menuju rumahnya. Sementara pejabat lain yang setia kepadanya, ditemukan tewas di kediamannya sendiri dengan luka yang mencurigakan. Beberapa orang mengatakan itu perampokan, tapi Raja tahu itu bukan kebetulan.

Setiap hari, ancaman semakin nyata. Para pejabat yang masih bertahan dalam pemerintahan Raja mulai merasa ketakutan. Beberapa dari mereka memilih mengundurkan diri secara diam-diam, sementara yang lain tetap tinggal dengan waspada. Tidak ada yang tahu kapan mereka akan menjadi target selanjutnya.

"Jeonha," Kasim Han memanggil Raja dengan prihatin.

Pasalnya beberapa hari terakhir Raja lebih banyak diam di ruang perpustakaan pribadinya sendirian, tanpa ada siapapun yang menemaninya. Ia menolak banyak orang untuk bertemu dengannya dan hanya fokus pada dokumen yang dibacanya. Di ruangan itu Raja lebih banyak mengatur strategi, mencari solusi dan merenung sekiranya apa yang salah dari kebijakannya ini.

BOUND BY FATE [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang