1

8.9K 158 0
                                    

CAL'S POV:

Suara berdentum-dentum itu memenuhi telingaku, menganggu tidurku. Mataku berat dan menolak untuk terbuka, tapi aku tahu jika aku tidak bangun sekarang, aku akan menyesalinya nanti.

Sesuatu yang berat menindih kakiku, membuatku susah bergerak. Aku mengerang, mengintip dari balik bulu mataku.

Cowok berambut keriting itu tertidur pulas.

Mau tidak mau aku mengamati wajahnya selama beberapa lama. Bulu matanya yang indah, bibirnya yang terbuka sedikit, dan nafasnya yang teratur. Juga Rambutnya yang membingkai wajahnya, cocok dengan kulitnya yang putih tak bernoda.

Gosh, dia perfect.

"Harry, bangun."

Aku menarik kakiku sekuat tenaga dari bawah kakinya. Aku baru sadar kami berdua masih telanjang. Ku ambil selimutku yang teronggok di kaki tempat tidur untuk menutupi tubuhku.

"Harry, bangun! Kita harus sekolah dan cepat pakai bajumu sebelum seseorang naik kesini dan memergoki pantat sialanmu itu." Aku menendang bokong Harry dan menginjak punggungnya, sebelum akhirnya masuk ke kamar mandi.

Aku melepas selimut yang menutupi tubuhku dan mengamati bokongku yang masih memerah karena kegiatan kami semalam. Aku bergidik mengingatnya.

Aroma Harry masih melekat di tubuhku. Semacam apel dan lemon yang menyengarkan, aroma yang amat sangat familiar bagiku. Aku tersenyum sambil menghirupnya sekali lagi, lalu melangkah menuju shower.

Setelah mandi aku mengeringkan tubuhku dan memakai handuk lalu kembali ke kamar. Harry sudah bangun, sudah memakai celananya, dan sedang duduk di pinggir tempat tidurku sambil memainkan ponselnya.

"hey." Gumamnya, meletakkan ponselnya di sampingnya dan menyuruhku untuk mendekat. Aku berjalan kearahnya dan dia dengan cepat menarik handukku agar lepas dan membuatku duduk di pangkuannya.

"morning." Katanya, mencium leherku sementara tangannya mengembara ke bokongku.

"morning. Mandilah Harry, kita harus sekolah."

"tapi aku lebih suka disini denganmu." Dia tergelak dan tangannya naik ke payudaraku, membuatku menggigit bibir bawahku agar tidak mengeluarkan suara apapun.

"tidak, kita harus sekolah. Ayolah, kau membuatku terlambat." Aku mengecup bibirnya singkat tapi dia menarik kepalaku dan memperdalam ciumannya, membuat kepalaku pusing dan pangkal pahaku bereaksi.

Aku bisa merasakan gundukan didepan celananya. Uh-oh.

"ayo, Hazza." Aku memaksakan diriku bangkit dari pangkuannya dan menutupi tubuhku lagi dengan handuk.

Harry mengerang malas tapi dia berdiri dan mengambil pakaian di tas ranselnya yang teronggok disudut ruangan. Dia mengais-ngais dalamnya selama beberapa saat, sebelum menarik keluar kaos putih polos dan dalamannya.

"kau tahu jeans hitam yang kupakai kemarin?"

"yeah." Aku menoleh kearahnya sambil memakai rokku. "di lemari bawahku, kau meninggalkannya disini jadi aku mencucinya."

Harry berjalan melewatiku ketika akan mengambil jeans nya. Ketika dia hendak masuk ke kamar mandi, aku memeluknya dari belakang dan meremas pangkal pahanya secepat kilat, membuatnya mengerang dan berusaha menangkapku.

"you drive me crazy, Cal." Katanya dengan mata penuh nafsu.

"I know." Aku tersenyum mengejek sambil menendangnya masuk ke kamar mandi.

*****

"ingat, kau harus menyelesaikan proposal sialanmu tepat minggu depan." Kataku sambil berjalan mengiringi Elizabeth-El-melewati koridor penuh murid menuju loker kami.

"aku tahu, aku tahu. Kemarin aku sibuk sekali dan party sialan itu-"

"aku tidak mau mendengar keluhanmu tentang party sialan itu, atau seberapa berat mabukmu, atau berapa banyak cowok yang kau tiduri malam itu, please. Aku hanya ingin proposalku-kita, jadi aku bisa mengajukannya pada Mrs. Perkins dan menyelesaikan tetek bengek acara bulan depan." Aku membuka lokerku dan mengambil buku biologi lalu memasukkan buku matematika ke dalamnya.

El mengambil bukunya cepat-cepat dari dalam lokernya sebelum menjawab. "yeah, sori. Sungguh, aku akan menyelesaikannya minggu depan. Aku janji."

"oke. baguslah. Ayo ke kelas."

Kami berjalan menuju kelas biologi sambil membicarakan hal lain. El menyerocos tentang pesta lusa malam-yang harus kuakui adalah pesta terbaik bulan ini. Mansion sialan Luke yang besarnya minta ampun itu berhasil menampung seluruh murid sekolah dan beberapa ratus orang yang belum pernah kutemui sebelumnya. That party was crazy.

"... dan aku bilang pada Ash untuk berhenti memegang bokongku dan minggat untuk mengambil red cup lain, tapi bajingan itu terus mengekoriku sampai akhirnya..." El bercerita dengan cepat selagi kami duduk di meja paling belakang di kelas.

Aku berusaha mengabaikannya tapi suaranya yang seperti burung menyakiti telingaku.

"... jadi cowok itu mendatangiku dan bertanya 'apa kau kenal Cali?' dan aku menjawab 'ya, ya dia temanku' dan dia bertanya apa aku bisa membawamu kesana karena dia tertarik denganmu tapi aku bilang aku terlalu mabuk aku bahkan tidak bisa melihat kakiku dengan jelas-Cal, kau mendengarkanku?"

Aku menoleh kearahnya dan mengangguk dengan cepat.

"jadi bagaimana menurutmu?"

"apa?"

"cowok itu!" El menatapku dengan kesal.

"cowok siapa?"

"Calum!"

Aku mengerjap untuk menjernihkan kepalaku. "Calum siap-oh! Maksudmu Calum Hood?"

El mengangguk keras-keras.

Aku tertawa. "dia hot."

"aku tahu! Sayang sekali dia tidak bisa menemukanmu, katanya dia sudah mencarimu ke seluruh mansion tapi kau tidak kelihatan. By the way aku juga tidak melihatmu sepanjang sisa malam itu. Kemana kau sebenarnya?"

"aku... eh." Gumamku. Malam itu, setelah meneguk gelas ketigaku, Harry menarikku ke salah satu kamar dan kami melakukan seks. "aku pulang cepat karena kepalaku sakit." dustaku.

"oh... ya sudah. Ngomong-ngomong Calum juga se-geng dengan teman-temanmu yang hot itu kan?"

Aku mengangguk.

"aku tidak mengerti. Sepertinya Calum tertarik padamu, tapi kalau kalian satu geng, kenapa dia tidak langsung mendekatimu."

Aku tersenyum kecut. Dear little El, you have no idea.

"dengar-kau harus memanfaatkan keadaan ini, oke?" El menggodaku. "ada cowok keren yang menginginkanmu, jadi kau tidak boleh-"

"Miss Stephenson, Miss Blue, saya akan senang sekali mendengarkan diskusi kalian didepan kelas." Tiba-tiba suara Mr. Hans menggelegar.

Aku dan El langsung tersentak kaget. Sejak kapan orang itu ada disana?

"maaf, Mr. Hans." Gumamku dan El berbarengan.

**********

Chapter 1, guys! Voments yaaw ;)

3 votes for chapter 2?

P.S: Taissa Farmiga as California Blue *tariknafas

EnchantedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang