6

3.4K 54 1
                                    

                  

CAL POV:

Setelah 4 shots, aku sudah mulai merasa ringan. Kuhabiskan rokok pertamaku, dan menyender pada Harry. Cowok itu sedang mengobrol dengan Luke dan Ash sambil meminum vodka nya.

Aku bisa mencium wangi Harry yang khas. Wangi itulah yang selalu membuatku gila setiap kali kami bercinta.

Harry menoleh kearahku dan nyengir. Dia membelai wajahku dengan jari-jarinya yang panjang, dan menunduk untuk mencium bibirku. Tanganku menyusup ke rambut keritingnya, dan menariknya lebih dekat untuk memperdalam ciumanku. Harry mengeluarkan erangan rendah, dan menarik diri.

Luke ternyata sedang mengamati kami-sial, maksudnya aku. Dia menatapku lekat-lekat seakan-akan aku melakukan hal yang salah. Apa? Memangnya aku melakukan apa? Aku hanya mencium Harry-ku.

Ku balas Luke dengan tatapan keras, lalu berpaling dan meneguk 1 shot lagi. malam ini, di klub ini, aku akan mabuk sampai aku tidak bisa berdiri.

Tiba-tiba seseorang duduk di sebelahku dan menarikku dari Harry. Aku sudah akan menyemburkan sumpah serapah ketika kulihat wajah Luke yang begitu dekat.

"ikutlah denganku. Kita harus bicara."

"pergilah, Luke."

"tidak-kita. Harus. Bicara."

"Luke, lepaskan aku! Ada apa sih denganmu?"

Luke menghela nafas dan menarikku berdiri dengan paksa. Mengalah, aku mengikutinya sampai kami cukup jauh dari room yang kami sewa. Aku melipat tanganku di dada dan menunggu si sialan ini untuk mengutarakan maksudnya.

Tiba-tiba Luke mencondongkan tubuhnya dan menciumku. Berani benar!

"Luke, sialan, apa-apaan!" aku mendorongnya sekuat tenaga, dan mengelap bibirku. "kau ini mabuk atau apa!"

"bajingan, harusnya aku yang bertanya kau tadi apa-apaan dengan Harry!"

"aku hanya menciumnya, keparat!"

"didepanku?"

Mulutku terbuka menatapnya. Kali ini Luke yang melipat tangannya di dada, wajahnya kelihatan kesal. Tunggu-apa keparat ini gila? Apa maksudnya tadi?

Aku berusaha menahan emosiku. "aku. Tidak. Mengerti. Omong. Kosong. Apa. Yang. Barusan. Kau. Katakan. Bajingan."

"I love you, Cal!" Luke hampir berteriak di wajahku. "aku sudah memberitahumu, tapi kau malah berciuman dengan Harry?!"

Aku menarik nafas. Kusandarkan punggungku ke dinding dibelakang, berusaha menenangkan diriku. Kutatap wajah Luke, lalu ke rambutnya. Oh, aku masih ingat benar meremas rambut pirang itu selagi aku mendesahkan namanya.

"aku sudah memberitahumu aku tidak menjalin hubungan." Aku menggigit bibirku. "Luke, yang kita punya-itu hanya sex. Kau puas, aku puas, seharusnya kita bahagia."

"tidak, tidak, aku tidak bahagia." Luke mendekat dan memeluk pinggangku. "Cal, aku sungguh mencintaimu. Bukan karena kau adalah sex buddy ku. Bukan karena wajahmu, atau tubuhmu. I'm in love with you just the way you are, Cal."

Sial. Pembicaraan ini membuatku mual. Aku paling benci dengan hal-hal seperti ini.

"listen, Luke. Kita sudah berteman cukup lama. Dan aku yakin kau tahu diriku. Dan aku sudah memberitahumu ratusan kali, kalau yang aku cintai hanya Harry. Harry Styles. Aku tidak menginginkan orang lain selain dia. Please. Kau membuatku muak dengan pembicaraan ini." aku sudah bersiap untuk meninggalkannya tapi Luke menarik tanganku.

EnchantedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang