3

5.3K 87 0
                                    

Harry & Cal di media !! :)

Kalo kalian punya saran utk pemeran gadis arab unyuk buat Rayanne, pls tell me !! :)

****

RAYANNE POV:

"aku tidak akan mengatakan apapun tentang hal itu." Aku menutup pintu lokerku dengan suara keras.

"Ray-sungguh. Kau tahu aku butuh bantuanmu! Hanya kau yang tahu!" Ruu mengekoriku ketika aku berjalan cepat-cepat menuju cafeteria.

"aku tidak akan membuka mulutku."

"oh ayolah." Gumamnya pelan.

Aku tahu aku sudah menang dalam perdebatan ini. aku tersenyum puas dan menggandengnya untuk mengambil makanan kami. Setelah itu kami duduk di meja kosong di tengah ruangan.

"mana kembaranmu? Kalian tidak terlihat dekat."

Aku mendengus. "kami memang tidak dekat. Maksudku, yah-kami hidup di dunia yang berbeda, if you know what I mean."

"aku bisa melihatnya." Ruu mengangguk pelan. "dia jadi sangat terkenal disini dalam waktu yang sangat singkat. Yah, bagaimanapun dia hot, pintar basket, popu-"

"tolong jangan beritahu aku kalau kau juga ngefans dengan Zayn!" sergahku. Tidak, tidak. Tidak lagi temanku memuja kembaranku yang sok itu.

"aku-" Ruu gelagapan selama beberapa saat. "well... yah-tentu saja aku tidak ngefans sama dia." Tapi suaranya terdengar tidak meyakinkan.

Aku memutuskan untuk tidak menyinggung masalah ini lagi.

Sepulang sekolah seperti biasa aku menunggu Zayn di hall. Dan seperti biasa juga dia dikelilingi teman-teman populernya. Aku memutar bola mataku ketika mereka saling berpisah.

"apa?" salak Zayn begitu mencapai tempatku berdiri.

Aku hanya mengangkat bahu.

"sungguh-kau harus berhenti bertampang seperti itu. Kau menyeramkan. Tak kan ada cowok yang akan melirikmu nanti."

Aku membelalak, jelas-jelas sakit hati dengan kata-katanya. "bertampang seperti apa?"

"seperti orang menyebalkan. Yah, walaupun kau memang menyebalkan." Zayn memasang tampang sangat jelek. Dia lalu menyeringai mengejek dan mendahuluiku berjalan menuju mobil.

Aku masuk dan memasang seatbelt ku. "apa ajakan party kemarin itu masih berlaku?"

"yeah-tapi tidak untukmu, kiddo."

Aku memelototinya. "ap-Zayn! Kau tidak bisa melarangku untuk datang ke party itu! Jelas-jelas temanmu mengundangku!"

"tapi akulah ojekmu dan aku tidak akan mengantarmu kesana. Mom jelas tidak akan juga, dan kalau kau masih waras, aku yakin kau tidak akan meminta mom untuk mengantarmu ke house party liar semacam itu, dan kulihat kau juga tidak memiliki teman."

"aku punya teman." Sergahku cepat, panas dengan ucapan Zayn yang pedas namun benar.

"kau bercanda."

"sungguh! Gadis asia berambut panjang dari kelas Biologi ku-" aku terdiam. Apa Ruu termasuk teman ku? Well, aku menganggapnya teman tapi sepertinya dia tidak akan mendukungku untuk masalah party semacam ini karena dia agak nerd. Sepertiku.

Zayn memberiku tatapan merendahkan yang membuatku malu. Dia pasti berpikir bahwa hidupku menyedihkan.

"oke, aku tahu... aku tahu. Aku takkan pergi ke party itu. Aku akan duduk dirumah seperti biasanya, buta dengan keadaan diluar, menjadi seorang nerd yang hanya tahu buku dan bergaul hanya dengan sesama nerd." Desahku, menekan tubuhku ke sandaran jok mobil. "aku hanya..." aku berusaha menemukan kata yang tepat. "well, aku hanya berusaha untuk berubah. Aku lelah dengan keadaanku yang menyedihkan ketika di Qatar. Aku berharap bisa menjalani kehidupan baru yang menyenangkan di tempat baru ini, tapi aku harusnya tahu bahwa kembaranku yang suka mengatur-atur hidup orang tidak akan pernah membiarkanku bahagia." Oke, itu tadi sedikit berlebihan, tapi emosiku sudah memuncak dan setidaknya aku harus mengatakan sesuatu yang menyakitkan agar dia merasa bersalah.

EnchantedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang