2

6.1K 117 0
                                    

RAYANNE POV:

"ZAAYYYYNNNN!"

Suara gedebuk benda keras menabrak benda keras terdengar dari dasar tangga, menandakan kehadiran kembaranku yang menyebalkan itu.

Gelak tawa Zayn membludak beberapa detik kemudian, membuatku ingin berlari turun dan memukuli otak udangnya itu.

Aku membuka jendela kamar dan bersandar di dinding, gemetar kedinginan karena bajuku yang basah kuyup akibat ulah Zayn. Baru saja beberapa menit yang lalu aku membuka pintu kamar baruku, lalu seember air es mengguyurku dari atas.

Aku menghela nafas sebelum turun ke bawah. Cowok nakal itu akan mendapat balasannya nanti.

Mom berpapasan denganku di lorong. "ya amp—sayang, apa yang terjadi?"

"tanya saja pada Zayn!" seruku marah.

Mom meneriakkan nama Zayn, membuat laki-laki tengil itu menghampiri kami.

"apa yang kau lakukan pada kembaranmu?" mom mengintrogasinya sambil berkacak pinggang.

"itu hanya ice bucket challenge, mom! Dan Rayanne dengan wajahnya yang menyebalkan itu pissed me off." Zayn melirik kearahku.

Lihat kan? Dia kekanak-kanakan sekali.

"cepat ambil kain pel dan bersihkan airnya sebelum merembet ke tangga." Mom menjewer Zayn main-main, membuat cowok itu memberengut dan berjalan menuju dapur untuk mengambil kain pel.

"nah, honey." Mom menoleh kearahku. "apa kardus-kardusmu sudah kau naikkan ke kamarmu semua?"

"tinggal kardus berisi buku-buku, aku akan menaikkannya sekarang." Gumamku, langsung menuju ruang tamu dan mengangkat kardus cokelat berukuran sedang yang lumayan berat bertuliskan 'books'.

Zayn sedang mengelap lantainya ketika aku berjalan masuk ke kamar. Dia menggeram padaku ketika aku memberinya tatapan mengejek.

"apa kita akan masuk sekolah besok?" tanyaku sambil membuka kardus dengan cutter.

"sepertinya. mom sudah mengurus kepindahan kita sejak jauh-jauh hari."

Aku mendesah.

"kenapa? Kau takut pada anak-anak Amerika berambut pirang?" Zayn mengejek.

"tentu saja tidak!" sergahku cepat. Kenapa anak ini suka sekali mengejek? "aku hanya malas beradaptasi lagi."

Zayn terdiam selama beberapa saat sebelum menjawab, "yeah. Aku juga. Tapi life goes on, sis."

Aku menatapnya sambil tersenyum kecil ketika dia akhirnya selesai mengelap lantai dan berderap turun ke bawah.

*****

"sungguh?"

Aku berkacak pinggang di depan pintu, sementara Zayn meloncat ke Porsche nya dengan roti bakar terjepit diantara bibirnya.

"apa? Kau mau ikut denganku atau pergi ke sekolah naik bus?"

"tapi memakai Porsche di hari pertama sekolah bukannya agak... pamer?"

Zayn memutar bola matanya. "ini Amerika, Ray. Kalau kau terlihat seperti seorang peasant, mereka akan menertawaimu."

Aku menghela nafas. Ikut dengan Zayn tidak akan menjadi opsi pertamaku saat ini, tapi aku juga tidak akan memilih opsi naik bus ke sekolah baru.

"baiklah."

Aku masuk dan duduk di kursi penumpang di sebelah kembaranku. Dia menyalakan mesin dan aku menghubungkan ponselku dengan stereo set mobilnya. Lagu You Know You Like It berdentum-dentum.

EnchantedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang