10

2K 49 4
                                    


CAL POV

"bagaimana kalau kita menyewa sebuah apartemen yang bagus lalu kita tinggal disana?" gumam Harry dari sela-sela rambutku. Wajahnya tersembunyi dileherku sehingga aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas.

"berdua?"

"berdua. Kau dan aku. Ditempat kita. Lagipula, kita sudah seperti tinggal bersama sekarang."

"ide bagus." Aku menahan diri untuk tidak membayangkan kami, aku dan seorang Harry Styles tinggal seatap. Unbelievable.

Dia menarik tubuhnya dari ranjang dan berdiri, masih telanjang bulat dari percintaan kami 1 jam yang lalu. Sinar matahari sore menyusup dari sela-sela gorden yang tergesa-gesa kututup tadi.

Harry memunguti pakaian kami yang berserakan di lantai dan melempar semuanya ke keranjang laundry. Kemudian dia membuka pintu lemari paling pojok dan mengeluarkan black ripped skinny jeans dan kaos putih polos.

"kau mau kemana?" tidak biasanya Harry bangun dari tempat tidur secepat ini setelah kami bercinta, jadi pasti dia punya acara.

"keluar. Janji." Dia masuk ke kamar mandi dan keluar lagi dengan handuk terkalung di lehernya.

"dengan siapa?"

"Ray. Kami akan makan malam di Kenny's."

Aku tidak tahu harus mengatakan apa karena si keparat itu mulai lagi. Aku bahkan tidak yakin dengan apa yang kurasakan. Aku marah. Sangat marah. Dan menurutnya setelah dia bercinta denganku dia bisa mengajak gadis lain pergi makan malam di sebuah restoran fancy?

Harry menutup pintu kamar mandi dan aku menyeret tubuhku ke lemari untuk mengambil lingerie merah marun yang baru kubeli. Gigiku terkatup rapat. Ku sambar kotak rokok dan pemantiknya dari meja nakas disamping tempat tidur, kemudian aku duduk di ambang jendela dan menyalakan sebatang. Kuhisap benda itu selagi tatapanku menatap jalanan kota New York dibawah.

Rokokku hampir habis ketika akhirnya Harry keluar dari kamar mandi. Gosh, melihat wajah bajingan itu saja membuatku ingin menyalakan pemantik dan membakar habis tempat ini.

"mmm.. my sexy Cal." Harry berjalan kearahku dan meraupku dari bingkai jendela menuju pelukannya yang hangat.

"go f uck your little Ray slut, bangsat." Desisku.

"what do you say, mm?" Harry berbisik ditelingaku dan membalikkan tubuhku sehingga dadaku menempel pada bingkai jendela sementara bokongku menghadap tubuh Harry.

"stop it, you sick."

"well.." perlahan, kurasakan tangannya menyusup dari samping celana dalamku dan dengan amat sangat lembut membelai klitorisku. Tanganku mencengkram bingkai jendela sementara lututku mulai terasa lemas. Tangan keparat itu tahu caranya membuatku lemah.

Kedua jari Harry memasuki tubuhku dan memompa dengan irama pelan, kemudian semakin cepat seiring dengan desahan kerasku yang memenuhi ruangan. Cengkramanku pada bingkai jendela semakin erat. Kurasakan bibir sialan Harry merayap ke leherku dan mencium serta menjilatnya habis-habisan. My weak spot.

"do you like it babe? Huh? Do you like it when my fingers pump your tight pussy? You're mine." Bisikan parau Harry yang seksi ditelingaku hampir membuatku mencapai puncak.

"tell me, Cal, do you like it? Tell me.. tell me babe, tell me now, or i won't let you cum.."

"give it to me, Harry, harder!" jeritku disela-sela eranganku.

EnchantedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang