#20 : Cheated

4.9K 515 106
                                    

"Stop, Em."

Harry menarik diri dari gadis yang tengah duduk di pangkuannya tersebut. Emily yang semula tampak asyik menikmati tiap sudut wajah Harry, menghentikan kegiatannya dan memasang senyuman lebar. Emily mengalungkan lengannya di leher Harry dengan manja.

"Ada apa, Harry?" tanya Emily, lembut.

Harry menarik nafas dan menghelanya perlahan. "Ini...ini salah. Apa yang kau dan aku lakukan akhir-akhir ini benar-benar salah." Harry menggeleng-gelengkan kepalanya. Matanya tampak memancarkan kecemasan.

Emily menggerakkan tangannya, menangkup wajah Harry. Emily mengecup singkat bibir Harry sebelum berkata, "Harry, kau tak menolak sama sekali sejak pertama kali kita memulai. Apa yang salah? Bukankah kau dan aku sama-sama membutuhkan?"

Harry kembali menggeleng. "Em, dengar. Kau dan seluruh dunia tahu jika aku sudah mempunyai istri. Ini benar-benar salah." Harry sebenarnya sudah memberi gestur agar Emily bangkit dari pangkuannya tapi, Emily menggeleng dan malah tetap mengaitkan lengannya di leher Harry.

"Ini tidak salah, Harry. Dengarkan aku. Jika dia..istrimu itu tidak pernah hadir dalam hidupmu, kau pasti akan berakhir bersamaku. Kita akan bersama. Kita saling mencintai. Kita bisa hidup bahagia, seperti yang pernah kita berdua cita-citakan waktu kecil." Senyuman di bibir Emily lenyap.

Harry memejamkan mata sekilas. "Em, dengarkan aku. Kita saling mencintai. Ya, memang. Itu dulu. Untuk sekarang..."

Belum sempat Harry melanjutkan ucapannya, Emily sudah menyambar bibir Harry, melumatnya penuh nafsu. Awalnya, Harry hanya diam dan membalas tapi, lama kelamaan, dia termakan permainan Emily. Harry bangkit berdiri dengan kaki Emily yang melingkar di pinggangnya dan tangan Emily yang melingkar di lehernya. Mereka saling melepaskan ciuman selama beberapa saat sebelum kembali memulai yang lebih panas.

Harry baru menjatuhkan Emily di atas sofa dan menyambar kembali bibir Emily saat pintu ruangannya terbuka secara tiba-tiba, membuat Harry dan Emily secara refleks saling menjauhkan diri, walaupun sebenarnya apa yang keduanya lakukan sangat tidak bermanfaat.

"Gr-Grandma... Taylor..."

Harry kehilangan kata-kata saat melihat Grandma yang menatap tajam ke arahnya dan Taylor yang menundukkan kepalanya, seakan menyembunyikan raut wajahnya saat ini yang sudah pasti sangat kecewa.

Tanpa basa-basi, Harry berjalan mendekat sambil berkata, "A-aku..." Tangan Harry hendak meraih Taylor namun, tangan Grandma dengan cepat menghalau tangan Harry, sebelum sempat menyentuh Taylor.

Dengan rahang yang mengeras, Grandma berkata tajam, "Jangan sentuh cucuku, Bajingan."

Mendengar ucapan itu, Harry membeku. Grandma tak pernah semarah itu sebelumnya.

Grandma merangkul Taylor, menarik tubuh Taylor agar mendekat ke arahnya, membiarkan Taylor membenamkan wajahnya di pundak sang nenek sebelum mengajak Taylor menjauh dari ruangan Harry.

Meninggalkan Harry yang benar-benar membeku di sana.

*****

Sesampainya di rumah, Taylor mengurung diri di kamar. Taylor mengunci diri di kamar, duduk di lantai dengan pelupuk mata yang tak bisa berhenti mengalirkan air matanya. Grandma sudah berulang kali mengetuk pintu kamar, meminta Taylor ke luar dan jangan mengurung diri, berusaha menghibur Taylor yang sudah dia anggap cucunya sendiri tersebut.

Grandma mengutuk keras perbuatan Harry. Apa-apaan? Baru beberapa menit karyawan di sana membicarakan tentang Harry dan Grandma berusaha mati-matian untuk membuat Taylor tidak mempercayai apa yang para karyawan katakan tentang Harry, sekarang yang terjadi malah sebaliknya.

No Control 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang