Emily jelas-jelas tidak memberi pencerahan kepada Harry tentang keberadaan Adam. Yang ada, gadis itu malah semakin membuat Harry bingung dengan ucapannya. Harry tak tahu siapa yang benar dan siapa yang salah. Siapa yang harus di salahkan saat ini? Kenapa harus terjadi masalah seperti ini?
Harry mengacak-acak rambut keriting kecokelatannya. Dia tengah duduk di bangku yang ada di perpustakaan pribadi keluarga Styles. Harry mengunci pintu perpustakaan dari dalam. Sudah hampir tiga jam Harry berada di sana, berusaha untuk berpikiran jernih, mencari solusi supaya dia bisa segera menjemput Taylor-nya. Tapi, tetap saja. Pikirannya masih kalut.
Setelah tak puas hanya duduk dan berpikir, Harry melangkahkan kaki menuju ke salah satu rak di dalam perpustakaan itu. Rak itu menyimpan beberapa surat kabar lama yang pernah memuat segala sesuatu tentang Styles. Yang positif tentunya. Dulu, Grandma selalu mengumpulkan surat kabar ini, sebagai motivasi supaya Styles selanjutnya, bisa dikenal seperti Styles sebelumnya.
Harry membuka pintu kaca rak berisi surat kabar tersebut. Ada surat kabar yang membahas tentang kematian ayah Harry pula. Harry pernah membaca surat kabar itu dan entah mengapa, rasanya dia masih ingin membacanya.
Harry meraih surat kabar itu dan kembali duduk di kursi. Harry membaca dengan teliti sebelum menahan nafas saat menyadari, apa yang selalu mengganggu pikirannya saat melihat surat tersebut. Ada kalimat di sana yang berbunyi: Tak diketahui apakah kasus tewasnya Des Styles, 45, CEO dari salah satu perusahaan besar di Inggris, Styles Enterprise, terjadi akibat murni kecelakaan atau unsur kesengajaan. Ellie Styles, 63, selaku Ibunda Des Styles meminta polisi untuk tidak melakukan autopsi kepada jasad anak kebanggaannya sehingga tentu saja tak ada bukti cukup kuat yang bisa membantu proses penyelidikan. Penyelidikan pun dihentikan tepat dua hari setelah kecelakaan terjadi.
Mata Harry terpejam. Kecelakaan itu...masih mengganjal dalam pikiran Harry. Harry tahu betul sang ayah yang selalu memeriksa mesin kendaraan sebelum berangkat kerja jadi, kemungkinan sangat kecil jika mobil yang dikendarai Des rusak saat kecelakaan itu. Ditambah lagi, Des adalah orang yang luar biasa profesional dalam mengemudi.
Harry membiarkan otaknya terus berpikir dan berpikir, hingga dia tahu apa jawabannya setelah menyatukan semua bukti secara perlahan.
Harry menutup surat kabar tersebut dan meletakkannya kembali di rak, sebelum melangkah ke luar dari perpustakaan. Sekarang, anggota keluarganya yang lain pasti sudah berkumpul di meja makan. Makan malam.
*****
Taylor tengah duduk di pekarangan rumahnya saat sebuah suara mengganggu ketenangannya. Seseorang seperti mendesis ke arah Taylor, membuat Taylor segera mengedarkan pandangannya ke segala arah, dengan cemas. Namun, tidak ada siapapun.
Taylor berusaha mengabaikan sampai suara desisan itu kembali terdengar. Bedanya, kali ini, Taylor harus terkejut saat melihat seseorang tengah menatap ke arahnya, sambil melambaikan tangan, meminta Taylor menghampirinya. Sepertinya orang itu tampak sembunyi-sembunyi.
Akhirnya, Taylor menghampiri seseorang tersebut, yang bersembunyi di balik batang pohon besar.
"Adam! Bagaimana kau..."
Adam meletakkan satu jarinya di depan bibir Taylor. "Sstt. Jangan berisik. Tak boleh ada yang tahu aku di sini walaupun, mereka memang tak mengenalku." Taylor mengangguk dan Adam menjauhkan satu jarinya dari bibir Taylor.
"Apa yang kau lakukan di sini? Bagaimana bisa kau tahu rumah keluargaku?" tanya Taylor, berbisik, sesekali melirik ke arah rumahnya. Taylor takut jika salah satu anggota keluarganya tahu jika dia menemui seorang pria yang mereka tak kenal. Bisa berpikiran macam-macam mereka.
Adam memejamkan mata. "Semuanya rumit. Aku harus lari sementara."
"Bagaimana dengan Harry? Apa dia baik-baik saja?" tanya Taylor, cemas. Tuhan, siapa juga yang tak mencemaskan suaminya yang tengah berusaha memecahkan masalah keluarga sendirian, dengan anggota keluarga yang mungkin saja memiliki gangguan jiwa.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Control 2
FanfictionApapun akan Harry Styles lakukan untuk membuat Taylor Swift bertahan, di sisinya. The Second Book of No Control. Before you read this one, make sure you've already read No Control. Chapter 21 - 30, dan Bonus diprivat.