Is it ironic when u live in this world all alone?
Is it ironic that u never saw ur dad?
Is it ironic that u came from broken home family?
Is it ironic that u always got bullied by people entire school?
Is it ironic the only person who u loved left u forever?
Is it ironic that u never loved by a guy?
Yeah, that’s all is happened to me.
It’s starting ketika aku masih kecil, aku adalah anak broken home. Setiap hari, setiap malam ketika orangtuaku bertemu pasti ada saja hal yang diributkan. Padahal Cuma masalah sepele.
Dulu, aku masih bersyukur mempunyai kakak yang senantiasa menjagaku, melindungiku, menyayangiku. Tapi semua berubah ketika orangtuaku memutuskan untuk berpisah.
Aku bersama ibuku sedangkan kakakku bersama ayahku.
Dulu, dia berjanji meskipun kita berpisah dia akan senantiasa menjagaku.
Tapi itu hanya bullsh*t.
Buktinya, aku selalu terbully disekolahku. Entah sudah berapa kali aku pindah sekolah tapi tetap saja.
Aku anak yang terbully.
Dulu sewaktu aku masih disekolah dasar, aku selalu bilang ke orang-orang yang membullyku kalau kakak pasti akan segera datang dan menghajar mereka tanpa ampun.
Mereka hanya menertawaiku dan mereka bilang kakakmu tidak akan pernah datang untuk membela anak aneh sepertimu sasha.
Aku tidak percaya dengan kata-kata mereka dan aku hanya terus menunggu, menunggu dan menunggu.
Dan semakin lama aku sadar kalau kata-kata mereka benar.
Kakak tidak akan pernah datang.
Sekarang, hidup semakin bertambah buruk.
Satu-satunya orang yang aku sayangi didunia ini meninggalkanku.
Bukan hanya untuk sebulan dua bulan tetapi untuk selamanya.
Ya, dia adalah ibuku.
Ibuku meninggal 6 bulan lalu karena terserang penyakit berbahaya.
6 bulan lalu merupakan masa tergelapku. Masa yang terlalu sakit untuk diingat.
Dan sekarang aku bersyukur. Karena usaha dan kerja kerasku, aku diterima oleh oxford university jurusan seni dan mendapat beasiswa full.
Jadi, hari ini aku akan berangkat menuju oxford dan meninggalkan tempat kelahiranku sekaligus kota mengerikan bagiku.
***
Arrive at Oxford.
Aku sekarang tinggal di sebuah apartment kecil di dekat universitasku untuk memudahkanku jika sewaktu-waktu ada keperluan mendadak.
Ah ngomong ngomong kita belum berkenalan.
Namaku Sasha Michelle Payne. Aku berasal dari Wolverhampton. Dan aku berumur 18 tahun.
Hidupku sehari-harinya akan dibiayai oleh ayahku yang kebetulan tinggal di Oxford. Dia tadinya menyuruhku untuk tinggal dirumahnya. Tetapi, aku menolak karena aku akan tinggal bersama istri baru ayahku.
Tetapi disisi lain aku ingin karna aku kangen dengan kakak. Tetapi aku hanya belum siap bertemu dengannya dan aku masih kesal karna dia mengingkari janjinya.
Ku dengar kakak sekarang terkenal karena dia tergabung dalam sebuah boyband.
Tunggu....boyband?mendengarnya saja aku sudah tertawa membayangkan kakak yang menjadi anggota boyband memakai celana ketat dan menari menggoyangkan pinggul hahaha.
Boyband itu kalo tidak salah namanya ban dimention?ran direksia?one disleksia?ah pokoknya itulah.
Uh aku lelah setelah merapikan apartment kecil ini. Lalu aku memutuskan untuk ke starbucks yg aku lihat waktu aku kesini.
Aku memakai topi beanieku, kaus lengan panjang, kacamataku, converse warna hitam serta celana jeans panjangku. Tak lupa novel yang selalu aku bawa untuk berjaga jaga kalau kalau aku bosan.
Sampai di starbucks aku memilih tempat dipojok karna kebetulan yang kosong hanya disitu. Aku memesan sebuah vanilla latte dan membaca novelku.
Tak lama kemudian ada seorang lelaki yang duduk didepanku.
“Can I sit here?”
“Ehmmm” jawabku sekedarnya.
Tercipta keheningan yang lama sekali hingga dia angkat bicara.
“Hi what’s ur name?”
“Sasha” jawabku sekenannya.
“I’m Louis tomlinson. Where do u from?seems like u’re not from here”
“I’m from Wolverhampton”
“Same like my friend!”
Kemudian dia mengoceh panjang lebar. Aku hanya membaca novelku. Terkadang dia melawak akan sesuatu yang tidak aku mengerti dan tertawa. Rasanya aku ingin menghancurkan kerupuk didepan muka dia dan menempelkannya kemukanya agar dia tau seberapa garing dia. Sayang sekali aku tidak mebawa kerupuk.
Kira kira setangah jam kemudian dia menerima telpon dan pamit pulang. Aku bersyukur karna tidak harus lebih lama lagi menahan rasa ingin mematahkan kerupuk.
Aku lihat diluar sudah gelap. Aku memutuskan pulang dan langsung tidur.
***
1st morning at oxford.
Aku bangun dengan semangatnya. Saat kulihat masih jam 6.00 a.m. aku memutuskan untuk jogging.
Aku siap dengan pakaian yang biasa kugunakan untuk jogging lalu melesat ke jalanan oxford.
Setelah jogging beberapa menit, aku memutuskan untuk ke sebuah taman dimana taman tersebut ada danaunya.
Aku memutuskan untuk duduk di pinggir danau.
Aku sedang menikmati pemandangan para induk angsa yang sedang berenang didanau bersama anak-anaknya.
Tak lama kemudian ada suara ribut-ribut yang sanagat mengganggu.
“Niall give me back my food! Niaaaaalll!!!”
Aku melihat seorang laki-laki keriting sedang kejar-kejaran dengan seorang laki-laki blonde.
Lelaki blonde itu hanya tertawa dan menghindari kejaran lelaki keriting itu.
Hey, the blonde guy is wear braches. He’s so cute...
Tiba tiba datang seorang lelaki berjalan stay cool. Oh dia sangat kereeen dengan jambulnya.
Ketika dia melihat kearahku. Ehm aku ehm langsung...
“BHAHAHAHAHAHA!”
KAMU SEDANG MEMBACA
Ironic [On Hiatus]
FanfictionIni adalah sebuah kisah ironis tentang dia yang terlupakan. Tentang dia yang harus memilih. Tentang dia yang mesti tersakiti. Tentang dia yang tak pernah menemukan akhir bahagia. Dan pada akhirnya, seseorang harus pergi. [One Direction FanFiction by...