Is it ironic that sometimes hate can be a love?
****
Aku berbalik perlahan-lahan sambil berdoa lalu menatap tangan yang menepuk pundakku . dan aku menemukan.........
“Kau?” kataku.
“Kau Sasha kan?” tanya dia.
“Iya siapa kau?” sebenarnya aku ingat dia. Cuma aku tidak tau namanya. Aku hanya ingat dia itu si anak militer. Kalau aku berkata seperti itu nanti dia bakal menghabisiku.
“Aku ini Liam. Remember?kita bertemu saat kau perang dengan salah satu temanku”katanya.
Tuhkan dia menyebut berkelahi saja dengan perang. Makin jelas kalau dia anak sekolah militer.
“Ooh rupanya kau itu temannya si jambul sakti itu?ahahaha”
“namanya Zayn. Kalau kau berkata seperti itu lagi didepan dia, dia pasti akan membunuhmu” katanya.
“Ahahaha aku sangat menantikan hal itu terjadi” kataku.
“Haha kau tau?sepulang dari perang mulut kemarin dia langsung uring-uringan. Dia langsung minta antarkan ke salon untuk mengecat jambulnya menjadi hitam. Dan kami semua capek jadi tidak ada yang mau mengantar dia. Dan dia langsung ngambek kau tau?kita saja sampai susah membujuknya untuk keluar” cerita dia yang membuatku ngakak.
“Lalu apa yang kalian lakukan supaya bisa membujuk dia?” tanyaku.
“Ya kami bilang kita membelikan dia cermin baru yang akhirnya berhasil. Dia sangat suka sekali dengan cermin. Tapi tentunya saja kami tidak membelikan dia. Alhasil dia ngambek lagi”
Tunggu cermin. Aku ingat seseorang berkata padaku bahwa temannya suka sekali cermin. Tapi aku tidak ingat itu siapa.
“Ceritamu sungguh lucu sekali. Mungkin aku bakal ketawa sampai mati kalau aku melihat kejadiannya secara langsung”
“Ahahaha kau benar” kata liam.
Kemudian terjadilah keheningan yang menyelimuti kami. Lalu aku angkat bicara.
“Omong-omong kau sedang apa disini?” tanyaku.
“Uh aku sedang menjemput adikku” jawabnya.
“Kau punya adik?”
“Yah lebih tepatnya sih adik tiri” katanya mendengus.
“Sia----“
“Liam!!!!!” panggil seseorang dengan nada menyebalkan yang sangat aku kenal.
Ya itu Jessica.
“Itu dia adikku. Aku pergi dulu ya. Sampai jumpa lain kali Sash!”
“Sampai jumpa Li!”
Liam itu mengingatkanku pada sosok kakak. Kakak yang selama ini kurindukan.
Jessica sangat beruntung mempunyai kakak seperti liam. Walaupun hanya sebatas kakak tiri aku pasti akan sangat bersyukur jika menjadi jessica.
Uh aku sangat rindu dengan kakak.
***
Louis’s POV
“Kau sedang apa lou tertawa dengan ponselmu?ah aku tau! Pasti kau sedang bersms ria dengan Eleanor kan?” kata niall.
“Kau ini sok tau sekali Niall. Ugh, aku benci kau! Sudah aku mau pergi dulu bilang ke daddy aku mau bertemu dengan seseorang”
“Oh aku tau kau pasti mau bertemu dengan El kan?hahahaha”
Ugh apa-apaan sih bocah satu ini. dia tidak bisa diam. Aku hanya mengabaikan perkataanya yang terakhir dan langsung beringsut pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ironic [On Hiatus]
FanfictionIni adalah sebuah kisah ironis tentang dia yang terlupakan. Tentang dia yang harus memilih. Tentang dia yang mesti tersakiti. Tentang dia yang tak pernah menemukan akhir bahagia. Dan pada akhirnya, seseorang harus pergi. [One Direction FanFiction by...