Is it ironic that when u feel comfortable with someone then without warning he leave u?
Louis POV
Sasha tidak sempat menyelesaikan perkataannya sebab dia hampir terjatuh. Untung dengan sigap aku menangkap tubuhnya alih-alih memeluknya.
Dia menatap mataku dalam sekali dan seperti biasanya aku ikut terkunci dengan pandangannya yang mematikan.
Wajah kami semakin dekat--- dekat---. Aku bisa merasakan bau tubuhnya yang beraroma ceri dan napasnya yang hangat.
Hidung kami sudah bersentuhan hanya tinggal sesenti lagi aku bisa merasakan mulutnya yang indah yang sangat aku kagumi.
Dan.......
Kriiiing.. kriiing
Sht! Kenapa adasih yang menggangguku disaat gentir seperti ini?
Akupun langsung tersenyum kepada sasha sambil minta izin untuk mengangkat telpon. Kulihat sasha hanya blushing yang sangat imut menurutku.
“Hellooo” jawabku.
“HaiLouisapakausedangdimana?”. Kalian taukan gaya bicara siapa yang seperti ini?yap ini Liam.
“Aku sedang dirumah temanku” calon pacar lebih tepatnya kataku dalam hati.
“Apa kau sedang sibuk?” tanya Liam dengan polosnya.
Aku mau saja meneriakinya dan bilang kalau aku hampir saja mencium wanita yang sangat aku kagumi. Tapi mengingat ada dia disana aku takut dia malah kabur dariku.
“Emmm iya” kataku.
“Oh yasudah maaf kalau menganggu bye” kata Liam.
Hanya itu?dia menelponku hanya untuk itu?sumpah aku ingin membanting ponselku dan menyumpah kepada liam.
Oh mungkin sepulang aku kerumah aku akan menghadiahi dia sebuah pukulan menggunakan sendok di kepalanya. Ya aku benar benar akan melakukan itu.
Atau mungkin aku bisa mengskype dewa kematian agar dia mencabut nyawa liam dan membawanya ke neraka. Ugh aku kesal sekali.
Aku menegok ke sasha sedangkan aku melihat dia menatapku dengan tatapan yang aneh.
“Ada apa Sash?” kataku.
“Emm tidak. Oh ya aku mau masuk kedalam. Apa mungkin kau mau mampir sebentar?” tawarnya.
“Aku rasa tidak untuk malam ini. Aku punya sebuah urusan” ya. Urusan untuk memikirkan bagaimana cara menyiksa Liam.
“Oke sampai jumpa looouu!” kata Sasha.
“Sampai jumpa!” kataku.
Aku masuk ke mobil lalu berkendara ke rumah.
Aku memikirkan beberapa gagasan untuk menyiksa liam.
Apa aku mesti menskype dewa kematian supaya membawa liam ke neraka? Aku mendapatkan gagasan itu dari sasha. Maksudku dia sering berbicara tentang novel yang dibacanya. Dan favorit dia adalah Percy Jackson.
Aku tidak mengerti tentang dewa dan segala seluk beluk sinting para dewa yang aku pikir memang gila.
Tapi dia pernah bilang dewa kematian punya skype bahkan dia punya ipad. Aku tertawa mendegar itu.
Dia juga bercerita tentang dewi cinta yang paling menawan di antara semuanya. Namanya aphrodite. Aku sering berpikir mungkin Sasha adalah dewi cinta.
Soalnya katanya dia suka menyamar menjadi manusia.
Ah mungkin gagasan menggetok Liam menggunakan sendok itu adalah ide paling bagus. aku tak mau kalau liam mati one direction digantikan oleh mungkin....dengan paul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ironic [On Hiatus]
FanfictionIni adalah sebuah kisah ironis tentang dia yang terlupakan. Tentang dia yang harus memilih. Tentang dia yang mesti tersakiti. Tentang dia yang tak pernah menemukan akhir bahagia. Dan pada akhirnya, seseorang harus pergi. [One Direction FanFiction by...