Yiipppyyy this is ramadhan edition'-'. I'm apologize for all my fault that I make since I've been here and sorry if I ever mad to you guys hehe'-'. And big thanks for you guys who read my horrible story:') just please leave comments under the story okayyyy. Enjoy! x
***
“Dimana dia?” Annie baru saja membuka pintu rumah itu dengan keras, membuat orang-orang terperanjak kaget mendengar suara kencang itu. Dan dengan sigap Harry menghampiri Annie yang sedang panik.
“Dimana Sasha? Apa dia baik-baik saja?” pekik Annie. Ia berusaha lari menghampiri kamar tidur milik Sasha. Tetapi, Harry menahan Annie supaya ia tak bisa pergi kemana-mana. Harry tak mau Annie menggila disaat Sasha sedang butuh istirahat. Annie berusaha melepaskan Harry yang berusaha menahannya. “Lepaskan aku Harry!”
Kemudian, Annie bisa lepas dari Harry. Ia berlari menuju kamar Sasha. Tetapi, hanya baru sekali melangkah, ia tertahan karena Harry menggenggam tangannya erat. Dan dengan sekuat tenaga, Harry menarik Annie kedalam pelukannya. “Calm down Annie, calm down. Sasha sedang beristirahat. Ada Niall yang sedang menjaganya”
Kemudian, suara tangisan pecah. Annie tak dapat menahan air matanya mengingat ia egois karena lebih mementingkan lelaki daripada sahabatnya sendiri. Ia menguburkan wajahnya dalam-dalam di dada Harry. “I’m such an idiot. Seharusnya aku menemaninya pulang tadi siang dan hal ini tidak akan terjadi padanya. Such a moron”
“It’s not your fault Annie” bisik Harry tepat di telinga Annie. “This is our fault. Kita tidak bisa menjaga Sasha. Seharusnya kita tidak membiarkan Sasha pulang sendiri”
“But—“ Harry memotong perkataan Annie dengan mendesis menyuruhnya untuk diam. Kemudian, ia mengusap-usap punggung Annie agar gadis itu dapat tenang. Dan akhirnya isakan tangisnya pun berhenti walau ia masih sesugukan.
“Kau pasti lelah sudah cepat-cepat datang kesini” ucap Harry melepaskan pelukannya, lalu beralih memegang lengan Annie agar ia dapat dengan jelas melihat wajahnya. “Lebih baik kau beristirahat”
“Yah, aku akui aku memang lelah. Tapi bagaimanapun aku tidak mau tidur sebelum Sasha bangun” ucap Annie dengan nada sarkasmenya yang membuat Harry tersenyum.
“Lebih baik, kau beristirahat” Harry beralih menggenggam tangan Annie dan membawanya ke sebuah ruang tengah milik keluarga Payne. Harry beranjak menuju sebuah sofa di depan sebuah perapian, dan mulai membuka lipatan sofa tersebut yang dapat dijadikan sebuah tempat tidur. “Kau tetap disini. Aku akan mengambilkan bantal dan selimut”
Harry dengan segera pergi menghilang. Annie hanya duduk di sofa-tempat-tidur tersebut dan mulai mengeluarkan ponselnya. Ia bermain dengan ponselnya tersebut sampai tak sadar jika Harry sudah kembali dengan membawa dua buah bantal serta sebuah selimut besar.
Harry meletakkan bantal dan selimut tersebut di sofa. Dan Harry menarik Annie untuk berbaring disebelahnya. Annie yang terheran, hanya mengikuti apa yang Harry lakukan. Kemudian ia berbaring membelakangi dan Harry mulai melingkarkan tangannya di tubuh mungil Annie. Annie yang awalnya gelisah atas apa yang Harry lakukan mulai tenang karena iapun sudah terlalu lelah untuk menyingkirkan Harry. Dan tak lama kemudian, Annie sudah terlelap di pelukan Harry.
***
Gadis itu mulai membuka matanya perlahan. Ia memfokuskan pandangannya. Ia merasa berada di tempat yang tak asing tapi ia tak mengingatnya. ‘ofcourse I’m in Sasha’s house. Sasha’s living room’ pikirnya.
‘But wait....bukannya tadi malam aku bersama Harry?’ pikir gadis itu kembali. Annie mulai beranjak dari sofanya. Ia merapikan rambut dan pakaiannya terlebih dahulu baru ia melenggang keruangan lain.
“And now where are you Mr.Styles?” gumamnya terhadap dirinya sendiri. Annie mulai meneriaki, memanggil nama Harry. Ia berniat untuk menanyakan kepada the other boys. Tetapi, yang hanya Annie lihat adalah kesunyian rumah itu sendiri.
‘Where’s the other lads? Sepagi ini mereka sudah pergi?’ pikirnya yang lalu melihat arloji di tangan kirinya. “Oh great, 9 o’clock now and I just woke up” gerutunya kepada dirinya sendiri. Gadis itu terlihat kesal pada dirinya sendiri karena dia bangun setelat ini.
“Harry..? Harry....?” Annie mulai meneriaki nama Harry kembali. ia sudah memeriksa setiap inchi dirumah ini tetapi ia tetap tak dapat menemukan Harry dimanapun. ‘Oh mungkin Harry sedang pergi’ pikirnya kembali.
Gadis itu menyerah. Ia sedang kelaparan. Jadi ia tak dapat berpikir jernih. Ia langsung pergi beranjak menuju dapur untuk membuat sebuah makanan untuknya. Sesekali ia menyenandungkan lagu kesukaannya.
Annie sudah tinggal beberapa langkah lagi sampai di dapur. Tetapi langkahnya terhenti ketika ia melihat pemandangan yang berada dihadapannya. Dengan segera Annie bersembunyi dibalik tembok yang memisahkan dapur dengan ruangan lainnya. Ia sesekali mengintip serta mendengarkan pembicaraan mereka berdua.
“Harry, would you like to come over Saturday night” tanya gadis itu, Jessica dengan suara kekanakan yang ia buat-buat. Rasanya Annie ingin menjahit bibirnya sehingga ia tak bisa bersuara lagi.
“Ofcourse my sugar” jawab Harry singkat yang dapat sekali ditangkap apa maksudnya. Kemudian Jessica tertawa dibuat-buat seakan ia adalah peri kecil manis.
‘Ia lebih mirip dengan para penyihir buruk rupa tua bangka yang ada di film Hansel and Gretel yang sering ku tonton’ gumam Annie yang sangat kesal dengan Jessica.
Annie beranjak pergi dari tempat persembunyiannya. Ia kembali ke ruang tengah milik keluarga Payne dan berbaring di sofa kembali seakan ia belum bangun. Tak berapa lama kemudian, ia mendengar sebuah langkah kaki terburu-buru yang mengarah kepadanya. Ia langsung memejamkan matanya, berpura-pura ia sedang terlelap.
“Wake up sleepy head. It’s mid-day.” Ucap seorang lelaki dengan suara lembutnya membangunkan Annie. Lelaki tersebut mengguncangkan tubuh Annie beberapa kali dan Annie langsung bangkit dari sofa dan duduk menghadap laki-laki tersebut.
Annie mengusap-usap matanya serta menguap layaknya orang yang baru bangun dari tidurnya. “Chef Harry sudah memasakkan sesuatu untukmu. Aku yakin kau lapar. Sekarang, kau sikat gigimu dulu baru kau makan.”
Harry mendorong Annie untuk pergi ke kamar mandi dan membisikkan sesuatu tepat sebelum ia masuk ke kamar mandi, “Go ahead before Niall will eat your food”
Annie mengacungkan jempolnya kepada Harry , dibalas senyum dengannya. Annie beranjak masuk ke kamar mandi, mengambil sikat gigi yang masih terbungkus baru. Tak lupa ia menutup pintunya. Ia menyikat gigi di wastafel sambil melihat pantulan dirinya sendiri di cermin. Ia meludahkan busa dari pasta gigi yang ia gunakan. Ia menatap dirinya sendiri tepat di matanya.
“I think it’s hard to go away from you, Harry”
KAMU SEDANG MEMBACA
Ironic [On Hiatus]
FanfictionIni adalah sebuah kisah ironis tentang dia yang terlupakan. Tentang dia yang harus memilih. Tentang dia yang mesti tersakiti. Tentang dia yang tak pernah menemukan akhir bahagia. Dan pada akhirnya, seseorang harus pergi. [One Direction FanFiction by...