Firstly I wanna say I'm sorry bcs I post this part too long. I have a serious problem so I can't post it early I'm sorry-_-v. Ok (maybe) I think this is the longest part and sorry if this make u jealous or something-_-v nah just enjoy this part and don't forget to feedback K? promise me? ok I wait for ur comment!x
Harry Pov
"Hi Har! Nanti bagaimana? Jadi tidak?" Tanya seorang gadis diseberang sana yang menelpon ponselku pagi ini. Padahal hari ini masih terlalu pagi buatku. Hanya saja demi dia, aku rela bangun jam berapapun. Bahkan tak tidur seharian pun aku bisa asal selalu bisa bersamanya.
"Tentu saja jadi. Masa tidak? Kitakan sudah merencanakannya jauh-jauh hari" dengusku. Tak mungkin aku membatalkan acara yang sudah kupikirkan matang-matang dengan pikiranku yang sedang waras. Bahkan aku sudah memikirkan detail sekecil apapun seperti kapan kita makan dan kapan kita harus pulang. Aku mau acara ini berjalan dengan sempurna.
"Is this something like date? Are we dating?" Tanya gadis itu dan membuatku sedikit terguncang. Aku... Aku mau menganggap ini sebuah kencan. Lagipula sudah lama aku suka dengannya. Semacam love at first sight. Tapi apa dia mau menganggap ini sebagai sebuah kencan?
"Y-y-yeah... Something like that" jawabku ragu-ragu dengan menjaga persaannya. Aku perhatikan ia tampak diam sebentar. Aku rasa ia sedang berpikir. Aku... Aku hanya takut ia menjauh itu saja.
"So, it's our first dating rite?" Tanyanya kembali. Aku terdiam sebentar. Memikirkan belakangan ini aku suka berpergian dengannya. Tapi kami hanya menganggapnya berpergian biasa, bukan kencan. Lagipula ini saat yang tepat untuk mengambil satu langkah maju.
"Yeap" jawabku dengan mantap. Aku sudah yakin seyakin yakinnya kalau hal ini akan menjadi akhir yang bagus.
"Jadi, jangan telat. Jemput aku jam 10 atau tidak aku tak akan mau lagi berbicara denganmu" peringatnya yang diiringi sebuah senyum dariku. Berusaha menahan tawa yang hendak lepas. Daripada aku terkena sembur olehnya.
"Iya, aku janji" jawabku sambil mengeluarkan tawa yang tak dapat ku tahan sedari tadi. Dan gadis itu hanya mendengus kesal karena tawaku yang ditujukan untuknya.
"See u soon cupcake!" Pamitnya. Itu panggilan sayangnya terhadapku. Mungkin bisa dibilang begitu? Ia ingin mengolokku dengan cupcake karena entah kenapa melihatku mengingatkannya akan cupcake? Apa mukaku sungguh terlihat seperti cupcake?.
"See u soon sugar!" Balasku. Ya seperti kalian itu panggilan sayangku padanya. Ia memang terlihat manis dengan wajah ala France nya yang terlihat imut. Dihiasi rambut blonde yang membuatnya tampak cantik. Tak lupa mata hijau kebiruannya yang mengingatkanku akan mata besar kucing dalam film Puss in Boots.
Aku melihat jam masih menunjukkan pukul 6 pagi?. Sungguh pagi sekali ia menelponku. Mungkin ia ingin berlari marathon mengingat ini hari libur dan sudah musim semi. Ia memang bisa dibilang seorang yang selalu menjaga kesehatannya dengan berolahraga teratur. Beda denganku yang hanya duduk santai mengaharapkan seorang malaikat menghampiriku. Tetapi lihat kan? Penantianku tak sia sia.
Entah bagaimana berfikir membuatku merasakan kantuk. Memangnya berfikir itu memakan energi begitu banyak? Entahlah aku malas berfikir tentang seluk beluk otak dengan pemborosan-energi-nya. Otakku juga terlalu malas memikirkan itu. Hei aku bukan bercita cita ingin menjadi profesor kan? Itu sebabnya aku memutuskan untuk sekedar memejamkan mataku sebentar saja.
***
Tunggu..... jam berapa ini? Aku melihat jam dan sudah menunjukan..... pukul setengah 10? Mother of God! Mati aku semati-matinya!. Aku langsung beringsut ke kamar mandi. Dan setelah aku dengan istilah yang disebut mandi bebek? Aku baru menyadari lupa membawa handukku!. Oh Tuhan aku mesti keluar dengan naked? Memang sih itu aktivitasku yang memang biasa ku lakukan. Tapi aku hanya bergidik ngeri membayangkan di luar sana terdapat adiknya Liam. Mungkin jika ia melihatku naked ia akan pingsan karena berototnya tubuhku ini? Aku merasa keren.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ironic [On Hiatus]
FanfictionIni adalah sebuah kisah ironis tentang dia yang terlupakan. Tentang dia yang harus memilih. Tentang dia yang mesti tersakiti. Tentang dia yang tak pernah menemukan akhir bahagia. Dan pada akhirnya, seseorang harus pergi. [One Direction FanFiction by...