Part 10

959 11 0
                                    

Is it ironic that last summer I give u my heart but the very next day u gave it away?

***

Zayn POV

"C'mon everybody! Api unggunnya sudah menyala. Lebih baik kita cepat mulai agar tak akan terjadi hal yang diinginkan" teriak Liam. Dia memang yang bertugas untuk menyalakan api unggun. Bahkan mungkin semuanya merupakan Liam yang mengerjakan karena sedari tadi yang lainnya hanya berleha-leha.

Kitapun berkumpul melingkari api unggun. Disini ada Liam dengam 'calon pacarnya', Danielle. Lou dengan Eleanor, kekasihnya kurang lebih 3 minggu. Dan coba kulihat? Harry bersama teman Sasha yang-aku-lupa-namanya. Ah Sasha sedang menyendiri di seberang sana. Lebih baik aku hampiri dia.

Aku berjalan ke arah Sasha dan tiba-tiba tanpa disangka, Niall datang bersama gitar kesayangannya. Dia mendahuluiku untuk duduk bersama Sasha.

"Ah Zayn apa kau mau duduk disini?" Tanyanya ketika dia sudah duduk di samping Sasha dan melihatku yang menuju ke arah mereka. "Kalau begitu aku bisa kok mencari tempat untukku yang nyaman di lain tempat"

"Tidak, tak usah" kataku sambil mendorong Niall untuk duduk kembali. "Lagipula aku juga yang seharusnya pergi karena kau yang sampai duluan" kataku sambil mengangkat bahuku.

"Apa kau yakin Zayn" tanya Niall tak yakin sembari mengangkat sebelah alisnya. Itu yang biasa ia lakukan.

"Aku sangat yakin, Ni. Ah lebih baik aku pergi daripada terkena ocehan Liam. Bye!" Kataku sembari menggerakkan tanganku diudara. Aku langsung memilih tempat duduk yang tak jauh dari Sasha. Aku pikir lebih baik mengawasinya, berjaga jaga agar tidak terjadi 'sesuatu' dengannya akibat ulah Niall. Kau taukan maksudku?

"Sebelumnya, aku ingin berterima kasih kepada kalian semua yang telah hadir di acara ini, acara penyambutan kembali adikku, Sasha" teriak Liam yang membuat suasana sehening pemakaman. Aku bisa mendengar jangkrik sedang berdendang.

"Terlebih lagi, aku selamanya berterima kasih dengan Zayn. Karena kalau bukan karena ulahnya pasti aku tidak akan bertemu dengan adikku selama bertahun-tahun, bahkan selamanya" kata Liam sambil menatapku dalam.

"Ah, aku ingat sekali perkelahian kalian berdua yang sangat mengganggu" kata Liam sambil tertawa. "Tetapi kalau bukan karena itu, aku tidak akan pernah bertemu dengan adikku dalam jangka waktu yang singkat ini"

"Dan aku tak tau bagaimana nasib adikku jika dia bukan pingsan di hadapan mobilmu. Untungnya dia pingsan di hadapan mobilmu" kata Liam. "Bukannya aku memang mengharapkan kecelakaan itu terjadi" lanjut Liam dengan cepat dan muncul seringai jail di wajahnya.

"Maksudku, karena kecelakaan itu juga kita jadi dipertemukan satu sama lain. Kau, sebagai adikku bukan teman/musuh sahabatku" kata Liam disusul gelak tawa dari yang lainnya.

"Yah intinya, aku sangat senang sekarang adik kecilku kembali" kata Liam yang diakhiri dengan dengusan kesal dari Sasha. "Ralat, adik besarku" dan tawapun meledak diantara kita semua.

"Okay c'mon Niall! Rock me!!!" Lalu hanya selang beberapa detik Niall sudah memetik alunan gitar yang merdu dari rock me. Ohiya itu laguku yang dialbum kedua. Maksudku, lagu kami.

"I want you to R-O-C-K me again, R-O-C-K me again, R-O-C-K me again, yeah" nyanyi kami bersama-sama. Dan tanpa disangka Lou berdiri dan menari-nari di depan api unggun. Such an idiot!. Kami semuapun tergelak tertawa tetapi kami juga segera bangkit bergabung dengan Lou yang sedang menari. Tak terkecuali pun dengan para gadis.

Mereka juga ikut menari walaupun dengan malu-malu. Ya memang awalnya kami, para lelaki yang memaksa mereka untuk bergabung. Setelah lagu rock me, kami juga menyanyikan lagu one thing. Dan kali ini hanya the boys saja menyanyi karena memang lagu ini dinyanyikan sengaja untuk para gadis.

Ironic [On Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang