I hate my life!

981 50 3
                                    

"Tidak segampang itu Mom mencintai seseorang. Oh.., i hate my life "

*****

Aku berada dipangkuannya sekarang. Ntah kenapa setelah Justin memotong rambutnya dia terlihat sangat tampan. sangat! Poni panjangnya yang dia sisir kebelakang menampakkan wajah tampan pahatan dewa Yunani.
Justin menarik pingangku semakin menempel ke perutnya, kaki ku terbuka melilit ke pinggangnya.
Mata yang sangat indah menatap mata ku untuk semakin menatapnya.
Kenapa bibirnya sangat menggoda sekali?
Aku mengigit bibir bawah ku, mataku melirik matanya kemudian turun ke bibirnya. Ugh! Tidak lagi.
Kenapa seakan-akan dia selalu menggoda ku dengan bibir merah sexinya ini? Kuat Chel kuat, jangan tergoda lagi. Bagaimana kalau bermain? Kau ingat? Bukan kah kau selalu ingin mempermainkan justin, jangan Justin yang mempermainkan mu. Ayo! Kau pasti bisa.
Hus! Diem lo. Lo kirain gue mau perang apa? pake kau pasti bisa segala. Dasar alay!
Yup itulah dia suara hati dengan suara otak gue saling bertengakar. Lah ini suara apalagi? Ntahlah anggap aja ga ada suara.
Oke lanjut.
Aku mengelus pipi kanannya dengan tanganku, matanya terpejam menikmati sentuhan halus yang ku berikan, wajahnya begitu mulus tanpa ada noda jerawat sedikitpun, sangat tampan aku semakin mencintainya.
Kelewat mencintainya malah, tapi apa dia juga? Apa Justin juga mencintai ku? Atau hanya menganggap ku sebagai fansnya? Tapi kemarin dia bilang terserah menganggap nya apa, itu berarti dia membiarkan ku untuk menganggapnya apa saja, termasuk pacar atau suami. Tapi aku tidak mau sekedar merasakan mencintai saja, aku mau merasakan dicintai dan mencintai.
Aku bahkan tidak pernah suka pada laki laki lain, aku sudah duluan mencintai nya, mulai kelas 6 SD sampai sekarang aku masih tetap mencintainya. Apa kutanyakan saja? Bagaimana kalau dia bilang dia tidak menyukai ku atau mencintai ku? Aku akan merasakan sakit hati untuk yang kedua kalinya. Sialan! Aku bahkan pernah mengatakan jika bersama Justin, hidup pasti akan sangat sempurna dan tak akan ada rasa sakit hati, tapi nyatanya aku merasakan sakit hati, sangat-sangat sakit dan jika ada pilihan aku lebih baik memilih mati, dibanding sakit hati.
Lalu bagaimana dengan perasaan ku? Apa ku diam kan saja? Ohh aku tidak bisa menahannya lagi. Baiklah setelah ini akan ku tanyakan padanya apa yang dia rasakan ketika bersama ku. Yup aku harus menanyakan nya.

"Hei.. Kau melamun? Apa yang kau lamun kan?" Tanya nya lembut, suaranya Argh.. Menyaman kan hati ku. Dia menatap ku tanpa berkedip dan sesekali jempol kirinya mengelus dahi ku halus.

"Tidak ada, sampai dimana kita tadi?" Tanya ku tanpa ekspresi aku tidak punya nafsu lagi untuk menciumnya. Semuanya hilang karena memikirkan hal tadi. Yaa percuma saja aku menciumnya dan selalu bahagia disaat bersamanya tapi yang kudapat dia hanya bermain main dengan ku dan menganggap ku fans nya dan tidak berniat sama sekali mencintai ku, oh tidak, itu sangat menyakitkan.

"Berciuman,Kau ingin melanjutkannya?" Tanya nya dengan senyuman jail dipipinya.

Datar. Itulah ekspresi ku ketika mendengar ucapannya barusan.
Dulu aku mengharapkan sedekat ini dengannya menciumnya hangat, menatapnya, mencintainya sepenuh hati ku dengan tulus dan bahkan mau merelakan mahkota ku hanya untuknya karena aku sangat mencintainya, tapi sejak hati dan pikiran ku berperang tentang apa yang kudapat kan sekarang dengan apa yang ku ingin kan dulu, ternyata berbeda. Karena aku berpikir, Justin melakukan ini hanya sekedar menghibur dirinya sendiri. Hanya sekedar melampiaskan nafsunya.
Bugh! Hati ku seperti dihantam oleh palu yang besar hingga berlubang dalam . Sangat menyakitkan. Memikirkannya sangat sangat sakit. Kenapa gadis remaja Seperti ku susah sekali untuk bahagia? Walaupun sumber bahagia sudah ada didepan mata ku, tapi tidak sepenuhnya membuat ku bahagia. Bahkan aku merasakan sakit.
Setetes air mata ku jatuh dipermukaan pipi ku mengalir begitu saja tanpa bisa ku cegah, aku sudah terlanjur mencintai pria yang didepan ku ini.
Kuremas jas yang melekat pada bahu kanannya melampiaskan betapa perihnya hati ku saat ini. Kepala ku sudah tidak kuat. Aku menunduk untuk menghindar dari tatapan Justin.

ONLY YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang