rachel povberarti pattie yang mengangkatku adalah pattie ibu justin? bagus, kenapa aku tidak mengenali wajah mertua ku sendiri? mungkin karna aku pikir bukan pattie ini tapi nyatanya dialah pattie yang merupakan ibu justin. apa ini artinya aku tidak bisa menikah dengan Justin? fuck!
"hei ada apa? apa kepala mu semakin terasa sakit?" aku tersadar dari lamunanku.
"tidak aku hanya ingin sarapan?" dia tertawa renyah ya tuhan bieber ku tertawa didepan ku hanya karena mengucapkan kata lapar dengan nada yang kembali bertanya. padahal menurutku tak ada yang lucu dari kata itu.
"baiklah, ayo kita kedepan mungkin mom telah menyiapkan sarapan untuk kita" aku menganguk dan mengikutinya dari belakang. sial tubuh seksinya saat berpelukan tadi terasa nikmat ingin rasanya aku mengelusnya atau mungkin menciumnya pasti rasanya jauh lebih nikmat. ok. otak ku berubah jadi kotor saat memikirkannya.
berhenti rachel dia itu abang mu sekarang!
"morning mom" suara justin membuat mom mengadahkan kepalanya kedepan menatap kami. dia sedang menuang susu vanila ke gelas kosong. seluruh sarapan telah selesai dimeja. huh! kenapa aku tidak bangun cepat tadi agar membantunya.
"hei. morning justin.where- oh hei sweetie bagaimana dengan tidurmu?" aku merapatkan jubah tidurku yang tidak terikat lalu duduk dikursi tepat didepan mom dan disampingku justin.
"nyenyak. kamar buatan mu memang yang terbaik" pattie tersenyum lembut seperti mom hanya saja akan lebih indah jika mom juga berada disini dan memberikan senyuman seperti itu juga.
"mom senang jika kau menyukainya. baiklah ayo sarapan, oh sebentar apa kalian sudah berkenalan tadi?"
Aku dan Justin saling menatap kemudian tersenyum lalu mengganguk pada mom.
"Baguslah mom tak perlu lagi memperkenalkan kan kalian. Sekarang ayo kita sarapan"
Selesai sarapan aku memilih untuk berkeliling rumah. ternyata rumah ini sangat besar dan indah bewarna putih dengan lapangan besar yang terdapat pada depan dan belakang rumahnya membuatnya terlihat sangat mengagumkan. Aku yakin aku akan betah tinggal disini.
Kaki ku melangkah menuju lapangan belakang dimana terdapat lapangan besar dengan pohon pohon berjejer di setiap ujung nya , juga terdapat gawang sepak bola, ah mungkin itu tempat bermain Justin dulu. Dan ayunan indah didekat kolam ikan. aku terkesan dengan rumah ini, Pasti sangat banyak mengeluarkan uang untuk membangun rumah semengagumkan ini.
Merasa tertarik aku mendudukkan pantat ku di kursi ayunan dan mulai terayun menikmati angin yang berhembus diwajah ku juga seluruh tubuh ku. Tangan ku memegang erat tali ayunannya agar tidak terjatuh, lalu kaki ku mendorongnya hingga aku terayun ke depan, belakang, depan, belakang. Oh ini mengasyikkan. Berayun dipagi hari akan membuatmu merasa rileks.
"Hei sweetie, menikmati hidup baru mu?" Sialan! Lagi lagi suaranya mengejutkan ku untuk yang kedua kalinya. Aku bahkan tersentak karena terkejutnya apa sifat seorang justin bieber memang seperti ini? Suka mengejutkan?
"Oh.. Kau terkejut lagi? maaf aku tidak bermaksud." Aku mengangguk pelan dan kembali mengayunkan kaki ku hingga ayunannya bergerak kembali.
"Apa kau menyukai rumah ku, maksud ku rumah baru mu?" Tanya nya yang sudah mengambil tempat ikut berayun disamping ku, tentu saja ayunan ini ada dua. Tak tau Harus menjawab apa, lagi lagi aku menganguk.
angin nya terasa semakin sejuk saja.Tak terdengar suara apa pun lagi. Baguslah aku juga tak ingin berbicara, mungkin dia juga menikmati ayunannya. mata ku melihat kearah langit, sekumpulan awan putih yang berjalan lambat terlihat karena tertiup angin pagi, ingin rasanya aku menyentuh nya, rasanya sangat damai.
Justin pov
Yatuhan, ini pertama kali kulihat dia tersenyum indah menikmati setiap angin yang berhembus padanya, seolah ikut pergi bersama mereka. Dia tau cara menikmati hidup. Bahkan dia tak berbicara sama sekali. Apa dia gadis yang tidak suka berbicara? Bahkan aku hanya mendengarnya beberapa kali berbicara tadi pagi, suara imutnya saat menggucapkan kata morning pada walpaper ponselnya, terasa indah di telinga ku. Gadis cantik tapi sayang dia menjadi adik ku sekarang. Dan sekarang aku tau bahwa dia berumur 16 tahun bukan 9 atau 14. Sudah cukup besar dan jauh dari kata anak kecil. Dan mungkin dia cocok dikatakan gadis kecil. Ya, mengingat wajah dan tubuh indahnya dia sangat cocok untuk kata itu.
"Hei" aku memanggilnya.
tak ada jawaban?"Hello.." Panggil ku lagi. Bagus apa dia juga tuli? Tapi terakhir aku berbicara dia bisa menjawabnya itu berarti dia tidak tuli, lalu sekarang?
"Rachel?!"
"Yaa?" God! Dia tersenyum begitu indah kepada ku dengan rambut yang bertebangan membuatnya semakin indah.
" mau berjalan-jalan dengan ku, mungkin suasana pagi hari akan jauh lebih nikmat bila kita berjalan ke luar rumah." Tampak wajah nya sedang berfikir. Ayolah aku ingin bercengkrama dengan mu.
"Mungkin bukan ide yang buruk. Ayo"
Aku langgsung mengambil tangannya dan kami pergi keluar rumah.
Haiiii!! Maaf kalau baru sekarang nongol bawa chapter berikutnya. Maaf juga karena pendek. Dimaafin kan? Kan? Kan?
Hihi. Soalnya lagi Nyari ide buat kelanjutannya, Nyari sesuatu yang baru dan special buat new versi ini. Kan untuk kalian senang juga. Jadi jangan marah kalau lama nunngu ya, oh ya yang bilang lumutan karena nunggu ntar aku jitak loh. Mana ada orang nunngu nyampek badanya lumutan. Hahaha ngaco deh.
Makasih ya buat yang udah setia dan penasaran sama Only you yang beda ini. Satu lagi biar aku kasih Tau, INI BUKAN LANJUTAN ATAU FUTURE NYA ONLY U PERTAMA YA. INI ONLY YOU VERSI BEDA BACA KAN JUDULNYA JADI AKU GAK MAU KALIAN BINGUNG LAGI. Oke itu aja. Thank ya. 😉Love, aphrodela ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
ONLY YOU
Fanfictiononly you adalah sebuah cerita yang menceritakan seorang gadis remaja yang menggilai seorang justin bieber. artis luar negri yang ia impi impikan namun baginya hanya sebatas khayalan tololnya bisa bertemu dengan pria yang dia idola- ralat dia cintai...