Portal di kamar Clarine sudah beberapa waktu ini ditutup oleh Dazt. Pemuda itu katanya sedang tidak ingin diganggu. Karena itu, begitu menyelesaikan tugasnya di akademi, Clarine langsung berteleportasi ke pemakaman dan menggunakan sebuah portal di sana untuk masuk ke Arena Duel.
Sejak pertemuan dengan Faenish dan lainnya beberapa waktu lalu, Arena Duel sudah disahkan menjadi tempat mereka bertemu. Dalam istilah yang digunakan Ryn, tempat itu dianggap sebagai markas mereka.
"Kau juga datang?" seru Maery begitu ia melihat Clarine melewati portal.
Valaria, Faenish, dan Ryn ikut menyapa Clarine. Sementara Dazt, Drina, Zoenoel, Ezer serta sosok bayangan Kliv tampak tidak begitu peduli.
Clarine yakin Dazt dan Drina sudah lebih dulu merasakan kedatangannya. Drina adalah orang yang menciptakan sistem perlidungan baru di tempat ini, sedangkan Dazt adalah pemiliknya. Jadi tak heran jika mereka berdua tidak begitu menanggapi seruan penyambutan untuk Clarine.
Di sisi lain, Zoenoel diam dengan sikap cueknya. Jika Clarine hanya berdua dengan Zoenoel di tempat ini, ia yakin respons pemuda itu akan berbeda. Walaupun jelas tidak akan seheboh Maery ataupun Ryn saat menyambutnya.
Sementara itu, dari awal Clarine melihat sosok Kliv yang terungkap oleh pertahanan baru buatan Drina di Arena Duel, tak pernah sedikit pun pria itu mengeluarkan suara. Sama seperti Ezer yang dulu membayangi Faenish dalam sosok misterius berjubah, Kliv kini membayangi Ezer dengan wujud yang hampir mirip.
"Apa benar kau ditunjuk sebagai menteri?" tanya Maery antusias.
"Ya. Bagaimana kau tahu?" Clarine balas bertanya. Ia belum sempat menceritakan hal ini kepada siapapun.
"Kau berkeliling dengan surat berlogo Gerakan Pembaharuan di atas kepalamu tadi siang," jawab Drina dengan nada meremehkan, seakan Clarine menanyakan sebuah pertanyaan bodoh.
"Jadi kau diminta jadi menteri apa?" Kali ini Faenish yang mengajukan pertanyaan kepada Clarine.
"Pendidikan dan Kebudayaan," jawab Clarine. "Hanya saja, aku akan menolaknya. Menteri bukan jabatan yang sanggup kuemban, apalagi dengan identitas ganda yang tidak memungkinkan aku bekerja seharian penuh sebagai Eucharistia."
"Katharina sudah mengurus perihal kerahasiaan identitas dan dispensasi waktu kerjamu," ujar Zoenoel tiba-tiba. "Pak Krav juga sudah setuju untuk mengerjakan sebagian besar tugasmu di kementerian. Kau hanya perlu menyandang gelar menterinya saja."
"Pak Krav ditunjuk sebagai wakil menteri Pendidikan dan Kebudayaan." Maery memberikan penjelasan begitu melihat ekspresi bingung di wajah Clarine.
"Katharina?" Clarine memastikan. "Bukankah ini terdengar mencurigakan?"
"Sudahlah Clarine, terima saja, apa susahnya?" seru Ryn. "Hanya ada satu akademi yang perlu diurus, dan itu pun akan ditangani Pak Krav. Kalau kau jadi menteri, artinya kita akan punya dua calon Menteri."
"Dua?" tanya Clarine semakin bingung.
"Aku ditunjuk sebagai Menteri Hubungan Masyarakat," ujar Valaria. "Sepertinya aku harus mengatur hubungan Kaum Berbakat dengan Kaum Nonberbakat."
"Dan Drina ditunjuk sebagai salah satu dari Tiga Peracik Utama," timpal Ryn, terdengar semakin heboh.
"Sistem pemerintahan ini semakin mencurigakan," ujar Clarine. "Maksudku, Eucharistia tidak jelas identitasnya, Valaria masih belum lulus SMA, dan Drina—"
"Kau ini ribet sekali," keluh Ryn. "Memangnya kenapa kalau Valaria dan Drina masih SMA? Kau juga masih SMA dan sudah pernah menjabat sebagai kepala akademi. Selama kemampuan Drina dan Valaria memang terbukti hebat, kenapa harus dipermasalahkan umurnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
CONNECTION
FantasyBuku Ketiga dari empat buku dalam seri T.A.C.T. (Fantasy - Romance) Apa yang akan kamu lakukan saat mengetahui kalau dirimu dijodohkan dengan lebih dari satu orang? Atau ketika seseorang yang kau ketahui berniat menyakitimu kini memegang kekuasaan d...