"Kau mau aku bilang apa pada kedua orang tuamu saat kau berada dalam kondisi sekarat?" Dazt balas bertanya dengan santai setelah Clarine mengomelinya panjang lebar. Dazt sudah tahu gadis itu akan mengamuk begitu ia datang untuk menjenguk, jadi bisa dibilang Dazt sudah mempersiapkan diri.
"Kau seharusnya tidak memberitahu mereka soal kondisiku," protes Clarine.
"Hei, siapa yang mengambil keputusan untuk terbuka kepada orang tuanya?" Dazt balas mencemoo.
"Aku. Aku yang memutuskan terbuka kepada orang tuaku, bukan kau terbuka kepada orang tuaku akan semua hal yang terjadi padaku," tandas Clarine. "Aku yang akan memutuskan mana yang perlu mereka ketahui sekarang dan mana yang nanti. Aku yang mengenal mereka dan itu orang tuaku. Akulah yang seharusnya memberitahu. Bukan kau. Kau pikir siapa dirimu?"
"Inikah yang kau sebut terbuka? Menyimpan rahasia tergelap dan memberikan hanya kulitnya saja? Lalu jika seandainya kemarin kau mati disiksa, apa yang harus ku katakan? Kau ingin aku bilang kalau dirimu sedang dalam perjalanan panjang dan tak akan kembali? Atau bilang aku tidak tahu?" Dazt balas menggunakan nada tinggi. Ia bahkan berjalan mendekati tempat tidur Clarine untuk menekankan intimidasinya. "Salah satu alasan ayahmu tetap mengizinkan dirimu tinggal di sini setelah kau memberitahu mereka kebenarannya adalah karena aku menjanjikan beberapa hal termasuk informasi tentang dirimu. Bukankah sudah kuperingatkan sejak awal kalau akan ada konsekuensi dari keputusanmu. Lagi pula berbohong kepada orang tua bisa kualat."
Clarine menundukkan kepala, tak sanggup membalas tatapan intens dari Dazt. Emosinya benar-benar menguras tenaga, apalagi tubuhnya belum sepenuhnya pulih. Pada akhirnya Clarine hanya bisa mengembuskan nafas berat, sama sekali tidak tahu harus berbuat apa lagi. "Kalau begitu lakukan sesuatu agar ayahku mengizinkanku tinggal di sini lagi. Kau tahu betul betapa berisikonya jika aku tinggal dengan mereka."
"Aku sudah memikirkan solusinya. Namun kau sebaiknya meminum ini dulu." Dazt mengulurkan sebotol ramuan yang hanya dibalas Clarine dengan tatapan menyelidik. "Bagaimana kau akan mendengar ocehan panjangku jika kau nampak bisa pingsan kapan saja? Minumlah! Kecuali kalau kau mau tubuhmu kujamah tanpa izin saat kau menyusahkanku dengan kehilangan kesadaran."
Clarine langsung menyambar botol ramuan dari Dazt dan meneguk beberapa kali.
"Anak baik," gumam Dazt seraya menepuk kepala Clarine dan tertawa. Ia kemudian berdeham sebelum berkata, "Kita mulai dengan beberapa masalah yang perlu kau pertimbangkan. Pertama, situasi di Kota Lango menjadi agak kacau setelah insiden di turnamen. Kedua, kau sudah mengusir Zoenoel dari tugasnya menjagamu, dan pemuda itu sekarang menyibukkan diri dengan urusan lain. Ketiga, kau bisa berteleportasi, jadi percuma mengurungmu dalam kurungan tanpa ramuan anti teleport. Sayangnya, kurungan seperti itu menuntut beberapa ramuan yang mahal bahannya agar bisa dibuka tutup setiap hari. Masalah yang terakhir, aku tidak mau menjagamu sebagai penggati Zoenoel."
"Apa sebenarnya solusi yang kau pikirkan, tak perlu berbelit-belit," sela Clarine.
"Dengarkan saja. Ocehanmu tadi jauh lebih panjang dari ini. Sekarang giliranku. Sampai di mana tadi? ah menjagamu. Menjaga dalam kasus Zoenoel hanya berarti tidur di sampingmu dan semua aman. Sementara dalam kasusku, aku harus terjaga sepanjang malam, mengawasi pergerakan mencurigakan dengan satu-satunya hal yang kulihat adalah seorang gadis. Itu buruk, kau tahu, semacam pencucian otak di mana aku akan melihat wajahmu terlalu sering hingga gambaran sosokmu berpotensi untuk mengganggu alam bawa sadarku. Aku sudah cukup mengalami beberapa gejalah ganguan mental saat menjagamu beberapa waktu lalu. Salah satu contohnya, aku pernah melihat gambaran dirimu muncul di mana-mana seperti hantu. Aku jelas tidak mau hal seperti itu menjadi bertambah parah.
"Jadi jika kau ingin tetap tinggal di pulau ini, pilihanmu hanya ada dua. Kau menghabiskan malam hari di arena duel ini dengan segel Pengunci Gerak membekukan tubuhmu, atau bermalam di tempat jodoh cadanganmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
CONNECTION
FantasiBuku Ketiga dari empat buku dalam seri T.A.C.T. (Fantasy - Romance) Apa yang akan kamu lakukan saat mengetahui kalau dirimu dijodohkan dengan lebih dari satu orang? Atau ketika seseorang yang kau ketahui berniat menyakitimu kini memegang kekuasaan d...