"Clarine?"
Jantung Clarine rasanya berhenti sesaat. Suara Katharina menggema memanggilnya sementara sosok wanita itu nampak berdiri di ujung koridor. Tak ada tanda-tanda keberadaan Zoenoel.
"Saya ... saya..."
"Bisakah kau ikut denganku sebentar?" Katharina memasang senyum lemah seraya menghampiri Clarine. Wanita itu sama sekali tidak mempertanyakan fakta bahwa Clarine baru saja melangkah keluar dari studio lukis Zoenoel.
"Tenang saja, aku tak bermaksud mencelakakanmu." Katharina meraih lengan Clarine dan menariknya pelan. "Kau bisa berteleportasi pergi jika kau merasa terancam. Aku hanya ingin menunjukkan sesuatu yang kuyakini sedang kau cari."
Di saat bersamaan dengan langkah Clarine mengikuti Katharina, ia merasakan sensasi teleportasi. Refleks Clarine memandang sekeliling, mencari sosok Zoenoel. Namun ia tidak mendapati pemuda itu di mana pun.
Clarine bisa membayangkan bagaimana ekspresi Zoenoel jika melihat Katharina dan dirinya sekarang. Hanya saja, Clarine juga penasaran dengan maksud ucapan Katharina. Jadi, Clarine membiarkan wanita itu menuntunnya.
Sepanjang perjalanan, Katharina tidak berkata apapun. Wanita itu baru melepaskan tangan Clarine saat ia membuka pintu kamar Glassina.
Setelah mempersilahkan Clarine masuk dengan isyarat tangan, Katharina segera menghampiri berankas yang tersembunyi di balik karpet. Clarine tentu saja sudah memeriksa tempat itu, dan ia hanya menemukan kotak-kotak perhiasan. Tak ada yang lain.
Hanya saja, begitu melihat Katharina mencongkel kaca pada salah satu penutup kotak, Clarine terbukti tidak teliti. Di balik kaca terdapat rongga yang menampung beberapa lembar kertas beserta sebuah botol kaca antik berukir. Cairan dalam botol langsung dikenali Clarine sebagai cairan ingatan.
"Aku sudah menuliskan pengakuan atas beberapa tindakan tak terpuji yang sudah kulakukan. Aku bahkan telah mengeluarkan satu ingatan untuk menguatkan pernyataanku." Katharina memberikan beberapa lembar kertas kepada Clarine dan menahan cairan ingatan di tangannya. "Kau bisa memeriksa pernyataan-pernyataan ini kalau kau mau. Hanya saja, aku harap rasa penasaranmu tidak menyentuh cairan ingatanku, biarkan orang lain yang menyentuhnya."
"Kenapa Anda menunjukkan ini kepada saya?" tuntut Clarine tak mengerti.
Katharina memasang senyum penuh pengertian. "Aku ingin kau melakukan sesuatu sebagai imbalan. Jauhi Zoenoel, jangan terlibat kisah asmara dengannya."
"Bukankah Anda yang membuat pemberitaan di koran tentang hubungan kami. Kenapa sekarang Anda meminta saya hal yang sebaliknya?"
"Aku tidak pernah menyukai hubungan kalian. Hanya saja Zoenoel biasanya tidak menyukai apapun yang aku sukai. Jadi selama aku menunjukan ketertarikan pada sesuatu, dia akan menjahui hal tersebut. Dalam kasus ini, tampaknya aku juga perlu memastikan kalau kau akan menjahui putraku. Begitu kau menjaga jarak, kau bisa menyerahkan bukti-bukti ini ke pengadilan." Katharina mengambil kertas-kertas dari tangan Clarine dan menyimpannya kembali. "Aku juga bisa menyerahkan diri langsung ke pihak berwajib jika kau mau."
"Ibu Katharina!"
Terdengar seruan Yudi tak jauh dari kamar Glassina. Clarine ikut tersentak karena ia tak merasakan sensasi teleportasi seperti yang biasanya ia rasakan sebelum kemunculan tiba-tiba Yudi.
"Pikirkanlah." Katharina melangkah keluar untuk menemui Yudi.
"Ada apa?" suara Katharina terdengar dari balik pintu yang kini menutup
"Ruangan kelas ramuan di akademi meledak," seru Yudi panik.
Tidak terdengar jawaban Katharina. Namun dari sensasi teleportasi yang dirasakan Clarine, ia tahu mereka sudah pergi. Karena itu, tanpa menunggu lama, Clarine pun ikut berteleportasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
CONNECTION
FantasíaBuku Ketiga dari empat buku dalam seri T.A.C.T. (Fantasy - Romance) Apa yang akan kamu lakukan saat mengetahui kalau dirimu dijodohkan dengan lebih dari satu orang? Atau ketika seseorang yang kau ketahui berniat menyakitimu kini memegang kekuasaan d...