1. Awal Baru

20.9K 1.7K 165
                                    

Clarine menjerit dan meloncat kaget saat Faenish menepuk pundaknya pelan. Reaksi berlebihan Clarine mengundang pandangan dari semua yang duduk melingkar di Arena Duel.

"Maaf, aku tak bermaksud mengagetkanmu. Apa kau baik-baik saja?" tanya Faenish khawatir.

"Tentu saja dia tidak baik-baik saja. Kita semua tidak baik-baik saja," gerutu Ryn seraya melemparkan sepotong coklat ke arah Clarine. "Kau butuh sedikit obat depresi. Begitu juga kita semua. Jadi, hentikan dulu acara berbagi cerita pengalaman hidup ini dan mari nikmati kudapan yang telah kusiapkan khusus untuk pertemuan kecil kita."

Tanpa menunggu persetujuan, Ryn sudah melompat berdiri dan meninggalkan bantal duduknya untuk menghampiri meja. Sambil mengangkat beberapa kue di tangannya, Ryn kemudian berseru, "Terima kasih untuk Maery yang merancang acara ini dan untuk diriku sendiri yang berinisiatif menyediakan makanan." Ia pun memakan kue-kue tersebut dengan khidmat.

"Kurasa Ryn ada benarnya. Kita butuh sedikit istirahat," ujar Faenish seraya bangkit berdiri.

"Kita juga tidak boleh ketinggalan." Dengan segera, Maery menarik Clarine dan Valaria untuk menyusul Faenish.

Sementara itu, Drina, Ezer, Zoenoel, dan Dazt tetap duduk di posisi masing-masing. Mereka tampak sibuk dengan pikiran sendiri-sendiri.

Selama beberapa jam terakhir, mereka saling berbagi pengalaman kurang menyenangkan yang diduga berhubungan dengan Katharina. Pembicaraan yang mereka lakukan memang cukup membuat frustasi. Namun setelah Faenish menyentuhnya tadi, pikiran Clarine kini disibukkan dengan hal lain.

Karena kurang fokus, Clarine terlambat menyadari kalau Maery yang sejak tadi terus membujuknya memakan sesuatu, kini sedang terlibat dalam sebuah konspirasi.

"Aku menginginkan sesuatu di meja sebelah. Kau tunggulah di sini sebentar, Clarine." Senyuman Maery jelas mengindikasikan sesuatu yang tidak beres. Benar saja, begitu Clarine memperhatikan sekitar, ia melihat Dazt berjalan mendekat.

Firasat Clarine menjadi lebih tidak enak saat melihat Dazt memberikan kode dengan alis, seakan pemuda itu sedang menggodanya.

Clarine tahu kalau Dazt tidak sedang menebar pesona. Pengalaman beberapa bulan menghadapi pemuda itu membuat Clarine mengerti apa yang diinginkan Dazt saat ini.

"Ada sensasi getaran kuat saat tangan Faenish menyentuhku," bisik Clarine seraya memandang ke sekeliling, kecuali ke arah Dazt. Ia ingin terkesan sedang tak mengacuhkan Dazt. Walaupun Zoenoel tampak tidak memperhatikan mereka, Clarine tetap tak mau terlihat berduaan dengan pemuda lain. Apalagi Maery dipastikan sedang mengamati dirinya dan Dazt dengan antusias berlebihan.

Mengikuti permainan Clarine, Dazt sengaja berjalan agak memutar untuk meraih sebuah kue. "Apa kau merasakan hal yang sama pada Valaria?"

Clarine mencoba menggali memorinya, ia sudah lama tidak menghabiskan waktu dengan Valaria. "Seingatku pernah beberapa kali, tetapi hanya berupa getaran samar."

"Apa kalian pernah melakukan kontak fisik akhir-akhir ini?"

Clarine melirik Dazt tajam. Intonasi yang digunakan pemuda itu seakan mengindikasikan kontak fisik yang ia maksud memiliki arti yang ambigu.

Sebagai balasan, Dazt memasang senyum lebar. "Ah. Aku lupa kalian sedang terlibat cinta segitiga. Jadi pasti jawabannya adalah tidak. Kalau begitu, sana pergi sentuh Valaria sekarang dan laporkan hasilnya padaku."

Sebelum Clarine sempat mengatakan sesuatu, Dazt sudah berjalan menjauh. Seperti biasanya, Clarine hanya bisa mengembuskan nafas berat. Terbiasa dengan sifat seenaknya Dazt, bukan berarti Clarine menikmatinya.

CONNECTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang