Clarine tentu saja berhasil selamat. Begitu juga dengan yang lainnya. Satuan Manguni berhasil menyelamatkan mereka semua sebelum dimensi buatan itu lenyap. Namun bukan berarti Eucharistia aman.
Gempa serta Lubang Hitam yang dihadapi Clarine dan timnya bukanlah bagian dari tantangan turnamen. Satuan Manguni telah menyatakan bahwa kejadian tersebut memiliki banyak kesamaan dengan kasus di ruang kelas ramuan. Gempa yang pertama terjadi telah dipastikan sebagai akibat ledakan bom yang diletakan di bagian dalam bebatuan tebing.
Status Eucharistia sebagai pengecek terakhir kesiapan acara turnamen tentu saja menjadi masalah. Apalagi banyak orang mempertanyakan ketidakhadiran Eucharistia pada pelaksanaan acara turnamen itu sendiri.
Katharina sudah mencoba membuatkan alasan bagi ketidakhadiran Eucharistia. Namun dengan nyaris terbunuhnya enam remaja, bahkan alasan yang dibuat Katharina pun tak begitu digubris.
Clarine sendiri tidak berniat memunculkan Eucharistia untuk saat ini. Fisiknya sudah terlalu lelah. Ia dipastikan tidak akan bisa mengatasi situasi yang ada. Jadi untuk kali ini, Clarine membiarkan dirinya hanya menjadi seorang gadis tak berdaya yang baru saja menjadi korban.
Tak nyaman dengan suasana rumah sakit yang dipadati para pencari berita, malam itu juga Clarine memaksa agar bisa dipulangkan. Selain beberapa luka lecet dan memar, kondisi fisik Clarine tidaklah begitu buruk, jadi keinginannya pun terkabul.
Masalahnya, keputusan Clarine untuk mencari ketenangan di rumah justru berdampak buruk bagi kondisi mentalnya. Sosok Zoenoel muncul tak berapa lama setelah Clarine membaringkan diri di tempat tidur.
Tidak ada basa-basi: apa kau baik-baik saja. Pemuda itu hanya muncul dan memandang Clarine yang tengah berbaring.
"Bisakah kau tidak menjagaku untuk malam ini?" gumam Clarine nyaris tak terdengar. Ia memeluk bantal dengan pandangan menerawang ke arah jendela. "Katharina juga pasti terlalu sibuk untuk datang mengerjaiku dalam waktu dekat. Aku ingin sendiri."
"Kita berdua sama-sama tahu kalau kondisi Valaria yang paling membutuhkan penanganan cepat."
Mendengar nama Valaria diungkit, suasana hati Clarine semakin memburuk. Apalagi jika nama itu diucapkan langsung oleh Zoenoel. Clarine tidak menyahut, Zoenoel juga diam selama sesaat.
"Tidak ada yang benar dari kita berdua," ujar Zoenoel lemah. "Sejak awal tidak ada yang benar dari hubungan ini."
Clarine tersenyum miris.
Hening lama.
"Aku tidak mungkin menyelamatkanmu setiap waktu. Tidak ada seorang pun yang sanggup melakukan hal seperti itu. Sosok pangeran impian hanya ada di negeri dongeng, tidak di dunia nyata." Suara Zoenoel terdengar samar sebelum ia melanjutkan dengan nada datar, "Aku akan meminta Dazt menjagamu malam ini."
"Tidak perlu. Kurasa aku butuh sendiri."
Zoenoel pun berteleportasi pergi. Tak ada salam atau ucapan selamat tidur; apalagi ungkapan kekhawatiran. Pemuda itu pergi begitu saja.
Tingkah Zoenoel hari ini jelas memberikan efek tersendiri bagi Clarine. Namun ia tidak menangis. Clarine hanya terdiam. Begitu terus hingga ia terlelap.
***
Clarine terbangun dengan selamat. Ia tak diserang Katharina.
Melihat kondisi yang ada, ia juga tidak digunakan Katharina untuk melakukan apapun. Clarine masih bergelung dalam posisi yang sama. Nyeri dan pegal di tubuhnya membuktikan bahwa ia tak berubah posisi semalaman. Tak ada yang terjadi. Tidak ada yang berubah dan tidak ada Zoenoel.
Pemuda itu tidak menjaganya. Clarine yakin itu. Tanda-tanda keberadaan Zoenoel saja tak ada.
Clarine mengembuskan nafas panjang dan meregangkan badan. Waktu bermuram durja sudah harus berakhir, dunia berputar dan waktu terus berjalan. Ada kehidupan yang harus dijalaninya.
![](https://img.wattpad.com/cover/23981419-288-k227000.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CONNECTION
FantasyBuku Ketiga dari empat buku dalam seri T.A.C.T. (Fantasy - Romance) Apa yang akan kamu lakukan saat mengetahui kalau dirimu dijodohkan dengan lebih dari satu orang? Atau ketika seseorang yang kau ketahui berniat menyakitimu kini memegang kekuasaan d...