Chapter 9

9.5K 806 56
                                    

Aku tahu kau merasa sakit karena perlakuan orangtuamu padamu, tetapi barang (terlarang) itu justru akan membuatmu semakin merasa sakit.

Story of Byun Family © 2015

Rupanya esok harinya, Taehyung benar-benar tidak pulang ke rumah. Bahkan lelaki itu tidak datang ke sekolah. Sohyun bertanya pada Jimin dan Sungjae, tetapi kedua teman kakaknya itu menggelengkan kepala tanda tidak tahu. Sepulang dari sekolah, Sohyun, Jimin, Sungjae, dan bahkan Joy---yang tidak satu sekolah dengan mereka---mencari Taehyung mengelilingi kota Tongyeong. Baekhyun dan Taeyeon juga melakukan hal yang sama setelah Baekhyun pulang dari kerja. Selebaran kertas bergambar wajah Taehyung telah tersebar di seluruh penjuru kota, berharap siapapun yang menemukan Taehyung segera menghubungi Baekhyun maupun Taeyeon. Namun sayang, hingga seminggu berlalu, ponsel Baekhyun dan Taeyeon tetaplah sepi, sama sekali tidak ada yang menghubunginya untuk sekedar memberitahu kalau Taehyung sudah ditemukan. Taehyung pun juga tak kunjung pulang dan tak menunjukkan tanda-tanda akan pulang.

------------------------

"Eomma menangis terus setiap hari. Appa juga terlihat selalu melamun dalam mengerjakan apapun." adu Sohyun pada Jimin dan Sungjae ketika waktu istirahat sekolah sedang berlangsung.

Hari itu adalah tepat hari kedelapan setelah Taehyung menghilang. Sohyun selalu mengabarkan keadaan orangtuanya pada Jimin dan Sungjae, berbagi pada kedua lelaki itu, berharap beban pikirannya akan berkurang setelah menceritakan hal itu pada kedua lelaki yang telah ia anggap sebagai teman sekaligus kakaknya sendiri. Dan hari ini mereka bertiga kembali duduk di tangga lapangan sekolahnya, menghabiskan waktu istirahat disana.

Sohyun menundukkan kepala. "Mereka tampak seperti mayat hidup."

Jimin dan Sungjae sama-sama terdiam, memperhatikan wajah Sohyun yang tertunduk dengan tatapan prihatin. Sungjae bergerak menepuk pundak Sohyun berkali-kali, memberi ketabahan pada gadis itu.

"Sebentar lagi Taehyung pasti akan pulang. Kau tidak usah khawatir." kata Sungjae.

Sohyun mengangguk. "Kuharap begitu. Walaupun terkadang Taehyung oppa bersikap menyebalkan, tetapi aku benar-benar merindukannya saat ini."

"Aku juga merindukannya, Sohyun." sahut Sungjae.

Hanya Jimin yang tidak menyahut. Mendadak ia menghela napas berat dan memperhatikan Sohyun dan Sungjae dengan tatapan bersalah.

------------------------

Jimin membuka pintu rumah dan melangkah masuk ke dalam. Seperti biasa, rumahnya sepi, hanya ada seorang pembantunya yang saat ini sedang menyetrika pakaian di ruang belakang. Kedua orangtuanya sedang bekerja. Jimin sudah biasa dengan kesibukan mereka.

Jimin melangkah menuju dapur, mengambil minuman dari dalam kulkas dan meneguknya. Ketika ia menemukan sepiring kue tar di dalam kulkas, tanpa ragu ia mengambilnya dan membawanya ke lantai atas, menuju kamarnya.

Jimin membuka pintu kamarnya yang tampak gelap. Ia menyalakan lampu kamar dan barulah ia dapat melihat sesosok lelaki yang sedang tertidur di atas kasur. Nyatanya, lelaki itu tidak tertidur karena ia menolehkan kepala ke arah pintu begitu menyadari lampu menyala. Jimin menutup pintu kamar dan melangkah masuk ke dalam dengan tatapan tanpa ekspresi. Ia meletakkan piring di tangannya ke atas nakas di sebelah kasur.

"Aku menemukan ini di kulkas. Makanlah. Kau belum makan siang, kan?" kata Jimin pada lelaki itu.

Lelaki itu bangun dari tidurnya dan merangkak mendekati nakas, mencomot kue tar itu tanpa terlebih dahulu mencuci tangan. Tampaknya ia kelaparan sekali.

Story of Byun Family ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang