Chapter 14

6.6K 606 54
                                    

Aku juga tahu aku tak berhak meminta sesuatu pada-Mu setelah apa yang kulakukan di dunia ini selama aku hidup. Tapi tolong, Tuhan, biarkan aku membahagiakan ayahku.

Story of Byun Family © 2017

Seseorang pernah berkata pada Taehyung kalau manusia memiliki kekuatan supranatural. Mereka akan mendapatkan sebuah firasat saat suatu hal yang buruk akan terjadi. Awalnya, Taehyung tidak percaya. Tapi, ketika ia mendengar suara ponselnya berdering tadi, ia mulai percaya. Karena ia dapat merasakannya saat itu. Ia dapat merasakan firasat itu, kalau suara dering ponselnya yang membuat atmosfir hati menjadi tidak enak itu merupakan tanda-tanda dari Tuhan.

"Ayahmu... mengidap kanker otak," Taeyeon menjelaskan. Menutup seluruh firasat buruk yang ia rasakan.

Taehyung maupun Sohyun terlalu terkejut, terasa begitu nyata, sampai-sampai membuat mereka merasa sulit untuk bernapas kembali, sampai-sampai membuat airmata mereka jatuh mengalir begitu saja.

Dengan tangan gemetar, Taeyeon menyeka airmata yang membasahi kedua belah pipi Taehyung maupun Sohyun. Ia lalu meremas pundak kedua anaknya dan menatap mereka dengan mata berkaca-kaca. "Jangan menangis. Appa-mu tidak akan suka melihat kalian menangis."

Tetapi berbicara memang tidaklah semudah yang dipikirkan. Nyatanya, Taehyung maupun Sohyun sama-sama tidak bisa menahan tangisnya. Bahkan Sohyun sudah jatuh terduduk, terisak di sana. Berbeda dengan Taehyung yang masih berusaha keras mengendalikan perasaannya, walaupun airmata itu tetap saja menggelayut di pelupuk matanya.

"Sohyun-ah." Taeyeon berjongkok di depan putrinya. "Jangan menangis. Kalau kau menangis, eomma juga akan menangis."

"Bagaimana bisa---" Sohyun tidak melanjutkan perkataannya dan hanya terisak hebat di sana sambil menyebut nama ayahnya.

Taeyeon segera merengkuh tubuh putrinya, mengelus punggungnya pelan. "Jangan menangis, Sohyun-ah. Appa-mu akan sedih kalau sampai mendengar suara tangisanmu. Kau tidak boleh menangis," kata Taeyeon dengan suara bergetar.

Taehyung memalingkan pandangannya ke arah lain. Tangannya bergerak menyeka airmatanya saat dirasanya airmatanya kembali mengalir. Ia sudah tidak bisa menahan airmatanya lagi.

Cukup lama Sohyun terisak di dalam pelukan Taeyeon hingga akhirnya tangisnya mereda. Taeyeon memaksa Sohyun untuk berdiri dan kembali menatap putra dan putrinya bergantian.

"Sebentar lagi appa-mu akan dioperasi. Kita akan menemuinya sekarang. Dan jangan menangis di depannya. Kalian mengerti?" kata Taeyeon pada Taehyung dan Sohyun.

Taehyung maupun Sohyun tidak menjawab. Mereka tidak bisa berjanji tidak akan menangis di depan ayahnya.

* * *

Ketika Taeyeon, Taehyung, dan Sohyun tiba di ruangan Baekhyun, pria itu sudah berganti pakaian mengenakan pakaian operasi. Taeyeon berdiri memandang suaminya dengan mata memerah bekas menangis. Di sebelah kanannya, Sohyun berdiri dengan wajah tertunduk sambil terisak pelan. Di sebelah kirinya, Taehyung berdiri dengan wajah memandang ke arah lain, tak ingin memandang ayahnya, namun tampak sebutir airmata menggelayut di sudut pelupuk matanya.

Baekhyun tersenyum kecil memerhatikan ketiga anggota keluarganya yang hanya diam saja. "Jangan menangis. Appa baik-baik saja."

Taeyeon mengalihkan pandangannya ke arah lain dan menyeka sudut matanya yang berair. "Kau tidak pantas mengenakan pakaian itu," katanya.

Baekhyun kembali tersenyum. "Aku akan segera menggantinya setelah operasi selesai." Ia lalu beralih pada Sohyun dan mengusap puncak kepala putri bungsunya. "Jangan menangis, Byun Sohyun. Appa baik-baik saja."

Story of Byun Family ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang