Tangan ringkih itu dengan gerakan gemetar meraih sebotol air di atas nakas, sementara tangannya yang lain bergerak untuk memasukkan beberapa kapsul obat ke dalam mulut. Agak terburu-buru, ia membuka tutup botol dan segera meneguk habis minuman di botol, mendorong obat-obatan di dalam mulut untuk masuk melewati kerongkongannya. Matanya terpejam erat, menahan rasa pahit pada obatnya yang baru saja tertelan.
Tidak. Baekhyun tidak boleh kumat sekarang. Besok pagi adalah hari pernikahan putranya. Ia harus hadir. Penyakitnya tidak boleh kumat. Semestinya obat yang baru saja ia minum dapat mengurangi rasa sakitnya hingga besok. Ia harus bertahan. Setidaknya hingga prosesi pernikahan putranya selesai besok.
"Byun Baekhyun."
Suara istrinya di belakang menyadarkan lamunannya. Dengan gerakan pelan ia memutur tubuhnya dan mendapati istrinya berbaring di sebelahnya dengan tatapan yang mengarah khawatir padanya.
"Ada apa? Kau tidak bisa tertidur?" tanya Taeyeon khawatir.
Bibir pucat Baekhyun membentuk senyuman. "Tentu saja. Bagaimana bisa aku tertidur pada saat besok pagi adalah hari pernikahan putraku?"
Taeyeon mendesah pendek. "Tapi tetap saja kau harus memaksakan untuk tidur, Baekhyun. Tubuhmu perlu istirahat untuk besok."
Baekhyun mengangguk pelan, tak bisa lagi membantah perkataan istrinya. Ia lalu berbaring di sebelah istrinya.
"Aku tahu kau merasa gugup, Baekhyun. Tapi kau tidak perlu khawatir. Taehyung pasti akan melakukannya dengan baik besok," ucap Taeyeon lirih.
* * *
Taehyung tidak pernah menyangka kalau upacara pernikahannya dengan Lee Halla akan berlangsung semeriah ini. Banyak teman-teman kuliahnya yang datang, bahkan teman-teman sekolahnya juga banyak yang datang. Sungjae dan Joy juga bela-belain datang dari Yongin untuk menghadiri pernikahan Taehyung dengan Halla.
"Kau gugup?" tanya Sungjae.
"Tentu saja!" seru Taehyung dengan nada tidak santai. "Gila saja kau, aku hampir tidak bisa tidur semalaman gara-gara ini."
"Palingan juga bohong," timpal Jimin.
"Ini sungguhan, tahu! Kau akan merasakannya nanti saat menikahi adikku!"
Sungjae hanya tertawa mendengarnya. Ia jadi teringat dengan hari pernikahannya dengan Joy delapan tahun yang lalu. Ia mengerti bagaimana perasaan Taehyung saat ini.
Tak berapa lama kemudian ruangan mulai meredup, pertanda upacara pernikahan akan segera dimulai. Jimin dan Sungjae kembali ke tempatnya masing-masing; Jimin berdiri di sebelah Sohyun, kekasihnya, dan Sungjae berdiri di sebelah Joy, istrinya, yang sedang hamil. Taehyung membenahi penampilannya, bersiap untuk menyambut kedatangan calon istrinya. Beberapa saat kemudian, pintu ruangan terbuka. Halla bersama Seokjin, suaminya Jessica, masuk ke dalam ruangan, berjalan di atas red carpet, menuju pelataran utama. Taehyung sudah menunggunya di altar sana, untuk mengucapkan janji suci pernikahan bersama.
"Halla eonni cantik sekali dengan gaun itu," komentar Sohyun.
Di sebelahnya, Jimin tersenyum. Ia meraih tangan Sohyun dan menggenggamnya dengan lembut. "Tunggulah, Sohyun-ah. Kau juga akan memakai gaun itu sebentar lagi."
Sohyun menoleh pada Jimin, menunggu kelanjutan kalimat lelaki itu yang menggantung.
"Dengan aku yang akan berdiri di sana," Jimin menunjuk Taehyung. "Untuk mengucapkan janji suci bersamamu."
"Oppa!" Sohyun menjawil lengan Jimin sambil menyembunyikan wajahnya yang memerah di balik lengan itu. Sementara Jimin hanya mengusap lembut rambut gadisnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of Byun Family ✔
FanfictionSiapa bilang tak ada kisah yang menarik di dalam keluarga? Siapa bilang kekeluargaan adalah kisah yang membosankan? Cobalah kita menelisik kehidupan keluarga ini---sebut saja Keluarga Byun--- dimana terdiri dari 4 anggota keluarga: Byun Baekhyun (su...