Jangan hanya menjadi orang yang hebat karena profesimu. Tapi jadikanlah profesimu itu hebat karena dirimu yang melakukannya.
Story of Byun Family © 2017
Sohyun menjinjing tas berukuran sedang berisi beberapa pakaian ayahnya dan melangkah menuruni anak tangga. Setibanya di lantai bawah, ia berjalan menuju sofa ruang tengah sambil melirik pintu kamar Taehyung yang setengah terbuka.
"Oppa, kau sudah siap belum? Ayo, kita berangkat! Eomma dan appa sudah menunggu di rumah sakit!" teriak Sohyun sambil melempar bokongnya di atas sofa, duduk menunggu kakaknya.
"OPPA!" Sohyun berteriak lagi ketika tidak mendengar sahutan kakaknya.
Sohyun mendesis, mengira kakaknya masih tidur. Akhirnya ia bergerak bangun dan melangkah menuju kamar kakaknya yang pintunya setengah terbuka.
"Oppa, apakah kau di dalam?" Kepala Sohyun menyembul dari balik pintu, lalu mengedarkan pandangannya ke seisi ruangan. Namun, ia tidak menemukan keberadaan kakaknya di dalam sana.
"Oppa?" Sohyun membuka pintu lebih lebar dan memutuskan untuk melangkah masuk ke dalam. Ke mana kakaknya pergi? Bukankah kakaknya bilang akan pergi menjenguk ayahnya ke rumah sakit akhir pekan ini? Kenapa malah tidak ada di kamar?
Tak sengaja tatapan Sohyun mengarah pada selembar kertas di atas meja belajar Taehyung yang menarik perhatiannya. Insting keingintahuannya muncul hingga akhirnya ia bergerak mendekati meja belajar kakaknya itu.
Sohyun mengambil kertas tersebut dan membaca judul besar pada kertas tersebut. "Lembar konsultasi?" ejanya.
"Sohyun?!" Tepat saat itulah ia mendengar suara pekikan Taehyung dari pintu kamar. Sohyun menoleh dan menemukan kakaknya berdiri di bingkai pintu kamar dengan handuk yang melingkar di lehernya serta rambut yang basah. Aroma shampo tercium hingga hidung Sohyun. "Sedang apa kau di kamarku?!"
Tatapan Taehyung kemudian terarah pada selembar kertas di tangan Sohyun. Begitu mengenali kertas tersebut, ia melangkah masuk ke dalam dan merebut kertas dari tangan Sohyun.
Sohyun hanya menyengir. "Habisnya dari tadi aku memanggilmu, kau tidak menyahut. Ya sudah aku masuk ke dalam kamarmu saja. Eh, ternyata oppa sedang mandi," katanya sambil menunjuk handuk yang melingkar di leher Taehyung.
"Tapi, kan, tidak perlu mengambil barangku," kata Taehyung ketus, lalu memasukkan kertas tersebut ke dalam tas ranselnya agar adiknya tidak lagi melihatnya.
"Aku tidak mengambil. Aku hanya melihatnya," sahut Sohyun. "Bukankah itu lembar konsultasi yang akan mengarahkanmu untuk masuk ke perguruan tinggi mana, ya?"
Taehyung hanya berdeham, lalu mulai menyibukkan diri mencari pakaian di dalam lemari yang akan ia kenakan untuk ke rumah sakit.
Wajah Sohyun berubah antusias. "Hebat! Pasti menyenangkan sekali rasanya bisa masuk perguruan tinggi. Aku tidak sabar menunggu SMA untuk membicarakan hal tersebut pada guru konsultasi."
Taehyung melirik adiknya sekilas. "Kau ingin masuk perguruan tinggi?"
"Tentu saja. Itu kan impian semua orang."
Taehyung mengangkat bahu. Tidak semuanya, sahutnya dalam hati.
Sohyun agak mengernyit begitu menyadari sesuatu. "Tapi tadi aku sempat melihat kotak impianmu masih kosong. Kau belum mengisinya, oppa?"
Taehyung menggeleng. "Aku belum tahu impianku."
"Yang benar saja!" Sohyun tampak tak percaya.
Taehyung tersenyum begitu menemukan pakaian yang cocok. Ia segera mengambilnya, melepas pakaian yang dikenakannya, lalu menggantinya dengan pakaian yang baru saja ia ambil dari dalam lemari. Tak peduli dengan kehadiran Sohyun di dalam kamarnya yang adalah lawan jenisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of Byun Family ✔
FanfictionSiapa bilang tak ada kisah yang menarik di dalam keluarga? Siapa bilang kekeluargaan adalah kisah yang membosankan? Cobalah kita menelisik kehidupan keluarga ini---sebut saja Keluarga Byun--- dimana terdiri dari 4 anggota keluarga: Byun Baekhyun (su...