mungkin bukan salah hari senin, namun salah luke yang tidak bangun lebih awal tadi pagi dan membuatnya telat datang sekolah sehingga ia menerima hukuman.
ia pulang sedikit lebih telat hari ini karena detensi membersihkan toilet sekolah dan dengan terpaksa ia pulang berjalan kaki lagi.
ketika melewati sebuah rumah tua yang hampir roboh, ia melihat arabella sedang menyirami kaktus kecil dalam pot di halaman rumah itu.
luke berlari kecil ke arahnya dan menyapa arabella dengan senyum. "hei,"
ia lalu mengernyitkan dahi melihat arabella begitu feminim sore ini. sebuah dress pink berenda membalut tubuh kecilnya, tak lupa ia memakai pita untuk rambutnya yang terurai dan menutupi separuh wajah cantiknya.
"hai," sapanya ramah. "apa aku mengenalmu?,"
"uh, aku luke, dan kita sudah sering bertemu-"
"oh, aku pernah mendengar nama itu." ia tersenyum sambil menyelipkan anak rambutnya dengan anggun.
"dan namamu adalah...?"
"stella."
luke merasa ingin menggali kuburannya sendiri karena dibuat bingung oleh gadis ini. tadi pagi arabella, sekarang ia berubah nama menjadi stella.
atau mungkin arabella adalah nama belakangnya.
"apa kau punya saudara kembar?" tanya luke asal.
"tidak," jawab gadis itu lembut.
"lalu siapa arabella?"
stella mengernyitkan dahi kemudian menggeleng pelan. "aku tidak tahu,"
"baiklah, baiklah," luke menghela nafas. "bisakah aku mengunjungi rumahmu besok malam?"
seketika pipi stella memerah, ia tersenyum canggung, "uh, ya.. tentu."
--