eleven

1.8K 327 9
                                    

"selamat pagi juga, luke." sapa stella ketika luke dan calum memutuskan menghampirinya.

"hai stella, aku calum,"

"mhm.. hai calum," ucap stella malu-malu, ia menyelipkan anak rambutnya yang jatuh ke wajah. "kalian ingin mampir?"

luke menggeleng kecil, "tidak. aku hanya ingin tahu..bila aku mengundangmu datang ke rumahku apa kau mau?"

stella memasang wajah terkejut, kemudian memainkan ujung rambutnya malu-malu. "entahlah,"

"ayolah, stell, luke menyukaimu!" celetuk calum, membuat luke menyikut dada calum.

seketika itu pula pipi stella makin merah merona, ia menunduk karena tersipu.

"jadi bagaimana?"

"ya, luke,"

luke bernafas lega, calum pun menahan tawanya yang hampir meledak.

"akhirnya luke mengajak gadis ke rumahnya! ini berita besar, karena mum liz tidak sembarangan menerima tamu, apalagi seorang perempuan!"

luke melototkan matanya, kemudian menginjak kaki calum membuatnya meringis kesakitan.

"uh, jika ibumu keberatan, kita bisa batalkan-"

"tidak! aku akan mengajakmu ke atas rumah pohonku, kau tidak perlu khawatir masalah ibuku."

stella tersenyum lugu, kemudian mengangguk pelan.

"baiklah, sampai jumpa, stell!" luke segera menarik lengan menjauh dari situ.

calum masih menertawakan luke, tapi luke tidak menghiraukannya.

ketika menoleh untuk melihat stella, luke mendapati gadis itu membuang penyiram bunganya ke sembarang tempat dan menalikan rambutnya tinggi, mencopot sepatu selopnya dan nampak kebingungan dengan apa yang ia lakukan.

arabella telah bertransformasi.

lalu bagaimana jika luke bukan mengajak stella ke rumah, melainkan arabella?

arabella yang nampak punk dan tidak sopan pasti akan diusir jauh-jauh oleh liz.

--

Stella • hemmingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang