arabella menghisap rokoknya kuat-kuat, hingga akhirnya meniupkan asapnya ke wajah luke lagi.
"stop, youre annoying." gerutu luke sambil menutup ujung hidungnya.
arabella tertawa, kemudian menyisir rambutnya ke belakang. "aku arabella quinn. hobiku melukis dan merokok."
luke masih diam dan mendengarkan arabella dengan khidmat.
"aku berbeda dari orang lain." lanjut ara, menghembuskan asap rokok dari mulutnya lagi.
"aku merasa seperti bukan menjadi diriku sendiri."
"rasanya seperti, aku kehilangan kontrol diriku sendiri."
luke mengangguki, dan menatap ara dengan tatapan lanjutkan ceritamu, aku mendengarkanmu ara.
ara sendiri memberi jeda ceritanya, terdiam beberapa saat, kemudian ia menangis sesenggukan.
"aku tidak mengenali diriku sendiri, aku-"
"baiklah, baiklah. kau tidak perlu menyelesaikan ceritamu." luke perlahan mulai panik karena arabella menangis makin kencang.
"kau yakin?" tanya arabella, suaranya parau.
"ya, ya, uh," luke beranjak kemudian menoleh kanan dan kiri, "aku akan membelikanmu teh hangat. aku akan segera kembali." dan ia meninggalkan arabella sendirian disana.
sekembalinya luke membeli teh hangat, ia kembali melihat sisi lain dari gadis itu.
ia duduk dengan kedua kaki merapat, tidak lagi membawa rokok. rambutnya tidak diikat lagi, sedikit poni menutupi dahinya.
ia mendongak melihat luke datang, kemudian tersenyum manis. maskaranya yang meluntur menghiasi pipinya, namun ia tetap tampak cantik.
"hai luke." ucapnya lembut, menyelipkan anak rambutnya.
luke tersenyum simpul, menyodorinya teh yang ia beli.
"hai, stella."
--
ini cute bgt akhirnya luke hapal mana ara mana stella gila gua emosional nulis part ini ahfhfhffhfufuuu