someone unique.
luke memiliki ide setelah mencatat tugas dari guru sosiologinya.
siapalagi, kalau bukan stella. atau mungkin, arabella.
luke nampak seribu kali lebih bersemangat dalam pelajaran sosiologi, tidak seperti biasanya.
dan benar. sepulang sekolah, ia segera menemui stella di rumahnya, meminta izin pada aunt daisy untuk masuk ke dalam kamar stella.
ia baru saja selesai mandi; rambut dan tubuhnya masih sedikit basah.
"um, luke?" stella merasa heran dengan kedatangan tiba-tiba luke di kamarnya, namun ia hanya merespon dengan senyuman.
"hai, stel." luke tersenyum dengan menampakkan giginya. "aku butuh bantuanmu."
"dengan apa aku bisa membantumu?" stella balas senyum, dan duduk di samping luke.
"uh, ada tugas sosiologi dan aku harus mewawancarai seseorang yang unik. dan kaulah orangnya!!" luke tampak sangat gembira ketika mengucapkannya, membuat stella menaikkan alisnya penuh keheranan.
"aku tidak unik, aku ini... mhm," stella tertawa kecil. "aneh."
"tetap saja bagiku kau unik." luke mengelus pundak stella halus.
"baiklah, terserah kau saja." stella mengangkat bahunya, menunggu respons luke selanjutnya.
"uh, kapan aku bisa mewawancaraimu?"
"luke, kapan saja kau minta, aku selalu ada waktu." stella tertawa kecil, mengusap ujung hidungnya dengan punggung tangan.
"baiklah, aku akan memulainya sekarang." luke mengeluarkan buku tulis sosiologinya dan sebuah pensil, mulai menuliskan sesuatu.
"apa dua hal yang sangat kauinginkan?"
"um, kau berjanji tidak akan menertawakan jawabanku?"
luke memberinya senyum meyakinkan. "yeah."