•Justin P.O.V•
Huaaa, hari ini hari yang melelahkan, baru hari pertama sudah begini, ah! Menyebalkan.
Aku baru saja datang dari Canada, negara asalku. Namun, di Amerika ini aku belum mendapatkan tempat tinggal. Aku mengelilingi kota ini dengan mobilku, mobil yang sudah disiapkan orang tuaku. Sampai akhirnya aku menemukan sebuah apartemen mewah, letaknya tidak terlalu jauh dari kampus. Cukup nyaman.
Aku memarkirkan mobilku didalam apartement itu, aku langsung meminta bertemu sang pemilik apartement, untunglah hari ini pemiliknya sedang ada di apartement ini dan tidak sibuk.
"Jadi kau mau tinggal disini?" tanya Pemilik Apartement
Aku mengangguk mantap "Apakah ada yang available?" tanyaku
Pemilik apartement itu berdehem "Kebetulan seminggu yang lalu ada penghuni yang pindah dari apartement ini."
"Bukan karena apartement ini memiliki hantu kan?" tanyaku, mengingat film-film horror yang aku tonton
Pemilik apartement tertawa "Kau ini ada-ada saja, dia pindah karena pindah ke negara lain"
Aku tertawa, lebih tepatnya malu karena asal bicara, kau ini memang idiot Justin! "Baiklah, lalu kapan aku bisa menempatinya, aku ingin cepat istirahat karena aku belum tidur sejak sampai dari Canada tadi pagi"
"Oh, kau new comer disini?"
Aku mengangguk.
"Baiklah kau bisa menempatinya setelah melunasi registrasinya." kata Pemilik apartement
Aku mengeluarkan banyak lembaran dolar untuk menyewa apartement ini selama satu tahun, "Cukup?"
Pemilik apartement itu menghitung uang dengan jeli "Cukup. Mohon tunggu sebentar ya."
Aku mengangguk.
Pemilik apartement itu pun pergi, sepertinya ia menyuruh pegawainya untuk merapihkan apartement-ku.
Pemilik apartement itu datang kembali "Mari ikut saya"
Aku pun mengikutinya. Dan kami berhenti di apartement nomor 122. Pemilik apartement membuka pintu, luar biasa, tatanan apartement ini terlihat indah sekali, nyaman sepertinya.
"Bagaimana? Apa kah kau suka?" tanya pemilik apartement
Aku mengangguk sambil terus mengagumi apartement ini. "Ya, sangat suka."
"Baiklah ini kuncinya" pemilik apartement memberikanku kunci apartement.
Aku menerimanya dan tersenyum "Terimakasih, tuan"
"Baiklah, kalau begitu saya tinggal dulu." pemilik apartement meninggalkan apartement-ku.
Aku langsung menaruh asal tasku yang melelahkan punggung indahku ini. Brug! Aku menjatuhkan tubuhku ke kasur, huaaa santai.
Nenenonet! Nenenonet!
Aku meraih handphone-ku yang berdering. Telepon dari Mac, adikku. Dia bermimpi untuk bersekolah disini bersamaku. Bukan untuk cita-citanya tapi untuk cintanya. Ya dia kesini karena Maddie Jane, pacarnya yang ia kenal dari media sosial. Tapi hebatnya ia menjalani hubungannya cukup lama, dan anehnya dia tak pernah berselingkuh, padahal sebelum kenal pacarnya itu dia sangat suka mengoleksi wanita. Tapi sayang, orang tua kami tak mengizinkan Mac untuk tinggal bersamaku.
"Halo, Mac. Ada apa?"
"Kau sudah di Amerika?"
"Sudah, dari pagi!"
"Oh, Justin! Aku punya kabar bahagia!"
"Apa?"
"Aku sudah diizinkan untuk sekolah disana, malah sudah di daftarkan"
"Oh, ya?"
"Ya, hebatkan?"
"Sangat biasa Mac! Lalu kapan kau datang?"
"Mungkin satu minggu lagi"
"Ok, see you!"
"See you!"
Aku memutuskan sambungan telepon. Menaruh kembali handphone-ku lalu tidur.
---
•Ariana P.O.V•
Aku sedang mengantri untuk memesan milkshake coklat untukku dan Tay, Tay sedang menungguku di meja agar meja kami tidak di tempati orang lain.
Byurr!
Sebuah Moccachino dingin berhasil mendarat di rok miniku, Aku menggeram. Aku siap meninju orang yang berbuat ini padaku!Aku menaikkan pandanganku agar dapat melihat orang yang melakukan ini semua, "Kau lagi?" kataku ketika mendapati seorang pria yang membuatku dihukum menulis papan tulis sampai penuh.
"Maaf, aku tidak sengaja" katanya santai sambil meninggalkanku.
Aku menahannya "Hei semudah itu?"
"Aku lebih baik di banding kau, minta maaf saja harus diminta." katanya
Aku menggeram "Kau menyebalkan"
"Kau juga, Nona!"
Aku memelototinya "Beraninya kau!" aku ingin menamparnya
Pria itu menahan tanganku, aku melepaskan tanganku dari genggamnya, "Menyebalkan" gerutuku lalu pergi menghampiri Taylor.
Aku langsung duduk di depan Tay sambil menopang dagu, wajahku tentu masih sangat merah padam, menyebalkan.
"Kenapa kau? Mana minumannya?" tanya Tay
"Ah, aku tidak mau memesan, kau saja sana."
"Kau ini kenapa, Ari?" tanya Tay
Aku menunjukkan rokku yang basah "Kau lihat ini"
Tay menganga "What happen?"
"Pria itu lagi, si pria menyebalkan!"
"Pria yang mana? Nathan maksudmu?" tanya Tay
Ya, memang selama ini Nathan adalah satu-satunya pria menjijikan di hidupku, sebelum datang pria itu!
"Bukan, tapi semacamnya lah" kataku ketus
---
Aku baru saja sampai di apartement-ku. Huaaa, hari yang menyebalkan. Lagi-lagi karena pria itu lagi. Pria sialan! Mengapa ia mengganggu ketenangan hidupku-_-menyebalkan. Sungguh. Benar. Aku tidak bohong. Percayalah. Ya aku memang jujur. Aku tidak di buat-buat. Dia memang menyebalkan. Percayalah. Tapi jika tidak percaya juga tak apa, bukan masalah besar bagiku.
Nenenonet! Nenenonet.
Aku meraih handphone-ku di tas. Melihat layar handphone. Tertera Nathan memanggil. Aku menghela nafas malas. Apa lagi sih yang dia mau?
Aku menslide layar untuk mengangkat telepon.
"Babe, hai. Kamu lagi apa?"
"Ada apa?"
"Kamu lagi di rumah kan? Jalan yuk. Aku jemput ya!"
Ih apasih orang ini, menjijikan! Sungguh-_-
"Hai babe, ok?"
"Sorry, aku akan pergi."
"Kemana?"
"Rumah Tay"
"Baiklah aku antar"
"Maaf, Nathan. Tapi aku sudah di jalan"
"Hm, lalu kapan kita jalan?"
"Lain kali, bye"
Aku memutuskan sambunyan telepon. Sungguh menjijikan orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEET AND MATCH! (Jariana)
FanfictionDont forget to vote and comment!;) ------------------------------------ Hari itu, hari dimana Ariana Grande menandai hari terburuknya di kalender karena bertemu dengan pria berambut keemasan dengan jambulnya yang Ariana anggap menyebalkan. Ariana...