Justin menyalakan televisi apartement. Ia menonton acara bola, kebetulan tim favoritnya tanding melawan tim favorit Mac. Mereka menonton bersama.
"Justin..." panggil Mac
"Mm.." Justin hanya berdehem.
"Mengapa kau berpura-pura pacaran dengan Ariana?" tanya Mac
"Agar Selena tak menggangguku lagi." kata Justin sambil tetap memandangi layar televisi.
"Maksudku bukan itu!"
Justin mengerutkan dahi sambil melirik Mac sekejap.
"Kenapa kau hanya berpura-pura? Kenapa tidak betulan saja?" tanya Mac
Justin terkejut, ia tertawa "Kau ada-ada saja, mana mungkin aku pacaran betulan dengan Ariana!"
"Kenapa tidak mungkin?" tanya Mac
"Aku dan Ariana hanya teman,Mac! Tidak lebih dari itu, berteman saja sudah syukur, dulu kan kami bermusuhan. Jadi teman saja sudah sangat lebih baik, Mac." ujar Justin beralibi, padahal sebenarnya ia ingin menjadk lebih dari teman, tak dapat dipungkiri, Justin benar-benar jatuh cinta pada Ariana.
"Kau yakin hanya ingin berteman?" goda Mac
"I...ya!" jawab Justin ragu. "Kau ini apa-apaan sih, Mac!"
Mac tersenyum menggoda.
"Kenapa kau senyum-senyum seperti itu?" tanya Justin.
"Senyum itu ibadah, Justin."
Justin menatap Mac malas, menyebalkan.
"Tapi kau benar-benar yakin? Tidak mau lebih dari teman dengan Ariana? Dia cantik, baik, pintar!"
Justin berdecak, mengapa Mac memaksanya untuk terus berbohong. "Ya, Mac."
"Kau ini keras kepala ya, berbohong saja terus!" kata Mac
Justin mengerutkan dahi "Siapa yang berbohong?"
"Kau!" ujar Mac
"Tidak. Aku tidak berbohong."
"Bohong!"
"Tidak, Mac, kau begitu menyebalkan."
"Sudahlah kau jujur saja. Kau menyukainya kan?"
Justin tercekik mendengar pertanyaan itu, kau menyukainya kan?
Dari mana Mac mengetahuinya? Sepertinya Justin tak pernah memberitahunya. Kau salah Mac, aku bukan hanya menyukainya, aku mencintainya. Batin Justin.
"Kenapa kau diam saja?" tanya Mac membuyarkan lamunan Justin.
"Mac, kau ini bicara apa. Mana mungkin aku menyukainya." Justin berbohong, lagi
"Aku tahu Justin, kau tidak usah berbohong!" kata Mac
"Kau tahu dari mana? Aku tidak pernah menceritakan apapun padamu." ujar Justin
Mac tertawa kecil. "Justin, aku ini pria, sama sepertimu. Aku tahu ketika kau jatuh cinta, sangat terlihat dari sikapmu kepada Ariana. Aku sangat paham itu."
Justin berdecak, "Baiklah. Aku memang menyukainya, tapi aku mohon kau jangan bilang pada siapapun. Hanya kau dan aku yang tau!"
"Ya, sebaiknya kau pacari Ariana sekarang, daripada kau keduluan orang lain. Secara, Ariana itu gadis idaman semua pria!" kata Mac
Justin menghela nafas, "Tidak mungkin, Mac."
"Apa yang tidak mungkin?"
"Aku tak bisa memacarinya, belum tentu dia punya perasaan yang sama sepertiku." kata Justin putus asa.
"Kau jangan seperti itu, aku yakin, Ariana pasti menyukaimu juga."
Justin menatap Mac lalu melemparnya dengan bantal sofa "Kau sok tahu, Mac." lalu Justin meninggalkan Mac.
"Aku serius, Justin!!!"
---
Ariana dan Selena terbaring di kasur milik Ariana. Tak ada percakapan sejak tadi.
Selena mengubah posisinya menjadi duduk "Aku tidak percaya jika kau dan Justin berpacaran."
Ariana menoleh ke arah Selena, ia menatap Selena, mengubah posisinya agar sama seperti Selena lalu tersenyum, "Aku tidak memaksamu untuk percaya."
"Kau hanya pura-pura kan?" tanya Selena
Ariana menelan ludahnya lalu berusaha santai "Untuk apa pura-pura? Memangnya kami tidak ada kerjaan."
Selena mendengus sebal, ia menggerutu "Sejak kapan kalian pacaran?" tanya Selena sinis.
Akhirnya percaya juga nih orang, batin Ariana.
Ariana berdehem, mulai berfikir "Cukup lama,"
"Kau tidak tahu ya, Justin itu jorok, tidak pernah menggosok gigi, lalu dia ngorok kalau tidur, lalu dia itu jarang mandi." Selena menjelek-jelekan Justin
Ariana tertawa lepas "Kau ini mengada-ada ya, kau ingin membuatku ilfeel dengan Justin? Kau ingin aku memutuskan Justin, ya?"
Selena sebal, "Kalau iya memangnya kenapa? Salah kau sendiri mengambil Justinku."
"Justinmu? Mungkin itu dulu, kau harus bangun Sel, Justin bukan Justinmu lagi tapi Justinku." kata Ariana sambil tersenyum, hatinya tertawa.
"Dia tetap Justinku! Selamanya.." kata Selena
Ariana tersenyum, "Baiklah, terserah kau saja."
Selena berteriak, ia menangis. Merengek-rengek.
"Kau ini kenapa malah menangis? Aku kan tidak melakukan apapun padamu!" kata Ariana kebingungan
"Menyebalkan! Mengapa Justin meninggalkanku demi kau, padahal aku jauh lebih cantik di banding kau, lebih fashionable di banding kau, apa kurangnya aku!!! Haaaaaa, hiks" Selena terus menangis.
"Selena, kau memang cantik, fashionable, tapi kau sudah melakukan kesalahan besar, menyia-nyiakan pria sebaik Justin. Lalu menurutmu Justin akan menerimamu kembali dengan mudahnya setelah hatinya kau sakiti? Tidak semudah itu, Selena. Sebaiknya kau benahi dulu dirimu." kata Ariana
Selena mulai menghentikkan tangisnya "Hiks, tapi aku ingin kembali dengan Justin. Bagaimanapun caranya."
Cewek sayko! Fikir Ariana
"Tidak! Justin milikku, aku sangat menyayanginya, aku takkan melepaskannya!" ungkap Ariana.
Entah, kata-kata itu keluar begitu saja dari hati Ariana, ini bukan acting.
Aku menyayangi Justin, ya aku menyayangi Justin. Tapi apakah Justin akan menjadi milikku yang sebenarnya? Batin Ariana.
Selena berteriak lagi sambil menangis. Ariana menutup telinganya dengan kesal.
"Selenaaa! Diam! Berisik!" teriak Ariana
"Aku mencintai Justin, haaaa hiks" Selena merengek.
Ariana berdecak sebal, "Kau harus melupakannya Sel!"
Selena makin kencang menangis "Tidak mau..."
Ariana mengerutkan dahi, pantas saja Justin ilfeel dengannya, fikir Ariana.
Ariana menggerutu sebal, "Ah yasudah terserah kau saja." Ariana lebih memilih untuk tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEET AND MATCH! (Jariana)
FanficDont forget to vote and comment!;) ------------------------------------ Hari itu, hari dimana Ariana Grande menandai hari terburuknya di kalender karena bertemu dengan pria berambut keemasan dengan jambulnya yang Ariana anggap menyebalkan. Ariana...