Beberapa minggu kemudian. Belakangan ini Justin sering merindukan Ariana, ia selalu menatapi foto-fotonya bersama Ari yang dipotret oleh Selena. Ia selalu tersenyum sendiri ketika melihat foto-foto itu.
Tak dapat dipungkiri, Ariana pun merasakan hal yang sama dengan Justin. Ia selalu merindukan sosok pria yang tinggal di samping apartementnya. Ariana tak tahu sejak kapan perasaan ini mulai tumbuh, tapi yang pasti, ia mencintai Justin sekarang.
---
Justin memandangi foto Ariana bersamanya, ia tersenyum-senyum sendiri. Dia tidak kuliah, tidak ada jam."Kau seperti orang tidak waras, Justin." ujar Mac "Seperti orang yang baru jatuh Cinta saja."
Justin tersenyum, "Ya,aku baru jatuh cinta. Ini beda dengan jatuh cinta yang sebelumnya."
Mac tertawa "Jangan di pandangin mulu, tembak dong! Kau payah, tidak gentle."
Justin menghela nafas, "Aku takut di tolak."
Mac menganga. "Kau ini bagaimana? Mana ada pria takut ditolak cinta!"
Justin memutar bola matanya "Aku kan belum pernah di tolak wanita. Yang ada aku yang menolak."
Mac berdecak, "Lalu kau mau begini saja? Sampai kapan brother!"
"Aku juga tidak tahu."
Mac meninju Justin pelan "Kau ini payah sekali, tidak seperti adikmu."
"Kau jangan berlaga Mac, kau saja menembak Maddie lewat media sosial."
Mac terdiam, "Tapi itu karena jarak aku dan Maddie yang jauh."
"Tetap saja." Justin tidak mau tahu alasan Mac.
"Ya, daripada kau tak berani mengungkapkan perasaanmu sendiri!"
Justin terdiam, dia sadar dia payah. "Baiklah, aku akan menembak Ariana."
"Nah gitu dong, kapan?" tanya MacJustin berdehem, "Minggu depan."
"Lama sekali, itu sih keburu kau ditikung orang!"
"Baiklah, lusa."
"Justin, kau ini tidak gentle sekali ya!"
Justin berdecak,"Baiklah, nanti malam."
"Nah ini baru kakakku!" kata Mac
"Tapi kau harus membantuku ya!" kata Justin
"Tentu saja."
"Hm, tapi aku..tidak yakin Ariana menerimaku." kata Justin
"Come on, Justin! Try it."
Justin menghela nafas, "Ok, I try."
"Bagaimana kalau kita ajak Maddie dan Taylor? Agar persiapannya lebih siap." usul Mac
Justih berdehem, "Boleh. Baiklah, kau hubungi Maddie ya, aku hubungi Taylor."
Mereka mulai menghubungi Taylor dan Maddie.
---
Ariana duduk bersama Taylor di taman kampus.
Taylor mengetahui semua perasaan Ariana, perasaan Ariana terhadap Justin. Ariana pernah bilang bahwa ia menyukai Justin, tetapi waktu itu ia masih ragu. Berbeda dengan sekarang, sekarang ia sangat yakin kalau ia betul-betul mencintai Justin.
Taylor menerima satu pesan singkat baru. Tay membukanya, ternyata dari Justin.
"Tay, tolong bantu aku ya. Aku ingin menembak Ariana malam ini. Pulang kuliah kita bertemu di taman ya."
Tay tersenyum, lalu membalas "Ok Justin."
"Tay..." panggilku
Taylor menatap Ariana, menunggu perkataan Ariana selanjutnya
"Kau sedang chat dengan siapa sih?" tanya Ariana
Taylor menggeleng, "aku hanya lihat media sosial saja. Ada postingan lucu."
"Postingan apa?" tanya Ariana
"Orang di seruduk kambing." Taylor menyeringai
Ariana mengerutkan dahi sambil menggeleng.
"Hm, Tay.."
"Ada apa, Ari?"
"Sepertinya aku benar-benar mencintai Justin."
"Oh ya?" tanya Taylor
Ariana mengangguk. "Aku terus memikirkannya akhir-akhir ini."
"Kalau Justin menembakmu bagaimana?" tanya Taylor
Ariana menganga "Sepertinya tidak mungkin."
"Kenapa tidak mungkin?" tanya Taylor
"Aku tidak yakin Justin memiliki perasaan yang sama sepertiku." kata Ariana
"Tentu saja Justin menyukaimu juga, karena.." Taylor hampir keceplosan.
"Karena apa?"
"Karena aku melihat dari raut wajahnya." Taylor menyeringai
"Hm, kau sok tahu, memangnya kau peramal."
Taylor menyeringai "Aku kan hanya menebak-nebak saja."
Ariana berdehem, "Menurutmu perasaanku ini salah atau tidak?"
Taylor memutar bola matanya "Tidak, tidak ada perasaan yang salah."
"Tapi menurutku ini salah."
"Kenapa?" Taylor heran
"Tidak seharusnya aku jatuh cinta pada Justin."
Tay menatap Ari, "Ariana Grande sahabatku tersayang! Dengar ya, perasaan itu tidak boleh di salahkan, ya siapa tau jodoh kau memang Justin."
Ariana menghela nafas, "Taylor swift sahabatku tersayang, kau tau kan aku dan Justin dulu musuh? Mana mungkin Justin menyukaiku. Kau fikir dong!"
"Ah sudahlah, kau keras kepala. Sudah siang, lebih baik kita pulang." ajak Taylor
"Tumben kau buru-buru?" heran Ariana
"Yaiyalah, aku kan mau membantu..." Taylor hampir keceplosan lagi.
"Membantu siapa?" tanya Ariana
Taylor berdehem, "Dirumahku ada acara arisan mommy, aku harus membantu mommy."
"Oh" Ariana mengangguk mengerti.
Taylor menyeringai, lalu mereka pergi pulang.
Ariana berjalan menuju apartement-nya, ia mencari kunci apartementnya lalu membuka pintu. Baru saja Ariana ingin masuk ke dalam apartement nya, namun Justin dan Mac lewat.
Tumben sekali mereka pergi bersama, batin Ariana.
"Hai Ariana," sapa Mac
Ariana tersenyum, "Kalian mau pergi kemana?"
"Toko buku." kata Justin berbarengan dengan Mac saat berkata "Nge-gym."
Ariana menatap kedua pria itu heran.
"Maksudnya kita mau ketempat gym terus sekalian beli buku." alibi Mac.
"Nah, iya begitu" setuju Justin
Ariana mengangguk. "Gitu dong adik-kakak harus akur."
Mac menyeringai. "Kita memang akur kok, cuma cara kita nunjukin sayang itu dengan berantem lucu."
Ariana tertawa, dan tawa itu membuat Justin menatap Ariana terpesona. Cantiknya, batin Justin.
Ariana mendapati Justin yang sedang menatapinya, ia menjadi salah tingkah, pipinya memerah.
Mac menyenggol lengan Justin, Justin tersadar lalu berdehem, "Kalau gitu, umm, kita.. Kita pergi dulu ya," kata Justin gugup.
"Baiklah, hati-hati di jalan." ujar Ariana
Mereka berdua mengangguk lalu pergi sambil melempar senyum kepada Ari, setelah Mac dan Justin masuk lift, barulah Ariana masuk ke dalam Apartement.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEET AND MATCH! (Jariana)
FanfictionDont forget to vote and comment!;) ------------------------------------ Hari itu, hari dimana Ariana Grande menandai hari terburuknya di kalender karena bertemu dengan pria berambut keemasan dengan jambulnya yang Ariana anggap menyebalkan. Ariana...