Justin, Mac, Maddie, dan Taylor sudah berkumpul di taman.
"Jadi, bagaimana rencananya?" tanya Maddie
Justin berdehem, "Mm, aku akan menembak Ariana disini."
Maddie dan Taylor mengangguk.
"Sekarang kita mulai menghias taman ini dulu. Ayo." perintah Justin.
Mereka semua merangkai taman ini menjadi nuansa romantis,
Mereka merangkai lilin-lilin menjadi bentuk hati, lalu banyak lampu-lampu hias yang berbentuk hati, lampu tersebut dililit dengan bunga berangkai. Semua disusun sesempurna mungkin.
Waktu sudah menunjukkan pukul 7 sore. Rangkaian taman sudah selesai.
"Lalu apa lagi?" tanya Taylor
Justin berfikir, "Semua sudah siap, hm, tapi.. Aku masih nervous."
"Tenang saja Justin, relax." ujar Tay
"Iya Justin, lebih baik kau tarik nafas dulu." saran Maddie.
Justin pun menurut, Justin menarik nafas lalu membuangnya, Justin melakukan itu berkali-kali.
Ia tetap nervous, badannya gemetaran, tangannya dingin.
"Kau ini payah sekali." ujar Mac
Justin menghela nafas, "Aku tidak tahu, dulu waktu aku menembak Selena rasanya tak segugup ini."
Taylor berdehem, "Berarti kau sangat mencintai Ariana."
"Iya, tak salah sih kalau kau sampai cinta mati pada Ariana. Dia gadis yang cantik, baik, pintar, sederhana. Gadis idaman semua pria." ujar Maddie
"Iya, kau sangat beruntung jika dapat menjadi pacarnya." timpal Mac
Taylor mengangguk setuju, "Tapi awas ya, jangan sampai kau menyakiti sahabatku. Kalau sampai kau berani menyakitinya, awas kau!" Tay menunjukkan kepalan tangannya pada Justin.
"Galak sekali kau," komentar Justin
"Yaiya, cukup Nathan saja yang membuatnya menangis." kata Taylor
Justin mengangguk "Aku takkan melakukan hal yang sama dengan Nathan, tenang saja."
Taylor mengangguk.
"Sebaiknya kau jemput Ariana sekarang. Ingat jangan sampai kau keceplosan." ujar Mac
Taylor mengangguk.
"Tapi, aku gugup. Penampilanku sudah bagus kan?" kata Justin
"Ck, kau tenang saja Justin, kau sangat tampan malam ini." kata Taylor
Taylor pun pergi menjemput Ariana.
Tay menekan bel apartement Ariana, lalu Ariana pun membuka pintu.
"Tay?"
Taylor tersenyum lebar.
"Sedang apa kau? Tumben malam-malam kesini?" tanya Ariana heran
Taylor berdehem, "Aku bosan."
Ariana mengerutkan dahi, tidak biasanya Tay bosan, biasanya kan dia kalau malam nonton acara televisi favoritnya, kenapa Tay? Batin Ariana.
"Hm, kau baik-baik saja kan Tay?" tanya Ariana panik
Taylor berdecak, "Tentu saja, aku baik-baik saja."
"Tapi, kau aneh."
Tay gelagapan, um, jangan sampai Ariana tahu.
"Aneh gimana?" Tay gelagapan.

KAMU SEDANG MEMBACA
MEET AND MATCH! (Jariana)
FanfictionDont forget to vote and comment!;) ------------------------------------ Hari itu, hari dimana Ariana Grande menandai hari terburuknya di kalender karena bertemu dengan pria berambut keemasan dengan jambulnya yang Ariana anggap menyebalkan. Ariana...