"Halo, dengan siapa ya?" tanyaku pada seseorang yang menelponku.
"Ini aku Mac."
"Oh, kau rupanya. Ada apa pria tampan?"
"Kau mau ku kenalkan dengan kakakku tidak?"
"Mm, tapi dia benar-benar seperti yang kau katakan kan?"
"Ya, kau pasti jatuh cinta padanya."
"Baiklah, aku mau berkenalan dengannya."
"Baiklah, Ariana. Kau datang ke starbucks malam ini pukul tujuh, dan duduklah di meja yang sudah ku pesan. Bilang saja atas nama Mac."
"Hm, baiklah."
---
•Justin P.O.V•
"Baiklah, dandan yang cantik ya untuk kakakku, bye Ariana"
Mac memutuskan sambungan telepon dengan wanita yang ingin dia kenalkan padaku.
"Baiklah, kau nanti temui dia di starbucks pukul..."
"Ya, Mac. Aku mendengar pembicaraanmu dengan gadis itu jadi kau tak perlu menjelaskannya lagi!" kataku
"Pokoknya kau harus tampil menawan, dia sosok yang sangat sempurna, idaman semua pria." jelas Mac
Aku menaikkan sebelah alisku "Are you seriously?"
"Ya, Justin. Kau tidak perlu meragukan ku, kau tahu kan seleraku seperti apa. Jadi jika memang aku bilang cantik ya berarti dia memang gadis yang cantik."
Ya, Mac benar. Dia orang yang seleranya tinggi tentang wanita, banyak wanita yang dia anggap biasa saja walaupun cantik. Berarti gadis ini sangat cantik karena Mac bilang dia cantik.
"Tadi siapa namanya? Arania?" tanyaku
"Huft, Ariana Justin!" ucap Mac lelah. Ya Mac sudah berulang kali memberi tahu nama gadis itu, tapi aku tidak hafal-hafal, hahaha.
---
•Ariana P.O.V•
Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam, kurang sepuluh menit sih. Aku sudah duduk di salah satu kursi di meja pesanan Mac. Ya, aku memang tidak suka membuat orang menunggu. Lebih baik aku yang menunggu. Malam ini aku memakai dress berwarna putih selutut, dengan flatshoes bunga-bunga. Seperti biasa, untuk wajah, aku hanya memakai bedak dan lipgloss. Untuk rambut, kali ini aku menggulungnya seperti konde namun lebih modern, agar lebih rapih saja.
"Nona, mau pesan sekarang?" tanya pelayan starbucks.
"Hm, boleh, aku pesan satu rasa coklat."
"Baik, atas nama siapa?"
"Ariana Grande"
"Baik."
Tidak lama kemudian pesananku datang, aku meminum starbucks-ku, hm tenggorokanku terasa dingin.
Ck, aku sudah menunggunya selama dua puluh menit. Ia belum kunjung datang. Karena bosan, aku memainkan handphone-ku, hanya sekedar membuka-buka media sosial ku, mulai dari facebook, twitter, path, instagram, ask.fm, dan sebagainya. Menghilangkan jenuh saja.---
•Justin P.O.V•
Aku memasuki starbucks, banyak wanita yang menatapku, mungkin mengagumi ketampananku yang tak terbatas ini.
Aku memanggil pelayan starbucks.
"Ya, ada yang bisa saya bantu, Tuan?" tanyanya
"Saya mencari meja pesanan atas nama Mac Harmon."
"Oh, meja nya ada disebelah sana, Tuan." pelayan itu menunjuk meja, disana ada seorang gadis bergaun putih, cocok denganku yang sekarang memakai jeans hitam, kemeja putih, dan jas hitam.
"Baiklah, terimakasih"
Aku langsung menghampiri sosok gadis itu, semoga dia benar-benar seperti yang Mac ceritakan.
"Hai" sapaku pada gadis itu
Gadis itu mendongakkan kepalanya, HAH? Ternyata gadis itu...si perempuan bodoh?
"Kau? Sedang apa kau disini?" tanya gadis gila itu
"Aku ingin menemui seseorang, tapi...kenapa malah kau yang di meja ini?"
"Jadi, kau kakaknya Mac?" tanya gadis itu sambil terbelalak
Aku pun ikut terbelalak "Jadi kau Arania?"
Gadis itu mendengus, "Aku Ariana bukan Arania."
"Oh ya, itu maksudku."
"Mac bilang, kakaknya tampan, asik, ramah, sepertinya, tapi kau? Sama sekali tak masuk kriteria itu." ujar gadis gila itu, yang ternyata namanya Ariana.
"Kau juga! Mac bilang, aku akan dikenalkan dengan gadia cantik, manis, menarik. Tapi...benar-benar tidak masuk jika gadis itu kau!"
"Hei, kau menyebalkan! Kenapa harus kau lagi kau lagi."
"Aku juga bosan bertemu kau lagi kau lagi."
Ariana berdecak sebal, lalu meninggalkan starbucks.
---
•Ariana P.O.V•
Aku baru saja sampai di apartement. Huaaa, sial sekali aku sudah berdandan cantik dan ternyata pria itu adalah si sialan yang entah siapa namanya, lupa.
Nenenonet, nenenonet!
Aku mengangkat telepon, dari Mac.
"Halo"
"Hai bagaimana Ari? Kau sudah bertemu Justin?"
Oh iya namanya Justin. Tak cocok dengan pria jelek seperti dirinya.
"Benar kan yang ku bilang? Dia pasti membuatmu jatuh cinta"
"Ih, yang ada dia membuatku ingin muntah"
"Lho kenapa?"
"Dia itu musuhku, Mac."
"Hah? Lalu sekarang kau dimana?"
"Aku di apartement, kau?"
"Aku juga di apartement, apartement Justin."
"Apartement-ku disamping apartement Justin. Nomor 121"
"Kalian bertetangga atau musuh?"
"Sebaiknya kau ke apartement ku sekarang!"
"Baiklah"
Telepon terputus.
Bel apartement berbunyi, itu pasti Mac. Aku membukanya, benar saja itu Mac.
Aku mempersilahkan Mac masuk dan duduk, aku memberinya segelas minuman.
"Oh my god, dunia ini begitu sempit!" ujar Mac
Ya, akupun merasa begitu.
"Jadi, apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Mac penasaran.
Aku menceritakan pada Mac. Semuanya lengkap. Dari awal aku bertemu dengan pria itu, Justin maksudku. Sampai kita bertetangga sekarang. Ya cukup memakan waktu menceritakannya.
"Jadi kalian musuh?"
Aku mengangguk.
"Aku tidak bisa mempercayai ini. Dunia ini sangat sempit."
"Yang membuatku bingung, mengapa kau begitu manis dan kakakmu begitu menyebalkan, Mac?" tanyaku antara memuji Mac dan mencibir kakaknya.
"Menurutku Justin orang yang asik. Banyak wanita yang menggilainya."
Aku percaya tak percaya dengan ucapan Mac. "Aku benar-benar sial hari ini, percuma aku dandan secantik ini, ternyata pria itu, Justin. Musuh bebuyutanku."
"Mungkin kalian jodoh!" kata Mac, aku meninju lengan Mac.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEET AND MATCH! (Jariana)
FanfictionDont forget to vote and comment!;) ------------------------------------ Hari itu, hari dimana Ariana Grande menandai hari terburuknya di kalender karena bertemu dengan pria berambut keemasan dengan jambulnya yang Ariana anggap menyebalkan. Ariana...