(Onew POV)
Sakit.. Sakit sekali rasanya melihat dongsaengku mencium Sora. Tapi aku tidak punya hak untuk melarang mereka. Tidak ada yang bisa kulakukan selain melarikan diri. Aku pergi dari dorm untuk mendapatkan waktuku sendiri. Aku butuh waktu untuk ‘mewaraskan’ pikiranku.
Aku pergi naik kereta menuju rumah kedua orang tuaku. Mungkin dengan melihat senyuman mereka pikiranku bisa kembali waras. Ah, kenapa harus Sora? Seperti tidak ada wanita cantik lain yang bisa memikatku. Kenapa harus Sora yang sama sekali tidak jelas jenis kelaminnya itu? Hey, mencintai Sora berarti aku harus siap menjadi seorang gay!
Kereta berhenti di stasiun tujuanku. Setelah memastikan penyamaranku semurna (menggunakan masker anti debu), aku turun perlahan. Tidak ada orang yang mengenaliku. Sempurna! Aku memang merindukan masa-masa dimana tidak ada seorangpun yang mengenaliku. Lagipula di musim dingin seperti ini adalah sesuatu yang wajar mengenakan jaket yang cukup tebal dan juga penutup telinga. Aku yakin sebagian besar wajahku tidak terlihat.
Perjalanan dari stasiun menuju ke rumah orang tuaku kulakukan dengan berjalan kaki. Tidak terlalu jauh, tetapi terasa sangat jauh kalau kau berjalan sendiri. Pikiranmu akan selalu saja berada ditempat lain. Berada ditempat yang benar-benar kau inginkan. Berada di samping Sora.
Sudah tak jauh lagi dari rumahku. Tinggal melalui sebuah jalan lagi. Tetapi sepertinya ada seseorang yang mengenaliku disana, cewek. Dia memakai kacamata hitam yang sangat besar sehingga sebagian besar wajahnya tertutup. Kaki dan tubuhnya mungil sekali. Aku berusaha menghiraukannya tetapi dia malah mengikutiku dari belakang.
Aku berbalik menghadap kearah cewek yang mengikutiku. Cewek itu berhenti. Berarti benar bukan kalau dia mengikutiku. “Siapa kau?”
“Onew oppa?” Suaranya tidak asing lagi. Dia membuka sedikit kacamata hitamnya. “Ini aku, Krystal.”
“Krystal? Ada apa?”
Aku melanjutkan perjalanankan tetapi kali ini aku tidak sendiri, ada Krystal yang berjalan mengikutiku. “Aku tahu kau pasti disini. Kau tidak pulang dari kemarin. Mereka semua mengkhawatirkanmu.”
“Mereka? SHINee? Mereka atau kau yang mengkhawatirkanku?” Aku sedikit menggoda Krystal.
Perkiraanku tepat muka Krystal memerah, “Iya oppa. Aku juga mengkhawatirkanmu”
Kami berdua tertawa menikmati jalanan yang putih tertutup salju. Musim dingin sudah memasuki puncaknya. “Apa yang kau lakukan disana? Kenapa tidak langsung saja menuju rumahku? Bukankah kau sudah kenal dengan kedua orangtuaku?”
“Menunggumu.” Jawabnya singkat. Sesaat aku menjadi deja vu saat Sora berdiri didepan pintu dorm untuk menungguku. “Aku yakin kau pasti akan melewati jalan ini meskipun entah pagi ini atau sore nanti. Oh ya, kau sudah tau kalau Sora sudah keluar dari dorm SHINee. Dia sudah memiliki dorm sendiri.”
Aku diam saja. Kenapa Krystal menyebut nama itu lagi? Tujuan utamaku kesini adalah melupakan dia untuk sementara dan menenangkan pikiranku. Setidaknya untuk saat ini lebih baik bersama Krystal daripada mendengar seseorang menyebut nama Sora. Setidaknya dengan bersama Krystal aku terlihat layaknya namja normal yang berjalan dengan yeoja.
Akhirnya sampai juga di rumahku. Ah, senyuman umma dan appa pasti bisa meringankan bebanku. Masakan umma, suara batuknya appa. Umma, appa, aku datang!
“Ayo Krystal!” Aku menarik tangannya yang ternyata dingin sekali. Ya ampun, sudah berapa lama dia menungguku tadi? Aku menekan bel pintu rumah bermaksud mengejutkan umma pada saat membuka pintu. Tetapi tidak ada yang membuka pintunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHINee-ing as bright as the SKY (Fan Fiction)
FanfictionNama: Sora, Jenis Kelamin: Tidak diketahui, Asal-usul: Tidak diketahui. Tiba-tiba saja dorm SHINee didatangi oleh seorang anak aneh yang bernama Sora itu. Menurut manajer mereka, Sora akan menjadi bagian dari keluarga SM Entertainment agensi ternama...