Part 8 - Bright Spot

2.9K 169 1
                                    

"Gue udah tau semuanya dari Agnes.." ucap Michelle setelah menutup teleponnya. Ia sedang bersama dengan Julio dan Agnes di restoran, untuk membicarakan persoalan keuangan Julio. Tadinya Julio melarang Agnes untuk membocorkan masalah ini pada Michelle, tapi menurut Agnes akan lebih ringan jika suatu beban itu dibagi, bukan disimpan sendiri. Karna dengan adanya tambahan kepala yang berfikir, suatu titik terang pasti akan datang. Dan jika Michelle tahu, Rico juga pasti tahu

"Gue nggak enak sebenernya sampe lo tau soal masalah gue" jawab Julio

"Lo kayak sama siapa aja..udah santai aja, justru kalo kalian nggak cerita gue yang bakal marah. Masalah besar kayak gini nggak bisa kalian selesaiin sendiri"

"Lo nggak dateng bareng Rico?" pertanyaan Agnes membuat Michelle bungkam. Michelle mengalihkannya dengan memanggil waitress dan memesan minuman. "Kenapa lagi? Lo berantem sama Rico?"

Belum sempat Michelle menjawabnya, Rico datang dan langsung duduk di sebelah Michelle. Michelle hanya melirik sebentar tanpa berkata apa-apa.

"Sory gue telat..." ucap Rico yang kemudian menoleh pada Michelle yang terkesan cuek dengan kehadirannya.

"Kalian kenapa sih?" tanya Julio yang mulai gemas dengan tingkah dua sahabatnya itu

"Nggak papa!" jawab Rico dan Michelle bersamaan, masih dalam sikap cuek dan tanpa saling melihat. 

"Kompak amat jawabnya..." sindir Agnes, namun Michelle hanya menatapnya tajam

"Udah deh, orang nggak ada apa-apa juga..lagian kita disini kan buat bahas masalah kalian, kenapa jadi bahas gue sama Rico?"

"Ya gimana gue bisa enjoy ceritanya kalo tampang kalian kayak habis perang dunia ketiga gitu?"

"Sotoy lo! Siapa juga yang habis perang?" timpal Rico

"Kalo ada masalah cepet-cepet diselesaiin deh...nggak enak lho entar jadi penyakit malahan. Lagian kalian kan udah bukan anak smp lagi yang kalo marahan harus diem-dieman kayak gini. Baikan gih...sepet gue liatnya" balas Agnes. Michelle dan Rico masih diam.

"Iyaa..gue ngaku, tadi gue sempet berantem sama Rico gara-gara dia nggak bisa jemput gue..." jawab Michelle kemudian sambil menunduk

"Bocah banget sih lo! Gitu doang ngambek..." balas Julio "Gue nggak bakal cerita ya kalo kalian masih kayak gini"

"Iyaaa...gue...maksudnya aku minta maaf...akhir-akhir ini juga kita jarang ketemu karna aku sibuk" Rico membelai kepala Michelle "Tapi bukan maksud aku buat bikin hubungan kita renggang...kamu mau kan maafin aku?"

"Yauda...mungkin aku juga yang terlalu emosi..aku juga minta maaf" jawab Michelle yang akhirnya bisa menampakkan senyumnya walau sedikit. Rico membalasnya dengan mengacak rambut Michelle.

"Kalian juga ada-ada aja sih...masalah kayak gitu aja digedein...dasar" ucap Agnes

"Jadi gimana? Lo belom bisa dapet pinjaman juga dari bank?" tanya Rico

"Belom...perasaan gue juga nggak pernah terlibat tindak kriminal tapi kenapa kayaknya susah banget ya di saat-saat kayak gini"

"Lo nggak ngerasa aneh dengan kejadian-kejadian yang menimpa restoran lo?"

"Aneh gimana?"

"Ya misalnya kenapa chef  yang udah lo percaya bisa gitu aja keluar? Trus setelah itu pegawai lo juga pada keluar, lo ngerasa nggak ada yang sabotase bisnis lo?" apa yang diucapkan Michelle membuat Julio berfikir. Ada benarnya juga, setiap kejadian yang dia alami selalu seperti itu urutannya. Hingga lama-kelamaan restorannya perlahan menjadi sepi dan harus terpaksa ditutup.

FOREVER ✔Where stories live. Discover now