Keesokan harinya...
Hari berganti, tapi tidak dengan hati Agnes. Ia masih tetap murung, kecewa terhadap sikap Julio semalam. Kini ia sudah duduk manis di ruang makan, sudah terlihat cantik dengan pakaian hamilnya yang akan ia kenakan untuk bekerja hari ini. Julio belum muncul, tadi Agnes sempat melirik ke ruang tamu, bantal dan selimut sudah tidak ada lagi di sofa. Sepertinya tadi Julio sempat masuk ke kamar dan mengambil baju saat Agnes sedang mandi.
"Hay, sayang...." sapa Julio sambil membelai lembut kepala Agnes. Dengan tampang tanpa dosa, ia langsung duduk dan siap untuk sarapan "Kok diem aja sih disapa suaminya? Dibales kek atau dikasih morning kiss gitu...."
Agnes tetap diam sambil tangannya asyik mengoleskan selai coklat ke salah satu bagian roti tawarnya. Godaan Julio masih belum mempan meluluhkan hati Agnes, justru Agnes makin sebal karna seolah Julio begitu saja melupakan pertengkaran mereka semalam
"Yang, kopi susu aku mana? Biasanya udah siap di meja makan..."
"Bibi..." panggil Agnes, dengan tergopoh-gopoh Bibi muncul dari arah dapur
"Ya Non, ada apa?"
"Julio minta kopi susu, tolong buatin yaa.." ucap Agnes. Julio hanya melongo dan sesuai perintah Agnes Bibi kembali lagi ke dapur.
"Kok Bibi sih? Kan biasanya kamu yang buatin..." protes Julio. Agnes tetap enggan membalas ucapan Julio, setelah selesai mengoleskan selai, ia membawa piring roti dan segelas susu keluar, ke taman belakang. Agnes memilih untuk sarapan disana.
"Cewek emang susah kalo udah ngambek...mesti puter otak nih gue, ah elah..."
"Ini, Mas Julio, kopi susunya.." Bibi datang membangunkan Julio dari lamunannya
"Udah nggak pengen Bi, buat Bibi aja deh.."
"Lho kok gitu? Tadi katanya Mas Julio pengen kopi susu" Julio tidak menggubris ucapan Bibi dan menyusul Agnes ke taman
"Yang, mau sampe kapan kamu diemin aku terus? Kan aku udah jelasin semuanya semalem...soal bau alkohol, itu kemaren aku nggak sengaja nabrak orang pas nganter Barbie masuk ke club, sumpah, yang..aku nggak minum kok, pliss dong kamu percaya sama aku..." ucap Julio, setengah merengek. Layaknya anak kecil yang sedang bercerita. Tapi masih membuat Agnes cuek, dan Agnes dengan santainya menikmati sarapannya tanpa mempedulikan Julio.
"Ayo dong, sayang.....maafin aku...masa kita mau kayak gini terus sih, kamu nggak capek apa?"
"Engga tuh, biasa aja.." jawab Agnes lalu berdiri dan melangkah ke dapur
"Gue mesti gimana lagi coba? Bawaan hamil kali ya sensitif amatsih.." gumam Julio
"Bibi, aku berangkat dulu yaa..tolong jaga rumah baik-baik, kalo ada apa-apa telfon aja" ucap Agnes. Julio yang mendengar Agnes berpamitan bergegas lari dan mendapati Agnes di depan pintu
"Aku anterin kamu yaa..." Julio berhasil menggapai tangan Agnes, tapi Agnes segera melepasnya
"Nggak usah, aku bareng Michelle" jawab Agnes ketus
"Yauda nanti sore aku jemput kamu"
"Nggak usah repot-repot, kali aja kamu diajak jalan lagi sama rekan bisnis kamu yang cantik itu"
"Yang, udah dong...nggak usah ungkit-ungkit masalah itu lagi. Oke itu semua salah aku, tapi tolong jangan jadi kayak gini sama aku..aku ini suami kamu"
"Aku lagi males debat sama kamu, capek, Yo..."
"Masalah nggak akan selesai kalo kamu gini terus..aku juga capek kamu cuekin"
YOU ARE READING
FOREVER ✔
Romance[Romance Story] Sequel dari kisah cinta Julio dan Agnes di cerita Promise