Part 5 - I Trust You...

3.5K 191 1
                                    

Sabtu pagi yang cerah...

Namun, tak secerah wajah Julio. Sudah beberapa hari ini sebuah kegelisahan mewarnai wajahnya, dan hal itu membuat Agnes menaruh curiga pada perubahan sikap suaminya yang kini menjadi lebih pendiam. Hari-hari Julio dihabiskan untuk mengurus restorannya, sampai di rumah pun pekerjaan tetaplah nomor satu. Dan hal ini membuat tanda tanya besar menyeruak dalam batin Agnes. Apa yang terjadi pada Julio? Pernah Agnes ingin menanyakan soal hal itu, namun buru-buru ia urungkan manakala ia mendapati Julio sedang berdebat via telepon dengan seseorang. Siapa sebenarnya yang bisa membuat Julio naik pitam seperti itu?

Pagi itu, untuk menepis semua rasa penasarannya, Agnes mencoba memberanikan diri untuk mengetahui permasalahan apa yang sedang dihadapi Julio. Dengan membawa secangkir kopi susu, ia berjalan menuju taman belakang rumah, disana sedang ada Julio yang lagi-lagi bercengkerama dengan laptopnya.

"Serius amatsih...." ucap Agnes mengagetkan Julio. Ia menaruh cangkir yang dibawanya disebelah laptop Julio.

"Biasa aja kok, yang.."

"Diminum gih.." Julio menikmati minuman hangatnya pagi itu, membuat sedikit semangatnya keluar walau tak menampik wajah lesunya "Kamu kok pucet, yang? Kamu sakit?" tanya Agnes sambil memegang tangan Julio

"Engga, aku nggak papa kok.." jawab Julio, berusaha tersenyum sambil membalas belaian tangan Agnes

"Kamu yakin?" Agnes yang khawatir kini menempelkan tangannya di kening dan leher Julio

"Udaahh ah, beneran aku nggak papa kok..aku kan bukan anak kecil, yang, kalo sakit pasti aku minum obat..kamu tenang aja yaa"

"Kamu terlalu capek kerja pasti, akhir-akhir ini kamu kayaknya terlalu memforsir kerja..pikirin kesehatan dong, sayang.."

"Kerjaan aku lagi nggak bisa ditinggal, sayang..lagian aku rutin minum vitamin kok. Chubby aku nggak usah khawatir gitu ahh..." ucap Julio sambil tangannya mencubit pipi Agnes. Ada senyum namun ada sesuatu yang sedang disembunyikan Julio, dan Agnes dapat membaca semua itu.

"Yang..." Agnes mulai untuk mengarahkan Julio pada hal yang ingin diketahuinya, walau ragu, tapi ia harus melakukannya.

"Iyaaaa..kenapa sayang?"

"Kamu yakin nggak papa?"

"Ya Tuhaann, Agnes...kan tadi aku udah bilang, aku nggak papa..."

"Bukan soal itu, maksud aku...aku liat beberapa hari ini kamu beda, kalo boleh tau, kamu lagi ada masalah apa?" Julio sedikit kaget dengan pertanyaan Agnes. Tanpa ia sadari, sikapnya telah membuat istrinya itu curiga.

"Masalah? Nggak...aku lagi nggak ada masalah apa-apa, ya cuma lagi sibuk sama kerjaan aja, yang.."

"Tapi sesibuk-sibuknya kamu dulu, kamu nggak pernah sampe seberubah ini.."

"Aku berubah gimana sih, sayang?"

"Kamu jadi lebih pendiem, murung dan aku liat beberapa kali kamu keliatan serius banget tiap kali nelpon, malahan waktu itu aku liat kamu marah-marah.."

Julio menatap Agnes dengan rasa bersalah. Begitu detailnya Agnes menyadari ada yang berubah pada dirinya. Tak seharusnya Julio menampakkan sikapnya itu jika sedang berada di rumah, tapi satu masalah besar itu terus saja menghantuinya dan membuatnya tidak bisa untuk menghindar. Julio menarik kursinya untuk lebih dekat dengan Agnes, direngkuhnya wajah Agnes dengan kedua tangannya.

"I'm sorry, baby...aku nggak bermaksud bikin kamu khawatir sama aku. Semua baik-baik aja, kamu harus percaya sama aku. Ya emang aku ada masalah, tapi bukan masalah besar, dan aku yakin aku bisa menghadapinya" mata keduanya beradu, lekat. Agnes merasakan apa yang diucapkan Julio tak sepenuhnya sesuai dengan apa yang terjadi.

"Jadi bener kamu ada masalah? Apaaaa?"

"Cuma masalah kecil, yang, dan itu biar jadi urusan aku aja yaa" perlahan Agnes menurunkan kedua tangan Julio dan gantian menggenggamnya.

"Aku istri kamu, Yo...masalah kamu itu berarti masalah aku juga, walau aku nggak tahu tentang apa itu tapi bukankah akan lebih ringan kalo kamu membaginya sama aku..dengan gini, aku ngerasa aku bukan siapa-siapa kamu, kita ini udah bukan lagi dua, melainkan satu..." genggaman tangan Agnes menjadi lebih erat, Julio dapat merasakan bagaimana kegundahan Agnes.

"Belum waktunya, yang...suatu saat nanti aku akan cerita, dan aku harap jika kamu tahu yang sebenarnya, kamu akan tetap ada disisiku.."

"Kamu ngomong apasih, Yo? Aku nggak ngerti...Plisss aku nggak mau kamu sembunyiin sesuatu dari aku.."

"Hey..pliss, jangan paksa aku sekarang yaa..ini semua masih dalam proses, yang aku butuhin sekarang cuma support dan doa dari kamu..itu udah lebih dari cukup buat aku"

Agnes sudah tidak bisa lagi memaksa Julio, kalau ia teruskan pasti hanya akan berujung pertengkaran yang justru memperkeruh suasana. Kini dalam benaknya mendadak muncul berbagai spekulasi. Semua pikiran negatif datang dan membuat hati dan pikirannya berkecamuk. Ada apa ini sebenarnya? Dimana Julio yang dulu? Yang bukan seperti sekarang ini... Agnes menghela nafas, mencoba berfikiran jernih, ia yakin Julio pasti bisa mengatasi masalahnya, ia percaya Julio adalah lelakinya yang kuat. Agnes menggapai kedua tangan Julio dan perlahan mengangkatnya lalu menciumnya.

"I trust you! And you must trust me...I will never let you go" ucapan Agnes membuat sebuah senyum merekah di bibir Julio. Dibelainya lembut pipi dan mulut Agnes. Istrinya adalah hartanya yang paling berharga kini. Penyemangatnya dikala terpuruk. Betapa bersyukurnya Julio dianugerahi seorang malaikat tanpa sayap berhati lembut seperti Agnes.

"Thanks, love......with you, I believe that I can solve my problem..just stay with me" ucap Julio. Didaratkannya sebuah kecupan manis di kening Agnes. "Jangan sedih lagi yaa...nanti baby ikut ngerasain sedih kaya mamanya"

"Jangan dong..baby kita harus kuat kaya papanya, nggak boleh cengeng kaya mamanya.."

"Oh, jadi ada yang ngerasa nih kalo cengeng? Kemana aja Ibuuuuu??" ledek Julio.

"Apasih kamu ahhhh....iyaa iyaaa aku kan emang cengeng huh!"

"Kayaknya udah lama nih mama sama baby nya nggak ngidam yang macem-macem? Emang lagi nggak pengen apa-apa, yang?"

"Habisnya kamu sibuk terus, jadi kan kalo aku mau minta aku takut..."

"Sayaaanggg....aku nggak suka ah, kamu kalo mau sesuatu bilang aja, justru aku marah kalo kamu kaya gitu..oke, hari ini aku bakal nurutin semua mau kamu dan baby, kamu mau apa? mau kemana? atau mau makan apa?"

"Emmm...pengen jalan-jalan ke mall, yang, trus kita nonton...makan es krim...pokoknya kaya pas dulu kita pacaran, kan mumpung ini malam minggu juga"

"Cuma itu? Gampang! Aku akan kabulin semuanya khusus buat istri dan baby aku tercintaaaa..."

"Kalo gitu aku mandi dulu ya, kamu juga mandi gih..."

"Mandiin dong, mamaaaa...." kata Julio dengan suara manja

"Nggak mauuuu...mandi sendiri! HAHAHA" jawab Agnes yang lantas kabur duluan ke kamar mandi. Julio tersenyum melihat istrinya, semua seakan sirna saat melihat tawa Agnes, tapi apa bisa tawa itu ia nikmati selamanya? Julio bergegas merapikan laptopnya dan menyusul Agnes untuk mandi. Ijinkan satu hari ini saja ia bisa lepas dan membahagiakan istrinya.




FOREVER ✔Where stories live. Discover now