"AWWWW!!!!!"
"Apaan tuh? Say...yang.....Agnes!!" Julio tidak melihat Agnes di sampingnya dan ia segera turun ke arah suara jeritan yang pastinya itu suara Agnes. Ia mendapati Agnes sedang terduduk di lantai dapur bersama Bibi yang sedang mengelap kakinya.
"Sayang, kamu kenapa?" seru Julio kaget melihat Agnes dan panci berisi mie yang tumpah berserakan di lantai
"Sakit, Yo.....panas...." jawab Agnes sambil menangis
"Ya Tuhan lagian kamu ngapain sih malem-malem gini di dapur?" Julio melihat kaki Agnes yang memerah dan melepuh.
"Aku laper, mau bikin mie, tapi tadi ngantuk trus tumpah mienya..."
"Kamu kenapa nggak bangunin aku?"
"Kan aku lagi ngambek sama kamu...." suara Agnes beradu dengan tangisannya.
"Trus kalo udah kayak gini gimana? Kamu sih aneh-aneh! Bi, tolong ambilin salep ya di kotak obat!" Julio lalu mengangkat badan Agnes dan membawanya ke ruang keluarga
"Panasss, Yo......" tangisan Agnes belum berhenti. Julio yang panik meniup-niup kaki Agnes dan juga mengelapnya dengan handuk yang diberikan Bibi tadi
"Tahan ya, bentar lagi Bibi dateng....Aduh, Bibi lama banget sih! Bi, cepet dong..." teriak Julio
"Ini, Mas Julio, salepnya..." Bibi membawa salep yang diminta Julio. Dengan sigap Julio segera mengangkat kaki kanan Agnes ke atas pahanya dan mengoleskan salep itu ke kakinya yang memerah.
"Pelan-pelan....sakittttt..."
"Iya, ini pelan-pelan, sayang..."
"Mau Bibi ambilin apa lagi, Mas?"
"Nggak usah, Bi, tolong beresin dapur aja ya, setelah itu Bibi bisa istirahat lagi..biar Agnes aku aja yang urus" jawab Julio
"Baik, Mas.."
"Lain kali aku nggak mau ya kejadian ini terulang lagi, kamu kalo butuh sesuatu ngomong dong.." ucap Julio sambil tangannya terus mengoleskan salep di sekitar luka Agnes, sembari meniupnya juga. Agnes diam, ia hanya bisa memandang Julio dengan sisa airmata yang menggenang di pelupuk matanya. "Ya oke kamu lagi marah sama aku, tapi kamu kan bisa minta tolong Bibi..ini baru kaki kamu yang kena air panas, aku nggak bisa bayangin apalagi yang bakal terjadi kalo kamu nekat kaya tadi"
"Kamu bawel..."
"Aku bawel juga demi kamu, sayang...sekarang kalo sakit gini gimana? Nggak enak kan? Pokoknya kamu harus nurut sama aku, nggak boleh bandel lagi...awas!"Agnes terus memandangi Julio yang kini beralih mengambil koran dan dengan telaten mengipasi kaki Agnes, sambil bibirnya juga tak berhenti untuk meniup. Sebuah senyum kecil menghiasi wajah Agnes "Kamu nih dibilangin malah senyum-senyum, emangnya aku lucu?"
"Iya, kamu lucu...cerewet kaya ibu-ibu!"
"Yeee..suami sendiri dibilang kaya ibu-ibu"
"Yooo....."
"Hmm...."
"Udah ah ngipasinnya, kayak sate aja..udah nggak terlalu sakit kok"
"Besok kamu nggak boleh kerja dulu, di rumah aja istirahat, biar nanti aku yang bilang sama Michelle"
"Aku kualat sama kamu yaaa..."
"Kualat gimana maksud kamu?"
"Aku marah-marah sama kamu dan nggak maafin kamu, jadinya aku sakit gini...aku udah jahat banget ya sama kamu, Yo.." Agnes menunduk, Julio malah tersenyum melihatnya. Ia menurunkan kaki Agnes dan merapatkan badannya dengan Agnes
YOU ARE READING
FOREVER ✔
Romansa[Romance Story] Sequel dari kisah cinta Julio dan Agnes di cerita Promise