Julio Candra, sedang berkutat dengan laptopnya di salah satu sudut restoran miliknya. Kedua tangannya sibuk memainkan keyboard. Sesekali ia membuka beberapa berkas berisi laporan keuangan yang ada di sebelah laptopnya. Secangkir teh manis menjadi temannya kala itu. Restorannya tidak terlalu ramai, tak seperti biasanya, padahal jam makan siang belum berakhir. Pintu restoran terbuka, dan seorang laki-laki masuk, menghampiri Julio dan langsung melakukan toss.
"Gue kebetulan aja lewat sini, sekalian deh mau minta lunch gratis" ucap Rico, sambil melepas kacamata rayban coklatnya
"Lo pesen aja.." jawab Julio, matanya kembali serius menghadap layar laptopnya
"Bercanda!" yang kemudian hanya dijawab dengan 'hemm..' oleh Julio "Lo lagi sibuk banget emang? Jam istirahat woy!" Rico menutup laptop Julio dari belakang, membuat Julio mendelik padanya
"Gue masih banyak kerjaan"
"Anying! Pulang aja deh gue daripada dicuekin gini"
"Sensi lo! Lagi PMS?"
"Lo tuh yang PMS! Eh Agnes apakabar? Sama calon baby lo? Sehat semua kan?" tanya Rico. Tangannya melambai memanggil salah satu waitress "Milk shake coklat satu yaa.."
"Sehat, Puji Tuhan.. Doain aja nggak ada apa-apa sampe kelahirannya entar"
"Itu sih pasti!" Julio teringat akan sesuatu, percakapannya dengan Agnes semalam membuat ide jahil keluar dari otaknya. Ia menutup laptopnya dan tiba-tiba tersenyum aneh pada Rico "Gila lo?"
"Ngomong-ngomong, gimana hubungan lo sama Michelle?"
"Baik...."
"Serius?"
"Iyaaa..lo mau jawaban gimana emang?"
"Gue denger dari Agnes Michelle lagi kepincut brondong sekarang.." ucap Julio santai. Rico yang sedang menikmati minumannya yang baru datang spontan tersedak mendengar ucapan konyol Julio
"Maksud lo?"
"Di kantor Michelle ada anak baru, brondong, yaa..mukanya lucu gitu deh kata Agnes, dan...dia deket tuh sama cewek lo. Yakin lo masih mau bilang kalian baik-baik aja?" tanya Julio memancing emosi Rico
"Kampret! Kok Michelle nggak pernah cerita sama gue soal itu? Brondong? Ah elah...gue bogem sekali juga langsung mental tuh!" jawab Rico berapi-api.
"Makanya lo cepetan ngajak dia nikah!" balas Julio "Gue bercanda lagi, ya mereka emang sekantor, tapi kata Agnes nggak mungkin ada apa-apa sama mereka, Michelle tuh cinta mati sama elo, nyet!"
"Tai lo! Gue pikir serius Michelle selingkuh dari gue!"
"Itu bakal terjadi kalo lo nggak cepet ambil langkah...hari gini, broo, cewe minta kepastian, kalo lo masih stuck gitu-gitu aja yaudah terima nasib aja kalo Michelle ninggalin lo"
"Sok bijak lo! Habis makan apaan sih? Gue kaya nggak ngenalin Julio sahabat gue" Rico menempelkan punggung tangannya di dahi Julio lalu melakukan hal yang sama pada pantatnya "Oh, pantes..."
"Anjir lo kira gue gila apa? Gue serius ini! Ya mungkin gue udah masuk ke fase menjadi pria dewasa, yang memandang hidup lebih bijak, maklum lah kan bentar lagi gue bakal jadi daddy.."
"Iyaaa iyaaa! Gue juga ada niat kok serius sama Michelle, lo pikir selama ini gue main-main apa sama dia?"
"Lo kalo butuh saran buat menaklukan hati cewe, lo belajar sama ahlinya" ucap Julio sambil menepukkan tangannya ke dadanya
"Alah...nggak inget apa gimana lo dulu mau aja diketekin sama Silla?"
"Lo nyebut nama dia sekali lagi gue bunuh lo!" Julio hampir melempar Rico dengan laptopnya
"HAHAHAHA....ampun Om!" goda Rico. Bersamaan dengan itu, datang Andre, pegawai Julio, mengantarkan sebuah berkas.
"Ini laporan dari restoran di cabang Jakarta Barat" Julio menerima berkas dari Andre, dan melakukan pengamatan. Ditelusurinya kata per kata, dan angka-angka yang tertera di dalamnya. Seraut wajah serius penuh kegundahan tiba-tiba menyeruak pada Julio. Ia mengerutkan keningnya. Rico mengamati ada keanehan pada Julio.
"Gue teliti dulu semuanya, makasih..." ucap Julio lalu Andre pun berlalu
"Ada masalah?" tanya Rico, Julio masih sibuk dengan berkas yang ada di tangannya. Sampai-sampai ia tidak mendengar apa yang dikatakan Rico. Matanya terlalu fokus pada apa yang ada di depannya "Woy!" Rico menepuk bahu Julio dan Julio pun bergeming
"Apaan?"
"Lo kenapa? Kok mendadak serius gitu?"
"Nggak...nggak ada apa-apa" jawab Julio. Ia menutup berkasnya dan menaruhnya pada tumpukan. Namun jawaban itu masih belum bisa meyakinkan Rico kalau sahabatnya itu benar tidak ada apa-apa. Tapi Rico memilih untuk tidak terlalu ikut campur
"Gue balik dulu yaa.. Gue mesti ngecek ke bengkel" Rico, yang kini menjadi seorang pemilik bengkel mobil pemberian dari orang tuanya, memakai kembali kacamatanya.
"Okee..thanks udah mampir"
"Jangan terlalu serius! Salam buat Agnes"
Julio kembali membuka laptopnya. Sebuah kecemasan tergambar jelas padanya. Julio berfikir sebentar, dan meraih hp nya untuk melakukan panggilan.
Di siang itu juga, Agnes sedang berada di dalam sebuah supermarket bersama dengan Bunda Lena. Agnes sengaja meminta Bunda Lena untuk menemaninya belanja. Ia kangen moment-moment jalan berdua dengan Bundanya.
"Masih mau beli apa lagi, Nes?" tanya Bunda Lena, Agnes yang sedang mendorong troli belanjanya masih sibuk melihat-lihat
"Kayanya udah cukup, Bun.."
"Yakin? Coba di cek dulu, siapa tau ada yang kelupaan" Agnes pun mengecek barang-barang yang sudah diambilnya tadi
"Ya ampun....iya, Bun, ada yang kelupaan"
"Nah kan...."
"Agnes belum ambil susu hamil... Agnes tinggal dulu ya, Bunda tunggu disini aja" jawab Agnes lalu menyerahkan troli belanjanya pada Bunda Lena dan ia pun mencari rak susu ibu hamil. Susu yang ia cari akhirnya ketemu, dan berada di rak paling atas. Kebetulan sedang tidak ada pegawai yang bisa Agnes mintai tolong untuk mengambilkan, ia berusaha sendiri menggapai kotak susu itu dengan kepayahan. Tangannya terlalu pendek untuk menjangkaunya. Ketika Agnes masih berusaha sekuat tenaga untuk mengambil, sebuah tangan yang lebih panjang menggapai benda itu
"Ini kak susunya...." ucap Fero, yang ternyata telah menolong Agnes
"Fero.. Eh, thanks yaa, untung ada elo"
"Harusnya tadi cari pegawainya aja kak"
"Kelamaan, Fer..kirain tadi tangan gue panjang, eh ternyata nggak nyampe juga.."
"Kak Agnes sendirian?"
"Engga, sama Bunda kok.." berbarengan kemudian Bunda Lena muncul sambil mendorong troli belanja "Bunda...."
"Kok lama sih sayang? Bunda khawatir kamu kenapa-kenapa"
"Maaf, tadi Agnes agak susah buat ambil kotak susunya, tapi untung ditolongin sama Fero.. Kenalin, Bun, ini Fero, temen kerjanya Michelle, kemaren Agnes sempet ketemu pas lagi makan siang sama Michelle" Fero pun menyalami Bunda Lena dan memperkenalkan dirinya
"Makasih ya Nak Fero udah bantu Agnes.."
"Sama-sama, Tante, nggak tega aja tadi liat Kak Agnes yang lagi hamil kesusahan gitu"
"Gue sama Bunda mau makan siang, lo ikut aja, Fer, gimana?"
"Nanti ngrepotin kak.."
"Halah, udah biasa aja..yokk, nggak papa kan, Bun, Fero ikut makan sama kita?"
"Ya nggak papa dong, ayo Nak Fero ikut aja.."
"Oh..iya Tante, saya ikut.." jawab Fero. Agnes dan Bunda Lena berjalan terlebih dulu karna harus membayar barang belanjaannya di kasir. Fero, yang berjalan di belakang mereka, tersenyum penuh arti......

YOU ARE READING
FOREVER ✔
Romance[Romance Story] Sequel dari kisah cinta Julio dan Agnes di cerita Promise