Hari-hari Agnes dipenuhi dengan kebahagiaan dan ketidaksabaran menunggu kedatangan bayi kembarnya yang diperkirakan dokter sekitar duabulan lagi. Usia kandungan Agnes sudah menginjak bulan ketujuh. Julio menjadi semakin over protective pada Agnes, ia sudah meminta Agnes untuk cuti kerja karna kondisinya yang semakin mudah lelah. Agnes menurut saja pada perintah suaminya, lusa ia akan mengajukan cuti pada atasannya. Dan kemungkinan untuk bekerja lagi setelah melahirkan, Agnes tinggal menunggu bagaimana baiknya saja.
Selain Julio dan Agnes, Michelle dan Rico juga sedang disibukkan dengan persiapan pernikahan mereka yang tinggal memiliki sisa waktu satubulan lagi. Semua persiapan sudah mencapai lima puluh persen, tema pernikahan yang selama ini diimpikan Michelle akan diwujudkan oleh Rico. Sama seperti Julio dan Agnes dulu, menghadapi hari bahagianya, Michelle dan Rico juga kerap terlibat dalam perselisihan kecil. Rico yang dari awal memang ingin konsep pernikahannya sesuai dengan kemauan Michelle, hanya diam dan menjalankan semua yang diinginkan Michelle.
"Nih bang laporan mingguan yang lo minta, restoran kita jadi makin tinggi omsetnya" ucap Andre pada Julio yang sedang memainkan laptopnya. Apa lagi selain membuka online shop untuk memesan barang-barang keperluan bayi yang sudah diincarnya. Restoran dan keluarga, bagai dua sisi yang berjalan berdampingan bagi Julio. Semua terkendali dengan baik.
"Puji Tuhan yaa..rejeki anak emang nggak ada duanya" jawab Julio.
"Iya yaa, kata orang emang gitu, Tuhan nitipin rejeki untuk orangtua ke setiap anak yang dilahirkannya"
"Tumben lo pinter ngomongnya?"
"Jahat lo, bang! Gini-gini kan gue sarjana juga" Julio tertawa melihat wajah masam Andre.
"Sampe Agnes udah mau lahiran lo belom juga dapet cewe? Parah emang...apasih yang kurang dari lo? Perasaan bagian tubuh lo lengkap semua deh" status jomblo menahun Andre memang kerap menjadi bahan ejekan bagi Julio.
"Serah lo deh seraaahhh....gue emang selalu jadi bahan bullyan buat lo bang!" Andre cemberut dan memilih mengambil hp nya untuk berinternet
"Lo masih obsesi sama Barbie emang?"
"Engga, sengak sih dia lama-lama..nggak kayak dulu pas pertama kenal, dulu aja lembut, sekarang mah jutek" apa yang diucapkan Andre memang benar. Barbie lama-kelamaan berubah menjadi sosok yang tidak lagi lembut seperti dulu. Disatu sisi ia lelah berpura-pura menjadi orang baik didepan Julio dan yang lainnya, tapi di sisi lain desakan dari Silla bagai bom waktu baginya.
"Cewe kan biasa gitu tiap bulan, oh ya deng...lo kan nggak pernah punya cewe ya, jadi nggak apal" lanjut Julio dan kembali tawanya membuat Andre kesal
"Terus aja lo bang...walo gue jomblo gue juga tau kali gimana cewe jutek karna PMS dan emang aslinya jutek. Lo nggak tau sih, gue pernah mergokin Barbie marah-marah nggak jelas ke pegawai, ilang deh citra dia yang dulu.."
"Emang ada kesalahan kali makanya dia marah..lagian elo ye malah ngajak gue ngomongin orang siang-siang..kampret dasar!"
"Lo duluan yang mulai bahas Barbie!"
Saat sedang menjadi bahan obrolan, sosok Barbie muncul dengan membawa secangkir teh ditangannya. Ia mendekat pada Julio dan memegang bahunya. Julio yang kaget buru-buru menyingkirkan tangan Barbie.
"Aku bawain teh buat kamu, Jul..." ucap Barbie. Ia melirik pada Andre namun Andre seperti tidak ada minat untuk berkomentar.
"Makasih, Bie..nggak perlu repot-repot harusnya"
"Nggak ngrepotin kok..kamu perlu apa? biar aku yang ambilin?" tanya Barbie. Andre merasa aneh pada sikap Barbie, dia bisa cuek dengan laki-laki lain, tapi selalu manis pada Julio. Apa Barbie ini type perempuan perebut suami orang? tanya Andre dalam hati
YOU ARE READING
FOREVER ✔
عاطفية[Romance Story] Sequel dari kisah cinta Julio dan Agnes di cerita Promise