Important!
Cerita ini gagal revisi, jika masih ingin lanjutkan baca silahkan, namun perlu di cek ke lapak sebelah, saya buat cerita baru yang jauuuuuuuhhhhh lebih bermutu (kayaknya)
Sooooo, check em out please :)
Enjoy!
(tanpa prolog)Aku lahir saat hujan, itu menjadikan inspirasi mama dan papa memberi ku nama, Raina.
Aku suka bermain dengan hujan, aku merasa bebas, Papa dan mama selalu membiarkan ku dari aku masih kecil sampai sekarang, katanya, mungkin ini karna aku lahir saat hujan.
______________________________________
Ku erat kan jaket tebal ku yang menjuntai sampai lutut, Desember di London tahun ini terasa lebih dingin dari tahun tahun sebelumnya.
Salju mulai turun kembali, sepertinya aku harus menepi ke Cafe dekat sini terlebih dahulu, aku rasa, aku butuh secangkir kopi sebelum kembali kerumah.
Aku mengambil posisi dipojok cafe yang mengarah ke jalanan. Taklama aku menyeruput kopi kental ku ini, aku menangkap pandangan sepasang orang berkisar 50 dan 45 tahun bercanda canda manja sambil meneguk latte nya. Aku mengenal mereka! Itu, Papa kan?!
Aku berniat menghampirinya, tapi kuurungkan dulu sampai aku sudah tidak tahan. Ya, mungkin aku siap sekarang. Aku melajukan Kaki ku pasti dan konstan.
"Hai" sapa ku canggung
Papa dan wanita yang sedang bercanda canda manja itu menatap ku, kaget? Jelas.
"Raina? Kamu kok disini? Ayuk gabung sama papa" ajak Papa
"Oiya, ini, kenalin, temen papa, Tatiana La'Diane" jelas papa
Aku mengangguk dan dibalas senyum ala ibu ibu kaum borjuist yang merindukan aroma uang.
Setelah melewati beberapa fase awkward, ayah pun mengajakku pulang.
"Rain" ujar Papa saat kami sudah dalam perjalanan pulang
"Ya?" tanyaku
"Tatiana baikkan? Tanya Nya
Aku mengendikkan bahu ku teratur.
"Papa suka sama dia, kamu setuju ya?" cerita Papa antusias
Tidak! Papa ku tidak sekingkuh, Papa dan Mama bercerai 5 tahun lalu, saat aku berumur 12 tahun.
Beberapa wanita mendekati papa semenjak itu. Yang tujuan nya hanya menggapai impian sosialita mereka.
Papa adalah pemilik suatu brand fashion ternama, sebenarnya, papa adalah penerus Kakek. Brand nya sudah mendunia."Enggak, dia sama dengan jutaan wanita lainnya yang papa temui kecuali mama" ujarku pahit
"Rain" pinta papa
Tak ku balas apapun, sampai rumah aku berlari ke dalam kamar, malas membahas nya.
Waktu menunjukan pukul 7 malam, aku menuruni anak tangga dan menempati kursi di meja makan, Makanan italia sebagai makan malam hari ini.
Setelah menutup makan malam dengan pannacotta berlumur saus strawberry, aku kembali masuk kekamar untuk mengepack barang-barang ku untuk besok.
Besok aku akan menemui mama, sebenarnya, aku tinggal bersamanya, namun saat ini aku sedang tinggal dirumah papa, ini kebiasaan ku setiap liburan.
Seseorang mengetuk pintu kamar ku, belum ku jawab apa-apa Ia sudah membukanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAINA (COMPLETED)
Teen FictionApakah sulit menjalani hidup dengan kedua orang tua yang bercerai dan keduanya memiliki dambaan hati-hati masing-masing? Apakah sulit menyukai seseorang yang seharusnya tak kusukai? Apakah salah mencintainya sampai rasanya sesakit ini?