"Rain........." suara ketukan pintu dari luar kamar ku, yap kamar, aku menginap di rumah selama di inggris, sudah 2 hari aku disini, dan Scott selalu main kesini setelah jam kuliah nya usai.
Itu suara Julient kan?
"Masuk" teriakku balik
"Hm?" gumamku sambil sibuk dengan laptop ku.
"Berkas nya lengkap, bukti-bukti yang kita cari dua tahun lalu sudah terkumpul lengkap, aku telah memberinya pada pihak kepolisian sebenarnya seminggu lalu, ini semacam kejutan untuk mu, kasusnya naik ke meja hijau!" ucap Julient dengan wajah berbinar.
Aku memang sudah lama tidak memikirkan masalah ini, tetapi apa mau dibuat, itu termasuk kriminalitas besar bukan? Bahkan Scott bilang kemarin Dadnya sudah melapor kasus penipuan yang Tatiana lakukan, buktinya masih kurang kuat, dan Scott memilih mendiamkan nya saja, dan sudah uhmmm, hampir dua tahun, Dadnya menyuruh Scott test DNA untuk menuntut Tatiana, entahlah.
"kapan aku harus menghadiri pengadilan nya?" tanyaku
"kosongkan jadwal mu untuk besok, aku sudah mengundang Renio, dan sekalian ditambahkan kasus penipuan Scott dan Dadnya itu" ucap Julient semangat.
"Waw!" aku melompat girang akhirnya Papa mendapat keadilan.
Aku berlari memeluk Julient,
"Thank you somuch, Julient! Papa pasti seneng dan akan tenang kalau kasusnya sudah di angkat ke meja hijau!" air mataku keluar begitu saja, rasa sedih dan bahagia bercampur menjadi satu.
"ehm" seseorang berdehem dibalik pintu, kulihat Scott menggenggam sebuah rangkaian bunga yang indah, aku segera melepaskan pelukan Julient dan menghampirinya.
Ia menyodorkan rangkaian itu dan kuterima, lalu memeluknya.
"Scott" aku mendekap di pelukkannya, melupakan ada Julient yang mengamati kami.
"Hm?" ucapnya masih menopang dagunya di atas kepalaku.
"Kasus nya dibuka, Papa akan mendapat keadilan, kasus penipuan mu juga di tambahkan, dampingi aku ya." aku menatap matanya.
"Hm" Ia hanya bergumam dan kembali memelukku erat sampai suara batuk keras menginterupsi kami. Oh, Julient.
"Maaf, hahaha, aku sangat bahagia."
-----------------------------------------------------------
Persidangan berjalan dengan lancar, aku tidak menyangka semuanya akan berjalan begini lancarnya, pidana hukuman 20 tahun lebih dijatuhkan, atas tuduhan pembunuhan berencana dan penipuan, oops! Dia juga tersangkut kasus korupsi, Ia dan pengacaranya mengajukan banding, namun karena kuatnya tuduhan dan bukti, aju banding dikesampingkan oleh hakim.
Masalah test DNA, ternyata diam-diam telah diambil Dadnya Scott, itulah yang membuat kasus penipuannya naik ke meja hijau.
"Jadi, apa rencanamu kedepannya?" kami sedang berada di pinggir themes river, berjalan-jalan dan mencari udara.
"Entahlah, dunia ini sulit ditebak." ucapku enteng sambil berjalan menyusuri sungai.
"Terimakasih masih menyisakan ruang dihatimu untuk menerimaku kembali." Scott menatapku, langkah kami terhenti.
"Jangan bercanda, kau memang salah satu bagian nya" Ucap ku terkekeh.
"Uhm, Scott, minggu depan aku kembali ke New York" aku berkata pelan, sedikit ada jarak dan keheningan.
"lalu? Kau mengharapkan aku menangis menahan mu tinggal? Jangan klise, kau hanya kuliah." Ucapnya sambil menghidupkan handphonenya dan membuka kamera.
"Dasar tidak romantis!" ucapku kesal berjalan menjauh.
Ya, kami berbaikkan lagi setelah itu, dan ini hanya awal dari suatu kejelasan dalam sebuah hubungan, akan banyak hambatan kedepannya, apalagi Jarak, tapi yang aku senang, kini masalah Papa sudah selesai, aku yakin Ia akan semakin tenang diatas sana. Aku berjalan sambil melihat ke atas, Scott merangkul bahuku dan tangan kanannya memegang payung, yaa hujan, hujan membawa sejuta kebahagiaan dan sedikit, well, lumayan banyak, kepahitan. Hmm, seimbang sebenarnya, dan itulah hidup.
SELESAI

KAMU SEDANG MEMBACA
RAINA (COMPLETED)
Teen FictionApakah sulit menjalani hidup dengan kedua orang tua yang bercerai dan keduanya memiliki dambaan hati-hati masing-masing? Apakah sulit menyukai seseorang yang seharusnya tak kusukai? Apakah salah mencintainya sampai rasanya sesakit ini?