Clear?

2.4K 97 0
                                    

Maaf Kalo saya jarang bgt update, blom ada HP baru karena mati total HP yang rusak ituuuu, jadi gini dehh, susah nulisnya, btw Raina sudah mau tamatttttt, dan akan ada mini sequel nya!
HAPPY READING
Setelah seminggu menjalani rutinitas di London, tepatnya hotel, aku sangat-sangat bosan, hanya, bangun, sarapan ke restaurant bawah dengan Quentin, Ia menjaga ku belajar sampai selesai, lalu aku istirahat dan dia menonton TV, setelah itu kami makan malam di restaurant bawah juga, dan kembali ke kamar masing-masing. Sungguh membosankan, aku telah menghubungi Dad beberapa hari lalu, Ia menyuruhku tidak keluar hotel sama sekali, takut ada wartawan atau paparazzi yang melihat.

Julient pun beberapa kali datang membawa kabar-kabar tentang Papa yang kesehatannya berkurang menjelang pernikahannya, Julient bilang Ia menguping pembicaraan Papa dengan Tatiana, berkali-kali Tatiana melarang papa menghubungi ku, dan ketika ada Scott, Ia akan pura-pura bersedih, karna aku berusaha merusak pernikahannya, padahal aku tidak melakukan apapun. Beberapa anak perusahaan pun telah diatas namakan milikku dan Renio, dan juga beberapa toko, Julient bilang ke papa, bahwa Itu sudah seharusnya sebagai seorang CEO, mengingat papa mau menikah lagi dan ya, memang sudah seharusnya diturunkan ke anak.Begitu senangnya aku, mendengar Tatiana yang awalnya melarang permintaan Julient, dan berujung Papa membentaknnya.

Renio pun sudah seminggu tak mengunjungiku, ia sibuk sekolah, tadi aku di sms, dia bilang, malam ini Ia akan datang dan mengajak aku dan Quentin makan di restaurant bawah tentunya, mengingat, besok hari pernikahan Papa dan Tatiana, dan kami tidak bisa melakukan apa-apa.

Teman-teman ku pun sudah mengetahui kabar tersebut, Evie bilang Ia semakin benci kepada Scott, tapi yasudahlah. Scott tak ada dipandangan ku akhir-akhir ini, ya, semenjak insiden seminggu lalu, Ia tak terlihat lagi, kamar sebelah pun tampak kosong, kudengar dari Renio, Ia menginap di rumah Tatiana, karna selalu ikut ke rumah.

Kini, aku sedang bersiap-siap ke bawah, seseorang mengetuk pintu kamar hotel ku, aku melangkahkan kakiku keluar, pasti Quentin.

"Sudah siap?" tanyanya.

Aku mengangguk dan ikut dengannya turun.

Sesampainya dibawah, aku mendapat sms dari Renio, bahwa Ia akan menjemputku sebentar lagi, dan tidak jadi makan di restaurant bawah.

"Quentin, kita nunggu di lobby aja ya, sbentar lagi Renio sampai, kata dia, gak jadi makan disini" ucap ku.

Ia mengangguk mengikuti langkah kakiku yang berbalut heels santai bercorak floral, senada dengan dress yang aku pakai saat ini.

"Quent, tutupin aku, takut ada pap" ucapku pelan yang masih terdengar, ia terkekeh lalu menarik pinggangku mendekat, aku pun menunduk.

"Gak kaya gini juga" ucapku kesal.

"Mau nya gimana?" tanya nya santai.

"Ah, sudahlah, itu Renio, ayok" ajakku.

Renio yang menyetir malam ini, aku menyuruh Quentin duduk didepan.

Sampai di restaurant, kami duduk di tempat yang sedikit tertutup agar tidak terlihat paparazzi, karna saat aku tadi turun, aku mendengar namaku dipanggil seseorang tak jelas.

"Ren, sepertinya paparazzi tau, lihat ini" ucapku sambil menunjukan hp ku ke Renio, yang menunjukan kami saat tadi masuk kerestaurant.

Hp Renio berbunyi seketika, aku yakin itu papa.

"Aku tak mengira hidup mu seberat ini, Rain" ucap Quentin.

Aku hanya tertawa sinis mendengar candaannya.

"Rain, we're in trouble!" ucap Renio tak bersuara sambil tetap menelfon Papa, dan tangannya yang bebas seperti memotong leher.

Aku menghela nafasku kasar.
Akhirnya, mereka mengakhiri telfon itu.

RAINA (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang