Maaf saudara2 hp ku rusakkk, pas libur Kemaren dan belum ganti sampai sekarang, ini Aja dri draft, sengaja Dilamain updatenya biar bisa update terus, Mohon dimengerti
Happy Reading!
Aku memakai cardigan ku lalu turun kebawah, tak peduli dengan Quentin, aku langsung turun karna perutku sudah memanggil namaku meminta sepotong roti.
Setelah mengambil beberapa roti isi kecil, cereal dan susu, aku duduk di tempat berisi 4 kursi.
Saat ku sedang menikmati cereal ku, seseorang menarik kursi didepan ku.
Aku menatap kedepan, mendapati Quentin."Mengopoa koa meninggalkoham kou" ucapnya takjelas sambil menguap.
"Perutku memanggil namaku" ucap ku santai
Dan ia terkekeh.
Dia beranjak mengambil beberapa makanan lalu duduk kembali dimeja.
"Kau ada janji hariini?" tanyanya
Aku mengangguk.
"Ya, dengan Kembaranku" ucap ku.
"Renio?" tebaknya.
Aku mengangguk, bagaimana Ia bisa kenal.
"Kenal?" tanya ku
Ia mengangguk.
"Darimana?" tanyaku lagi.
"Dad mu banyak bercerita, saat aku lihat fotonya di internet ternyata Ia teman games online ku" ucapnya.
Aku terkekeh.
"Rain!" panggil seseorang dari jauh, ah itu dia, Renio!
"Ahh, hai" ucapku, Ia pun duduk disebelahku.
"Ini.... Queninor?" tanyanya bingung
Quentin mengangguk,
"Ya, ehm, Quentin saja" ucapnya.
"Kalian kenal?" tanya Renio
Aku mengangguk.
"Dimana Scott?" tanya Renio.
Oh! Aku lupa menceritakan bahwa aku sudah berantem lagi dengannya, padahal baru saja aku beritahu Ren bahwa kami sudah berbaikan, beberapa hari lalu.
"Kami berantem lagi" ucapku kecewa
"Kenapa?" tanya Renio polos.
"Ia lebih percaya Tatiana" ucapku
Sepertinya Tatiana memakai ramuan.
"Oiya, Quen...tin ya, Quentin, kau bagaimana kenal Raina?" tanya Renio penasaran.
Bukannya menenangkanku kini mereka malah menggosipi ku, padahal aku disebelahnya persis.
Aku berdehem.
"Quent, kau sudah sampai level brp?" tanya Renio mengubah topik, yang kini berubah menjadi game, ahhh gamers.
"32, yaa sedikit lagi" ucap Quentin sombong.
"Beri aku sedikit cash, aku ingin membeli starter pack" pinta Renio
"Yaa. Nanti aku kirim, kapan kapan kita harus duel lagi" ajak Quentin
"Aku tidak mengerti, ayo pergi" ucapku selesai makan dan malas mendengar celotehan mereka.
"Mau kemana memang hari ini?" tanya Quentin.
"Aku ingin bertemu papa" ucap ku
Renio menggeleng cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAINA (COMPLETED)
Teen FictionApakah sulit menjalani hidup dengan kedua orang tua yang bercerai dan keduanya memiliki dambaan hati-hati masing-masing? Apakah sulit menyukai seseorang yang seharusnya tak kusukai? Apakah salah mencintainya sampai rasanya sesakit ini?