Author's PoV
"Carin!!!" Teriak calvin terkejut sambil menopang carin yang tiba-tiba tak sadarkan diri.
Calvin segera membopong tubuh mungil carin ke klinik kantor yang berada di lantai yang sama. Calvin tak memperdulikan berbagai tatapan dari para karyawannya.
Ketika ia sudah sampai di depan pintu klinik, ia menendang pintu klinik itu dengan kasar. "Segera periksa dia!" Ucap calvin panik pada dokter yang sedang berjaga di klinik tersebut. Dokter itu menuntun calvin ke ruangan pemeriksaan. "Baringkan dia sir" ujar dokter itu pada calvin. Calvin segera membaringkan carin diatas kasur pasien. "Saya akan memeriksanya, harap anda tenang" ujar dokter pada calvin. Calvin mengacak rambutnya gusar. Ia begitu panik. Calvin terus memperhatikan dokter yang sedang memeriksa carin.
"Ia tidak sadarkan diri karena lemas, sepertinya ia telat makan dan maaghnya kambuh" ujar dokter itu setelah memeriksa keadaan carin. "Kau yakin?" Tanya calvin tak percaya. "Ya sir, mungkin ia akan sadar beberapa jam lagi" dokter itu menjawab pertanyaan calvin. "Tak ada obat untuknya, jika ia siuman nanti berikan di makan lembut dulu, jaga pola makannya" calvin mengangguk.
"Lery apa mobilku sudah siap?" Tanya calvin pada lery yang setia mengikutinya. "Sudah sir" jawab lery. Calvin segera membopong carin yang masih pingsan keluar meninggalkan klinik.
Calvin berniat membawa carin ke penthousenya agar carin bisa beristirahat. Calvin tidak membawa carin pulang kerumahnya karena calvin tidak tahu dimana gadis itu menyimpan kunci rumahnya dan tentu saja di rumahnya tidak akan ada yang menjaga dia.
***
Sesampainya di penthouse, calvin segera membawa carin ke kamar miliknya. Entah kenapa ia tidak kepikiran untuk membawa carin ke kamar tamu yang berada di rumahnya.
Ia segera membaringkan carin di king bed mewahnya. Ia melepas heels carin lalu menyelimuti gadis itu.
Ia menatap wajah pucat gadis itu. Ia nampak sangat rapuh, bahkan mungkin ia akan hancur dengan satu rengkuhan saja. Sungguh malang, gadis seperti dia harus menanggung kejamnya dunia ini, batin calvin.
Calvin akhirnya memilih untuk duduk di sofa yang berada di kamarnya untuk melanjutkan pekerjaannya yang bisa di kerjakan. Ia mengabil iPadnya lalu melihat harga saham hari ini.
***
Carin's PoV
Aku membuka mata ku perlahan, ada rasa pusing yang menyerangku ketika aku membuka mata. Aku menyadarkan diri ku seutuhnya. Aku melihat sekeliling ruangan. Aku dimana? Jelas ini bukan kamar ku. Ruangan ini nampak sangat mewah bahkan luasnya lebih luas dari rumah ku. Ruangan ini bergaya masculin dengan di dominasi warna hitam dan maroon.
Aku melihat ke seliling ruangan dengan keadaan masih berbaring. Aku mendapati sesosok pria yang tak asing lagi bagi ku sedang duduk di salah satu sofa dekat ku. Aku terlonjak kaget saat menyadari siapa pria itu.
"Kau sudah sadar?" Tanya pria itu sambil bergegas mendekati aku. "Cal.. Maksud saya Mr. Equino?" Tanya ku yang masih tak percaya. "Iya, bagaimana keadaan mu?" Ujarnya khawatir sambil mencoba membantu ku untuk duduk. "Dimana ini?" Tanya ku penasaran. "Bisakah kau menjawab pertanyaan ku dulu carin? Aku tanya bagaimana keadaan mu?" Tanya calvin kesal namun tangannya memberi segelas air putih pada ku. "Better than before" jawab ku setelah meneguk segelas air putih yang ia berikan tadi.
"Kapan terakhir kali kau makan?" Tanya calvin dengan sedikit kilatan marah di manik mata birunya. "Kemarin pagi sir" jawabku sambil menggigit bagian dalam bibir ku. "Ya tuhan..." Ucapnya frustasi sambil mengacak-ngacak rambut hitamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mon Amour
RomanceTak mudah hidup sebatangkara. kesepian... itulah yang ku rasakan. beban hidup ku bertambah ketika aku bertemu dengannya, ya dia CEO di tempat ku bekerja- Carin Weshley semua wanita pasti akan bertekuk lutut dengan ketampanan dan kekayaan ku, kecuali...