part 9

65.5K 3.2K 18
                                    

Author PoV

Matahari mulai menampakan dirinya. Carin mengerjapkan matanya, mencoba mengumpulkan nyawanya. Ia duduk lalu mengolet. Keadaannya sudah pulih.

Carin beranjak dari ranjang lalu berjalan ke balkon kamar calvin. "Sangat indah...." Gumam carin pelan sambil menikmati udara sejuk pagi hari kota new york dan pemandangan indah dari balkon kamar calvin. Di balkon kamar calvin menampakan pemandangan indah taman belakang  penthouse calvin. Nampak pelayan yang sedang menyirami tanaman dan bunga-bunga di taman penthouse calvin.

Seteleh puas menikmati udara segar, carin menuju kamar mandi untuk mencuci mukanya dan menggosok gigi.

Ia telah selesai membersihkan dirinya lalu membereskan kamar calvin. Ia tak tahu ingin melakukan apalagi, akhirnya ia memutuskan untuk turun kebawah. "Mungkin ada yang bisa aku kerjakan dibawah" ujarnya, lalu meninggalkan kamar calvin.

***

Carin berjalan menuruni tangga, rumah calvin masih nampak sepi. Carin melihat ada seorang pelayan wanita sedengang mengelapi meja. "Maaf, bisa tunjukan saya dimana dapur?" Tanya carin sopan. "Mari saya antar" jawab pelayan itu ramah. Pelayan tersebut segera menuntun carin menuju dapur.

Carin menganga melihat dapur di penthouse calvin. Dapurnya nampak luas dan bersih. Alat-alat masak lengkap tersedia di dapur ini.

"Pagi miss" sapa ramah lora sambil memotong wortel. "Pagi"  jawab carin yang tak kalah ramah. "Apa yang anda butuhkan miss...?" "Panggil saja aku carin" jawab carin dengan senyum manisnya. "Apa yang anda butuhkan miss carin? maaf jika kami telat menghidangkan sarapan untuk anda" jelas lora. "Oh tidak tidak... Aku hanya ingin membantu, apa ada yang bisa aku kerjakan?" Tanya carin. "Tidak perlu miss, anda tamu disini" jawab lora sopan. "Panggil saja aku carin, aku ini secretary mr. Equino jangan perlakukan aku seperti itu" jelas carin. "Anda secretary mr. Equino? Saya pikir anda kekasih mr. Equino" jawab lora yang mampu membuat carin membelakakan matanya.

"Oh tolonglah beri aku pekerjaan..." Carin  tidak tahu siapa nama pelayan itu. "Panggil saja lora miss, saya kepala pelayan disini" jelasnnya. "Okey, aku tidak enak bila tak membantu, tolong berikan aku pekerjaan lora" mohon carin pada lora.

"Baiklah jika anda memaksa, anda bisa memotong sayuran ini" jawab lora sambil menyerahkan chopingboard, pisau dan beberapa sayuran. Carin mengangguk semangat lalu mulai memotong sayuran. "Mengapa kau bisa berpikir bahwa aku adalah kekasih mr. Equino?" Tanya carin sambil memotong sayuran. "Karena mr. Equino belum pernah membawa wanita kerumahnya. Anda yang pertama" jawab lora dengan senyum. Carin tak percaya dengan ucapan lora. Mungkin lora hanya berusaha membuat citra baik untuk bossnya, batin carin.

"Sedang apa kau?" Tanya calvin dengan suara khas bangun tidur yang tiba-tiba saja datang. Bahkan calvin masih terlihat tampan dengan raut mukanya yang mengantuk dan rambutnya yang acak-acakan. Lora dan carin terkejut, lalu menghentikan kegiatannya. "Saya sedang membantu lora sir" jelas carin. "Saya sudah melarangnya tuan, namun miss carin tetap memaksa" jelas lora dengan nada ketakutan. Calvin berjalan menuju meja bar yang berada di dapur lalu menuang segelas air putih. Ia menengguk segelas air putih itu sampai habis.

"Aku tidak mau carin terluka lora, jaga dia, jika ada bagian tubuhnya yang terluka ku pastikan kau tidak akan bekerja untuk ku lagi" ujar calvin lalu meninggalkan dapur.

"Maafkan aku lora, sungguh aku menyesal" mohon carin pada lora setelah kepergian calvin. "Tidak apa-apa miss, lebih baik anda duduk di meja makan. Chef nael akan menghidangkan sarapan untuk anda dan mr. Equino" jawab lora sambil tersenyum tulus. Carin mengangguk lalu meninggalkan dapur.

Mon AmourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang